Chapter 7

1071 Words
Nenek Mia terkejut mendengar kabar jika Bianca tidak ada di rumah, beliau langsung bertanya pada para pelayannya. "Apa kalian sudah mencarinya di sekitar rumah?" "Sudah, Nyonya." Semua orang di perintahkan untuk mencari Bianca sekali lagi di dalam rumah. Beberapa menit berlalu Tidak ada yang menemukan Bianca, walaupun mereka sudah mencari di setiap kamar, dan ruangan, tapi gadis itu tidak terlihat sama sekali di dalam rumah. "Maaf, Nyonya. Nona Bianca tidak ada, Nyonya." ujar pelayan. "Bagaimana kalian menjaganya? Kenapa dia bisa sampai hilang?" tanya Nenek Mia yang mulai panik. Semua orang merasa takut, dan khawatir. Sedangkan Nenek Mia tengah mengkhawatirkan keadaan Bianca. "Kamu dimana sayang, Bianca." ujar Nenek Mia. Erza pun datang. Ketika dia masuk ke dalam rumah, semua orang tengah berkumpul di ruang tengah. "Ada apa ini? Kenapa semua berkumpul di sini?" tanya Erza. Nenek Mia pun langsung menghampiri cucunya itu, kemudian Beliau berkata. "Bianca hilang, Za." "Baguslah." gerutunya. "Apa kamu bilang?" tanya Nenek Mia "Tidak ada, Nek. Bagaimana mungkin dia bisa menghilang? Dia saja tidak bisa melihat. Mungkin dia sedang main petak umpet di dalam lemari pakaiannya." "Kami sudah mencarinya di setiap sudut di rumah ini, Tuan Muda." ujar salah seorang pelayan. "Mungkin kalian kurang teliti mencarinya." "Kami sudah mencarinya berkali-kali." sahut pelayan yang lain. "Za, tolong carikan Bianca, sayang. Tolong ya." pinta Nenek Mia. Cucunya itu menolak, karna dia tidak ingin melihat wajah Bianca. Namun, Nenek Mia tetap membujuk cucunya itu agar mau mencari Bianca. Setelah beberapa saat, akhirnya Erza menuruti permintaan Nenek Mia untuk mencari Bianca. Erza mentitahkan seseorang untuk mencari Bianca, dan dia menunggu kabar. Hari mulai petang. Namun, belum ada kabar dari orang suruhan Erza. Nenek Mia pun semakin khawatir dengan keadaan Bianca. "Bagaimana sayang? Apa belum ada kabar juga?" tanya Nenek Mia "Belum, Nek. Tenanglah. Jika Nenek seperti ini maka Nenek yang akan sakit." ujar Erza "Tenang saja. Nenek tidak akan kenapa-napa." Satu jam berlalu. Akhirnya ada kabar dari orang suruhan Erza. Mereka menemukan keberadaan Bianca. Gadis itu di temukan di pinggir pantai. Nenek Mia pun merasa sedikit lega mendengar kabar tersebut, namun beliau masih merasa khawatir dengan keadaan Bianca karna gadis itu dalam keadaan belum sembuh total. Satu jam kemudian. Bianca dan orang suruhan Erza pun sampai di kediaman Nenek Mia. Ketika gadis itu di bawa masuk ke dalam, Nenek Mia langsung memeluknya dan menanyakan keadaannya. "Bagaimana keadaan kamu, sayang?" tanya Nenek Mia "Bianca merasa lelah, Nek." jawab gadis itu. "Baiklah. Sekarang kita masuk ke dalam kamar supaya Bianca bisa beristirahat." "Iya, Nek." Akhirnya Bianca dan Nenek Mia beranjak menuju lantai 2. Mereka menuju ke kamar gadis itu. Sedangkan para pelayan akhirnya bubar, dan kembali ke pekerjaan mereka masing-masing. Beberapa para pelayan tengah menggosipkan tentang hilangnya Bianca hari ini. Mereka merasa aneh, karna Bianca merupakan gadis yang tidak bisa melihat, tapi kenapa dia bisa sampai ada di pinggir pantai. Dan lagi, kediaman Nenek Mia sangat ketat penjagaannya, namun bagaimana bisa seseorang masuk ke dalam, dan membawa Bianca pergi tanpa ada yang tahu. "Ehem!" Dehuman dari seseorang membuat para pelayan itu terdiam. Ketika para pelayan itu menoleh, ternyata dehuman itu dari Erza. "Apa kalian tidak ada pekerjaan?" tanya Erza Seketika itu juga para pelayan membubarkan diri. Sedangkan Erza masih berdiri di tempat itu sembari mengumpat kesal "Sial! Jika bukan karena Nenek yang meminta, pasti gadis itu masih berada di luar dan tidak akan kembali ke rumah ini." gerutu Erza. "Seharusnya aku membuangnya lebih jauh lagi supaya ada yang memungutnya." lanjut gumam Erza. Flashback On Beberapa jam sebelumnya Setelah kepergian Nenek Mia, para pelayan juga tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Di waktu itu Erza datang ke kediaman Nenek Mia. Dia masuk ke dalam kamar Bianca dan kebetulan gadis itu tengah tertidur. Erza pun langsung membiusnya. Ketika gadis itu telah benar-benar pingsan, Erza membawanya keluar dari kediaman Nenek Mia, karna mobilnya terparkir di luar kediaman, jadi dia harus menggendong Bianca hingga mobilnya. "Hah ... Hah ... Hah ... Hah ... ternyata gadis ini berat juga. Selain buta, dia juga sangat merepotkan." gerutu Erza. Akhirnya Erza menyalakan mesin mobilnya, dan melajukan mobilnya ke sebuah tempat. Perjalanannya cukup jauh dari kediaman Nenek Mia. Beberapa saat kemudian Mobil Erza akhirnya berhenti, dan dia sampai di tempat yang diinginkannya untuk meninggalkan Bianca. Erza menggendong Bianca keluar dari mobilnya, kemudian dia berjalan agak jauh dari mobilnya. Setelah itu, Erza meletakkan tubuh Bianca, lalu dia beranjak pergi. Sedangkan Bianca masih belum sadarkan diri. "Semoga dia di pungut oleh seseorang." ujar Erza. Flashback Off Ketika Erza mengatakan tentang dia yang membawa Bianca pergi, ada salah seorang pelayan yang tidak sengaja mendengarnya, pelayan itu pun terkejut. Namun, pelayan itu segera pergi dari tempat itu dan dia tidak mengatakannya pada siapapun. Pelayan itu berpura-pura seperti tidak mendengar apapun dan tidak mengetahui apapun. Sedangkan di dalam kamar, Nenek Mia tengah menemani Bianca. Beliau tidak ingin jika Bianca hilang lagi. tok tok tok "Ya. Masuk." sahut Nenek Mia CKLEK "Permisi, Nyonya." Ujar salah seorang pelayan "Masuklah." ujar Nenek Mia Pelayan itu masuk ke dalam kamar Bianca dengan membawa tray yang berisi makanan. "Ada apa?" tanya Nenek Mia. "Ini makanan untuk Nona Bianca, Nyonya." "Letakkan saja di atas meja. Lalu keluarlah, dan lakukan pekerjaan kamu." "Baik, Nyonya." Pelayan itu langsung meletakkan tray di atas meja sesuai dengan titah Nenek Mia, kemudian dia keluar dari kamar. "Bianca." ujar Nenek Mia membangunkan Bianca "Hm?" "Ayo, bangun. Kamu perlu makan, lalu minum obat kamu." Gadis itu langsung bangun, lalu Nenek Mia mengambil piring makanannya. Setelah itu, Nenek Mia menghampiri Bianca untuk menyuapinya. "Ayo, buka mulut kamu." ujar Nenek Mia Bianca membuka mulutnya, kemudian Nenek Mia menyuapi gadis itu. "Makanlah yang banyak supaya kamu cepat sehat." Tanpa berkata, Bianca memakan makanannya dengan disuapi Nenek Mia. Setelah mendapat lima kali suapan, Bianca merasa kenyang, dia tidak ingin makan lagi. Nenek Mia pun berhenti menyuapi Bianca. Beliau mengambil minum dan obat untuk Bianca. "Sekarang minum obat kamu, ya." Bianca pun mengangguk. Gadis itu menerima obatnya, kemudian meminumnya. Sejenak Nenek Mia dan Bianca berbicara sembari menunggu makanan dan obat yang diminum Bianca bisa di cerna dengan baik. "Apa Bianca ingat apa yang terjadi?" tanya Nenek Mia. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Kemudian dia berkata. "Yang Bianca tahu hanya ketika Bianca sadar, Bianca mendengar suara air, lalu Bianca merasakan pasir." "Selebihnya?" "Tidak ada, Nek. Bianca juga tidak tahu, kenapa Bianca ada di sana dan siapa yang membawa Bianca ke sana." Nenek Mia merasa bingung. Beliau tidak tahu harus melalukan apa, tapi beliau sangat bersyukur karna Bianca kembali ke rumahnya dengan selamat dan tidak kurang apapun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD