Bertemu Mina

1197 Words
Hasrat yang tadinya sudah ada di ujung seketika buyar saat Deri melihat bekas luka memanjang seperti luka bekas operasi di perut wanita yang berkorban banyak untuknya itu, selama ini ia tidak pernah mendapat kabar apapun dari Cahaya saat dalam masa tahanan. "Ya , itu bekas luka apa? seperti bekas operasi?" tanya Deri lagi. Bukan menjawab, wanita itu sibuk memakai kembali bajunya yang sempat di lucuti oleh Deri. "Ya,aku sedang bertanya padamu."ucap Deri lagi,karena pertanyaannya sejak tadi yang belum di jawab sama sekali oleh wanita itu. "Itu memang bekas operasi."Balas Cahaya. "Operasi apa? Kenapa tidak memberitahuku?" Tanya Deri.Tentu saja ia tahu seluk beluk tubuh Cahaya yang mulus tanpa ada bekas luka apapun dulunya. Cahaya sedikit tertegun mendengar penuturan dari pria itu.Lalu bayangannya beralih pada beberapa tahun silam.Dimana dirinya mengirimkan sebuah surat pada Deri yang di alamatkan ke rumah orang tua pria itu. "Operasi usus buntu." Jawab Cahaya. Deri sedikit mengernyitkan dahi,Setahunya Cahaya sangat menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan sehat, wanita itu juga tidak suka makanan pedas atau minuman dingin. "Usus buntu?" tanya nya. Cahaya mengangguk. "Kok bisa, bukanya kamu gak suka sama makanan yang..." "Di lapas kita tidak bisa memilih makanan entah itu pedas ataupun tidak.Aku hanya bisa pasrah."Jawab Cahaya meyakinkan pria itu. "Benarkah?" Wanita itu kembali mengangguk."Maaf, aku sedang datang bulan, Der." Kata Cahaya. Wanita itu buru-buru ke luar dari kamar, agar tidak jadi kebablasan seperti sebelumnya. Beberapa menit kemudian Deri juga menyusul dengan penampilan yang sudah ia rapikan. "Sudah malam, sebaiknya aku pulang."Kata Deri. Cahaya yang tadinya tengah duduk di sofa, kemudian mengangguk, "Iya, istirahatlah!" Sebelum pergi pria itu merogoh saku celananya dan memberikan amplop berwarna cokelat pada Cahaya. "Ini apa?" tanya Cahaya sedikit heran. "Ini untuk kebutuhanmu, mulai saat ini kamu gak usah kerja.Aku yang akan membiayai semua." Cahaya yang mulai menyadari jika isi amplop itu adalah uang, hanya bisa menggeleng. "Tidak Der, aku gak mau merepotkan.Kamu simpan saja uang ini untuk kebutuhanmu, aku akan cari kerja besok." Namun Deri kembali mendorong uang tersebut agar Cahaya dapat terima,"Aku mohon padamu Ya, jangan biarkan rasa bersalah ini terus muncul di benakku.Kamu sekarang tanggung jawabku."Balas Deri Lagi. "Tapi aku..." "Ku mohon Cahaya..." Deri menatap wanita itu dengan penuh harap, yang akhirnya cahaya pun menyerah dan menerima uang itu. "Aku anggap kamu meminjamkan uang ini untuk aku jadikan modal,Der." ''Ya..." Kata Deri sedikit keberatan. "Atau aku benar-benar gak terima uang ini."Ancam Cahaya. Deri hanya bisa menghembuskan napas dan mengangguk. "Kau tidak perlu buru-buru untuk mengembalikannya.Ya sudah aku pulang ya." Sebelum pergi, Deri melabuhkan ciuman di puncak kepala Cahaya dan mengusap wajahnya dengan lembut setelah itu ia benar-benar menghilang dari pandangan Cahaya. Wanita itu kemudian menutup pintu rumah dan menguncinya, Air matanya tiba-tiba kembali mengalir seiring tubuhnya yang merosot dan terduduk di lantai. Cahaya memegangi perut datarnya, dengan isak tangis yang makin lama makin kencang. "Sebaiknya kau tidak usah tahu apa-apa Der, aku bersyukur surat yang aku kirim tidak sampai ke tanganmu." ucap Cahaya masih dalam isak tangisannya. *** Cahaya sedang mendorong troli yang berisi belanjaan di sebuah swalayan.Dari uang yang diberikan Deri, ia berencana membuka warung nasi. Namun langkahnya terhenti saat terlihat seorang gadis kecil berkepang dua sedang menangis diantara rak-rak berisi bumbu.Wanita itu langsung menghampiri gadis kecil tersebut. ''Adek...kenapa nangis?'' Gadis kecil itu langsung mendongakkan wajahnya, Cahaya yang melihatnya seketika langsung membeku. Wajah gadis itu terasa sangat familiar. "Mba ninggalin Mina."Jawab gadis kecil itu. "Lho kok bisa di tinggalin, Mba nya kemana memang?" Gadis kecil yang bernama Mina itu menggeleng. "Gak tahu tadi disini."Balasnya. Cahaya langsung berdiri dan menoleh ke segala arah, berharap ia menemukan seseorang yang sedang mencari keberadaan anak kecil, namun sepertinya sia-saia karena semua orang di sana terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. "Kalau begitu, kita ke tempat pusat informasi saja yuk.Biar Mba bisa cari adek di sana, Oh ya nama kamu siapa tadi? Mina?" Gadis kecil itu mengangguk. "Tante siapa?" Melihat wajah imut itu Cahaya tersenyum, "Cahaya, itu nama Tante." Kemudian, Cahaya menempatkan Mina dia atas troli,wanita itu memilih menunda belanja dan membawa Mina ke pusat informasi, tentu untuk melaporkan ada anak yang tersesat di sana. Selagi menunggu seseorang yang akan menjemput Mina, Cahaya mengajak anak kecil itu untuk makan es cream yang ada di sekitar tempat itu. Keduanya terlihat dekat dan saling bercanda, tanpa mereka sadari jika ada seseorang yang memotret kebersamaan keduanya. Setelah menikmati es cream, keduanya masih berjalan-jalan disekitar pusat informasi, agar jika nanti ada pengasuh Mina datang, tidak kesulitan untuk mencari gadis kecil itu. Tiba-tiba terlihat kerumunan orang dari lantai atas menuju lantai bawah dimana saat ini Cahaya dan Mina berada.Awalnya Cahaya acuh, tapi begitu ia melihat sosok Deri yang dikejar-kejar banyak kaum hawa, serta wartawan dan bodyguard yang mengelilingi pria itu, Cahaya menjadi tertegun. Kekasihnya saat ini sudah menjadi bintang terkenal dan banyak di sukai masyarakat berbagai kalangan, terlebih setiap film yang di bintangi pria itu dan lawan mainnya selalu booming. Cahaya meloncat-loncat sambil melambaikan tangan saat Deri sudah berada di lantai yang sama dengannya, namun pria itu seperti tak melihat kearahnya, malah fokus menggandeng wanita di sebelahnya yang di yakini Cahaya adalah artis Alviana, lawan main Deri di beberapa film. "Tante itu mama aku." Teriak Mina. Cahaya yang terus menatap kearah Deri langsung tersadar. "Yang mana sayang, biar tante antar ke mama kamu."Tanya Cahaya. "Itu tante, wanita yang di gandeng pria itu.Alviana dia mama aku." Cahaya langsung menutup mulutnya tak menyangka jika gadis kecil yang ia tolong merupakan putri dari artis terkenal. "Ya ampun dia mama kamu sayang?" Mina mengangguk. "Ya sudah tante antar ke mama kamu, ok.' "Ok tante." Dalam gendongan Cahaya, Mina terus berteriak-teriak memanggil nama Alviana yang sedang di kerumuni oleh banyaknya fans dan wartawan. "Mama Via....!"Teriak Mina lagi. Seketika kericuhan itu langsung hening, secara bersaman mereka menoleh kearah sumber suara dan mendapati Cahaya yang sedang menggendong anak kecil. Deri yang melihatnya pun sedikit terkejut. "Mina?" Bisik Alviana lirih. MIna langsung turun dari gendongan Cahaya dan berlari kearah Alviana,lalu memeluknya. "Mama..." Kata Mina lagi. "Kamu sedang apa disini, Mina? Mana mba Ira?" tanya Alviana lagi sedikit kikuk. Meski semua orang tahu jika ia sudah menikah dengan Bintang, pemilik PH terbesar di Indonesia, tapi ia jarang terlihat bersama keluarga kecilnya terutama dengan Mina. "Mina tersesat saat di pasar swalayan tadi, dan saat ini kami sedang menunggu mba nya untuk datang menjemput." Kata Cahaya tiba-tiba. Alviana menoleh pada seorang wanita yang penampilannya sangat sederhana itu dengan tatapan datar, lain halnya dengan Deri, pria itu tampak cemas dan panik. Ya panik seolah takut jika Cahaya akan membongkar identitasnya sebagai kekasih Deri. "Benarkah?" tanya Alviana sambil menatap kearah MIna dan diangguki gadis kecil itu. Tanpa berlama-lama Via langsung menghubungi seseorang, setelah itu ia memberikan lagi MIna pada Cahaya. "Tolong jaga Mina, sebentar lagi asisten suamiku akan datang untuk menjemputnya.Aku masih ada urusan, dan terima kasih sudah menjaganya, nanti akan ku transfer untuk bayarnya." Setelah itu, Alviana langsung menggandeng lengan Deri, meninggalkan area itu, tanpa peduli dengan apa yang Via lakukan saat ini mungkin akan jadi konsumsi media . Sementara Cahaya hanya bisa menatap kepergian Deri yang digandeng wanita lain, dengan sudut mata yang sudah menggenang oleh air mata, bari kali ini ia melihat Deri yang acuh padanya beda sekali saat dulu ketika keduanya masih bersama. "Mina??? " Teriak seoang pria dari belakang, Mina langsung menoleh dan balas berteriak. "Papa..."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD