9

1194 Words
Buntut dari kepindahan orang tua Bayu membuat Meywinda sedikit tersenyum kecut. Pasalnya Mama Bayu sering datang berkunjung untuk melihat menantu satu satunya. Mamanya yang sedikit perfeksionis kadang membuat Meywinda gigit jari karena kalau ada sesuatu yang tidak ia suka pasti akan ada komentar. Meywinda sendiri sebenarnya tidak masalah karena sudah tau dan sudah paham bagaimana sifat ibunya. Tapi, meywinda yang sedang hamil moodnya berantakan. Nggak jarang Bayu lah sasaran empuk. "Aku mau lahiran di Jogja aja Mas" kata Meywinda setelah acara 7 bulanan(Mitoni-Jawa) selesai digelar. "Mama udah kasih saran ke dokter dulu yang membantu Mama lahiran. Katanya bagus kok" "Tapi,Aku nggak mau. Aku pengen deket Ibu,biar semua keperluan ku diurusi Ibu aja" "Kan disini ada Aku ,ada Mama sama Papa juga, semua juga akan ngurusin kamu?" Kata Bayu masih belum mengerti. "Aku mau sama Ibu Mas,kalau aku dirawat sama Mama, aku bakal canggung. Please ngerti ya" melihat Meywinda memohon seperti ini rasanya tidak tega. "Terus besok kerjaan aku gimana? Pasti Mama sama Papa juga nggak lama di Jogja karena ada kerjaan juga" Sambil menggigit bibirnya pelan Meywinda berkata "Setelah Adik lahir kamu boleh pulang, atau kalau emang nggak bisa cuti,kamu nggak usah temenin. Kamu bisa datang pas adik udah diluar" jujur Meywinda berat bicara seperti itu. Sebagai calon ibu ia juga mau lahiran ditemani suami,itu adalah salah satu support sistemnya. "Nggak dong, aku bakal temenin kamu, kamu sama adek itu segalanya buat aku." "Jadi?..." "Boleh lahiran di Jogja. Nanti kabarin Ibu terus tanya apa yang harus kita bawa dari sini. Biar Mama sama Papa aku ya urus" kata Bayu akhirnya. Sejak Hamil Meywinda sedikit sensitif. Apa saja pasti dirasa. Salah ngomong saja bisa jadi 3hari tidur terpisah. Sejak trimester awal Meywinda mual parah. Makanya sampai usia kandungan 3bulan Dokter menyarankan untuk infus,supaya ada nutrisi yang masuk. Makan sedikit sama sekali nggak bisa, satu suap makan langsung keluar banyak. Kadang kalau malam Meywinda tidak tidur karena sering ke kamar kecil untuk buang air. Menahan pegal ketika menaiki tangga ke kamar. Waktu itu Bayu memutuskan untuk pindah di kamar bawah supaya Meywinda tidak naik turun tangga,tapi Meywinda sama sekali tidak bisa tidur kalau tidak dikamar biasa. Alhasil Bayu memutuskan pindah ke kamar atas. Hamilnya memang tidak ngidam apa apa tapi kalau suruh makan pasti susah karena Meywinda sendiri juga mengalami mual yang parah. Beberapa hari lalu merek Baru saja menjalani ritual Mitoni(prosesi adat Jawa 7 bulanan). Wahyuni,sengaja datang dari Jogja untuk membantu acara. Kak Agung,Kaka pertama Meywinda juga datang dari Surabaya bersama istri dan anaknya. Sayang, tidak bisa lama karena pekerjaan. Rahma tidak pulang karena ada test semester. Akhirnya hanya Mama,Papa Mas Bayu. Bapak,Ibu, Tika,dan beberapa asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Mama. Mitoni adalah salah satu tradisi dalam masyarakat Jawa. Berasal dari kata mitoni, yang berasal dari kata pitu yang artinya tujuh. Upacara ini dilaksanakan ketika usia kandungan memasuki 7 bulan kehamilan. Acara mitoni adalah sebuah doa agar calon ibu dilancarkan selama mengandung hingga melahirkan janin. Mitoni ini juga disertai doa agar kelak si anak menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua. Dalam pelaksanaan upacara tingkeban(mitoni) perempuan yang sedang hamil 7 bulan dimandikan dengan air bunga setaman. Gayung yang digunakan terbuat dari batok kelapa. Siraman ini bertujuan untuk membersihkan secara lahir dan batin dari calon ibu dan bayi yang ada di dalam kandungan. Calon ibu juga harus mengenakan 7 macam kain dengan berbagai jenis motif atau sering disebut dengan jarik, ini dilakukan 7 kali pada kain ke tujuh di jawab "pantes." Lalu proses pemecahan kelapa gading. Kelapa gading di gendong oleh calon nenek yang dibawa keluar untuk dipecah. Kelapa gading di gambari tokoh wayang Kamajaya dan Kamaratih. Calon ayah harus memecah kelapa gading tersebut, jika mengenai gambar Kamajaya maka anak yang dilahirkan adalah laki-laki, jika mengenai bagian Kamaratih maka anak yang dilahirkan adalah perempuan. Tetapi ini hanyalah harapan saja. Tradisi orang Jawa. Kemudian dilanjutkan prosesi jual rujak. Pada upacara ini, calon ibu membuat rujak di damping oleh calon ayah. Para tamu yang hadir dapat membelinya dengan menggunakan kereweng sebagai mata uangnya. Upacara ini bermakna supaya anak mendapat banyak rezeki dan juga bagi kedua orangtuanya kelak. Meywinda menangis haru karena sebentar lagi ia akan menjadi orang tua untuk anaknya. 2 bulan lagi akan ada penyempurna bahagia didalam rumah tangga. Jenis kelamin bayi sudah ia ketahui,sengaja tidak diberitahu siapapun biar menjadi kejutan nantinya. "Sehat sehat ya sayang. Sebentar lagi kita ketemu" kata Bayu sambil mengelus perut buncit istri. Meywinda terkekeh geli. Perutnya yang buncit dan elusan Bayu. "Sayang,kamu jangan capek capek ya. Sebentar lagi kita ketemu adek,kamu nggak usah kerjain hal berat. Udah ada Tika, inget pesan Ibu hati hati" Meywinda mengangguk saja. "Tidur Mas, kamu seharian kerja apa nggak capek masih pijitin kaki aku,elusin perut aku" "Capek aku hilang pas liat kamu dengan perut buncit ini menyapa aku di depan pintu." Jawab Bayu tulus. Rasanya melihat Meywinda yang kecil, mungil, membuat Bayu tersenyum sendiri. Perut buncitnya yang sudah membuat Mey jalan lambat. Rasanya lebih menarik daripada apapun. Membuat Bayu tidak betah lama lama meninggal kan istrinya. Online shop dan bisnis Meywinda semua dikelola Tika dan ada Admin yang membantu. Sengaja Bayu sewa karena ia tidak mau melihat Meywinda lelah. Sejak tau hamil Bayu posesif parah. Apa yang Meywinda kerjakan pasti selalu disorot. Yang ini lah yang itulah ,kadang Meywinda sampai pusing apapun pasti mendapat komentar. "Sayang,aku ini hamil loh,bukan sakit parah yang harus kamu istimewa kan seperti ini. " Lalu Bayu sedikit luluh. Ya,untuk beberapa saat saja karena setelahnya Bayu adalah Bayu. Beberapa hari lalu Bayu juga mengajak Meywinda berbelanja kebutuhan baby nanti. Seperti baju,popok,dan perlengkapan lain. Semua dipersiapkan dengan baik. Meywinda sedikit menghela nafas ketika Memasuki toko Bayu yang seperti ingin membeli seisi toko, semua di beli nya dengan kalap. "Mas,ini nggak perlu. Nanti kalau udah agak besar baru boleh" kata Meywinda mencoba mengingat kan ketika Bayu mengambil barang yang tidak perlu. "Kita perlu ini sayang besok kalau adek belajar jalan,kita harus punya" kata Bayu memilih baby Walker. Padahal masih jauh untuk membeli itu, bayi nya saja belum lahir tapi sudah dibelikan baby Walker buat belajar jalan. Pelayan toko sampai senyum senyum sendiri. Akhirnya Meywinda pasrah toh semua belanjaan Bayu yang membayar. Meskipun sudah beberapa kali Meywinda ingat kan untuk tidak membeli barang yang belum diperlukan. Meywinda kaget begitu sampai diparkiran dan melihat belanjaan yang sudah memenuhi mobil. Bahkan kalau belanja bulanan tidak sampai seperti ini. "Sayang sebanyak ini? Berapa duit yang udah kamu keluarin hari ini?" Tanya Meywinda melihat belanjaan mereka. Ralat belanjaan Bayu buat baby,karena sejak masuk toko Bayu lah yang paling rempong,justru Meywinda hanya menemani dan memilih warna yang cocok untuk baby. "Nggak masalah berapa pun akan aku keluarkan kalau itu buat kamu sama adek" satu kecupan di kening Meywinda membuat bumil itu meleleh. Siapa sih yang nggak meleleh kalau lagi kesel langsung dikasih kata kata itu,dapat bonus kecupan lagi. Kalau Meywinda orang yang matre pasti senang senang saja minta apapun. Tapi sejauh ini ia sama sekali tidak minat. Toh ia juga punya penghasilan sendiri. Memang Bayu selalu memberikan uang bulanan. Kan uang suami adalah uang istri juga,sedangkan uang istri ya uang istri???? *** Hari ini 2 bab aja ya . Apa mau lagi??? Jangan lupa vote comen ya, biar aku semangat buat nulis selalu. #indonesiamembaca2020 #watty2020 Septi yulianingrum
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD