Chapter 6

1032 Words
Setelah di bentak oleh Nenek Mia, Erza pun beranjak pergi dari kamar tersebut. "Sudah ya, sayang. Bianca tidak perlu mendengarkan perkataan cucu Nenek." Ujar Nenek Mia sembari mengelus rambut gadis itu. Bianca pun mengangguk mengiyakan, namun di dalam hatinya dia merasa sedih walaupun yang di katakan Erza memang benar. "Sekarang. Bianca istirahat." ujar Nenek Mia Gadis itu di bantu Nenek Mia untuk naik ke atas tempat tidurnya. Kemudian Nenek Mia meninggalkan Bianca, dan menghampiri Erza. "Nenek sama sekali tidak suka dengan perkataan kamu tadi, Erza," ujar Nenek Mia. "Apa yang kamu katakan tadi sangat menyakitinya." "Tapi itu kenyataannya, Nek." "Tidak. Bianca bukan gadis yang merepotkan bagi Nenek, Bagi Nenek, Bianca merupakan gadis yang manis dan baik." Erza sama sekali tidak peduli pada Bianca, walaupun Nenek Mia berkata bahwa, dia gadis yang manis dan baik. Yang pasti, Erza sangat tidak menyukai Bianca, dan dia tidak menerima Bianca tinggal di kediaman Neneknya. "Erza, pulang Nek." pamitnya. "Loh. Kamu tidak menginap disini?" tanya Nenek Mia "Tidak. Erza baru ingat jika masih ada pekerjaan." ujarnya. Pria itu beranjak pergi, dan langsung menaiki mobilnya. Sedangkan Nenek Mia duduk di ruang tengah sembari memikirkan Erza yang tidak mau menerima Bianca. "Semoga dengan berjalannya waktu Erza akan menerima Bianca, dan mereka bisa dekat." ujar Nenek Mia Sedangkan di sisi lain, Bianca tengah berdiri di dekat pinggiran tangga. Dia tengah merasa sedih dan bersalah, karna kehadirannya membuat Nenek Mia dan cucunya jadi bertengkar. Setelah beberapa saat kemudian ada pelayan yang kebetulan naik, dan melihat Bianca, dia bertanya pada gadis itu. "Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Pelayan "Aku hanya ingin menghirup udara di luar, tapi aku tidak bisa menuruni anak tangga itu." ujar Bianca "Baiklah. Akan saya bantu." ujar Pelayan. "Tidak perlu. Terima kasih. Aku akan kembali ke kamar saja." ujarnya Kemudian, Bianca pun beranjak kembali ke kamarnya, sendirian. Sedangkan di belakang Bianca ada pelayan yang mengikutinya, dia hanya ingin memastikan jika Bianca benar masuk ke dalam kamarnya. Setelah Bianca benar masuk ke dalam kamarnya, pelayan itu pun beranjak pergi, dan melakukan pekerjaannya. Sedangkan Bianca yang tengah duduk di sofa kamarnya, dia hanya melamun memikirkan bagaimana jika dirinya meminta pada Nenek Mia untuk mengembalikannya ke rumahnya yang lama. Tiga jam berlalu Waktunya untuk makan siang. Nenek Mia mendatangi kamar Bianca untuk mengajaknya turun ke lantai 1. Namun, ketika Nenek Mia tiba, gadis itu ternyata sedang tidur, jadi Nenek Mia pun tidak ingin mengganggunya. Akhirnya, salah seorang pelayan diminta Nenek Mia untuk mengantarkan makanan ke kamar Bianca. Sedangkan Nenek Mia menikmati makanannya, sendirian. Beberapa saat kemudian, pelayan yang diminta Nenek Mia untuk mengantar makanan telah kembali. "Ouh. Kamu cepat sekali kembali." "Maaf, Nyonya. Sepertinya, Nona Bianca sedang sakit." Nenek Mia pun terkejut, Beliau langsung beranjak menuju ke kamar gadis itu untuk mengecek keadaannya. Dan iya, Bianca memang tengah demam. "Cepat panggil dokter keluarga." titah Nenek Mia "Baik, Nyonya." jawab pelayan Dengan segera pelayan itu melakukan perintah Nenek Mia. Dia langsung menghubungi dokter keluarga. Tidak lama, dokter keluarga pun datang dan diantar ke kamar Bianca. "Nyonya, dokternya sudah datang." ujar pelayan "Baiklah. suruh dia masuk." ujar Nenek Mia "Baik, Nyonya." Untuk beberapa saat, dokter itu pun memeriksa keadaan Bianca. Setelah selesai, Nenek Mia bertanya tentang kondisi Bianca. "Bagaimana dok?" "Tenang saja, Nyonya. Gadis ini hanya terlalu stres memikirkan sesuatu, jadi dia mengalami demam." "Lalu bagaimana dok?" "Saya akan buatkan resep obatnya, nanti bisa anda beli di apotik," "Baik, dok. Terima kasih." "Iya, sama-sama, Nyonya." Setelah itu, dokternya pun beranjak pergi di antar oleh pelayan. Sedangkan Nenek Mia merawat Bianca. Beliau juga meminta pada salah seorang untuk membelikan obat yang ada di resep. Beberapa saat kemudian. Orang yang diminta membelikan obat akhirnya kembali, dan dia memberikan obat itu kepada Nenek Mia. "Sayang, ayo makan lalu minum obatnya." ujar Nenek Mia. Walaupun Bianca tidak nafsu makan, tapi dia harus mengisi perutnya supaya bisa minum obat, dan sembuh. Setelah mendapat tiga suapan, Bianca tidak ingin makan lagi. Kemudian dia diberi obat oleh Nenek Mia. "Ayo, minum obatnya supaya cepat sembuh." ujar Nenek Mia memberikan obat pada Bianca. Setelah selesai minum obat, Bianca kembali beristirahat. Dan Nenek Mia pun menemaninya. Beliau meminta pada pelayan untuk menyiapkan handuk dan air untuk mengompres Bianca. Dengan telaten Nenek Mia merawat gadis itu. Malam pun tiba. Demam Bianca masih belum turun, Nenek Mia meminta pada pelayannya untuk bergantian menjaga Bianca karna beliau masih ada urusan yang perlu di urus. *** Ketika keesokan paginya, Bianca sudah bangun, namun badannya masih hangat. "Ehm .... " gumamnya "Bianca," panggil Nenek Mia. Gadis itu pun membuka matanya, kemudian Nenek Mia bertanya pada gadis itu. "Bagaimana perasaan kamu?" tanya Nenek Mia "Baik, Nek." jawab Bianca. "Syukurlah." ujar Nenek Mia. "Bianca kenapa Nek?" tanya gadis itu "Kamu kemarin demam, sayang. Tapi sekarang demam kamu sudah mulai turun." Jawab Nenek Mia. Bianca pun merasa sedih, sekali lagi dia hanya bisa merepotkan seseorang. "Maaf ya, Nek." "Maaf untuk apa?" "Karna Bianca hanya bisa merepotkan saja." "Hush ... Tidak boleh berkata seperti itu. Bianca tidak pernah merepotkan Nenek." Setelah itu, Nenek Mia menyeka tubuh gadis itu supaya tidak terasa lengket karna kemarin Bianca berkeringat. "Bagaimana sayang? Apa sudah lebih baik?" tanya Nenek Mia "Um ... Iya, Nek. Bianca merasa jauh lebih baik." "Baguslah." Selesai itu, Bianca makan, lalu setelah itu dia minum obat. "Sekarang kamu bisa beristirahat lagi supaya cepat sembuh." ujar Nenek Mia Bianca pun menuruti perkataan Nenek Mia, dia langsung beristirahat. Sedangkan Nenek Mia keluar dari kamar gadis itu, dan meminta pelayannya untuk melihat keadaan Bianca satu jam kedepan, karna beliau akan keluar. Nenek Mia beranjak keluar dari kediamannya, sedangkan pelayannya tengah sibuk melakukan pekerjaannya masing-masing. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kamar Bianca, lalu membawa gadis itu pergi. Satu jam kemudian. Seorang pelayan datang ke kamar Bianca untuk mengecek keadaannya. Namun, ketika dia masuk ke dalam kamar gadis itu ternyata kosong. Pelayan itu mencari Bianca di kamar mandi, tapi dia tidak ada juga. Akhirnya pelayan itu panik, dan keluar dari kamar Bianca. Dia memanggil pelayan yang lain, dan bertanya tentang keberadaan gadis itu, tapi pelayan yang lain ternyata juga tidak melihat Bianca. Nenek Mia yang baru saja datang, Beliau bertanya pada pelayannya. "Ada apa ini?" tanya Nenek Mia. Semua pelayan menoleh ke arah Nenek Mia, kemudian salah satunya berkata "Nona Bianca tidak ada di kamarnya, Nyonya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD