10

1240 Words
"Mas makan dulu yuk" kata Meywinda ketika memasuki kamar Bayu saat muda dulu. Hening. Dilihatnya Bayu masih duduk menghadap kaca besar menuju balkon. Pandangannya kosong,sorot matanya tidak ada gairah sama sekali. Meywinda mendekati suaminya sambil membawa nampan berisi makanan untuk Bayu. "Mas?" Panggil Meywinda. Bayu belum juga mau bersuara. Setelah meletakkan nampan di meja dekat sofa yang Bayu duduki, Meywinda bersimpuh di depan Bayu, digenggamnya tangan kokoh yang selama ini selalu mendekapnya,memeluknya ketika ia sedih. Bayu baru bergerak menatap Meywinda ketika tangannya digenggam kuat. "Kenapa kamu duduk dibawah,sini, kasihan adik" kata Bayu lalu menarik istrinya berdiri. Dipangkunya Meywinda. Meskipun Meywinda berbadan 2 dan berat badannya sedikit naik Bayu tidak peduli. "Seharian ini belum ada yang masuk ke perut Mas. Makan dulu ya?" Kata Meywinda pada Bayu. Bukannya menjawab Bayu justru menyembunyikan wajahnya di punggung Meywinda, menangis. Meywinda sedih melihat Bayu yang seperti ini. Rapuh,tidak ada semangat hidup. "Papa sayang..." Tanpa sadar air mata Meywinda sudah mengalir. Hatinya sakit melihat orang yang ia cintai seperti ini. Meywinda menghapus air matanya. Ia berbalik mengusap air mata Bayu. "Kamu nggak boleh gini, Mama butuh kamu. Kalau kamu gini yang nguatin Mama siapa?" Pelan pelan Meywinda bicara pada Bayu. Hiks... Hiks... Hiks... Tangis Bayu memenuhi isi kamar. Meywinda sendiri sengaja memberikan waktu untuk Bayu menangis, bagaimana suaminya hancur. "Kamu boleh nangis,aku akan nemenin kamu,tapi aku mohon setelah itu tolong kamu harus bangkit" sesekali Meywinda mengusap kepala Bayu. Bayu kembali menangis. Tadi tepat jam 5 shubuh Papanya Bayu berpulang ke Rahmatullah. Yah, Bp. Andi Yonanta berpulang di usia 50th. Hasil pemeriksaan belum Keluar jadi belum dipastikan Papa Bayu meninggal karena apa. Tadi pagi Bayu sudah berangkat ke kantor. Meywinda sendiri sedang di rumah bersama Tika dan admin yang ditugaskan untuk mengurus bisnis online shopnya. Tiba tiba Bayu nelfon untuk datang ke rumah Mama. Begitu sampai Meywinda kaget karena ada bendera kuning ada didepan rumah. Jantungnya berdebar kencang ketika melihat sudah banyak orang yang datang dan beberapa memasang tenda. Ia lalu masuk rumah,lalu dilihatnya Reni,Ibu mertuanya sedang ditenangkan beberapa orang. 'ada apa sih?' pikirnya tidak tenang. Setelah diberi tahu Ibunya Tika bahwa Andi meninggal tubuh Meywinda lemas seketika kalau tidak ada Tika pasti dia sudah jatuh ke bawah. Pas dia sadar, Meywinda sudah ada di kamar Bayu. Ia keluar untuk mencari suaminya. Dilihatnya Bayu sedang menangis, Reni, sengaja dibawa ke kamar karena begitu jenazah datang beliau sangat histeris. Bayu sendiri tadi mendapat kabar dari salah satu asisten rumah tangga dirumah Mama. Ia lalu berangkat dari kantor ke rumah sakit. Sengaja Reni ia suruh pulang karena Bayu sudah tau kondisi Papanya karena Dokter sempat berbicara padanya. Proses pemakaman Andi selesai pukul 2siang. Tidak sedikit sanak saudara yang datang untuk memberikan penghormatan. Yang Meywinda tau Papa mertuanya itu dikenal sebagai orang yang wibawa juga dermawan, dilingkungan nya banyak juga yang merasa kehilangan. Setelah selesai biasanya ada acara tahlilan malamnya. Bayu memang terlihat kuat dan tegar,tapi Meywinda tau suaminya sedang tidak baik baik saja. Setelah acara selesai Bayu langsung pergi ke kamar dan tidak keluar,jadi Meywinda yang menemui tamu dan saudara dari Andi. "Kemarin Papa bilang, beliau udah nggak sabar nunggu cucu pertama. Pengen gendong tapi kenapa Papa malah pergi secepat ini. Nggak nunggu cucu nya lahir" Bayu berbicara setelah tangisnya sudah mereda. Meywinda diam tanpa mau menyela. "2 hari lalu Papa bilang mau pulang. Aku pikir mau pulang ke rumah nenek tapi kenapa malah pulang yang bener bener nggak kembali, Papa juga nitip Mama buat dijaga. Apa itu sebuah firasat. Kenapa aku nggak ngeh sih" kata Bayu. "Udah sayang kamu nggak salah. Itu udah takdir,yang bisa kita lakuin berdoa buat Papa,berdoa supaya diberi kekuatan untuk Mama,untuk Kamu,untuk Aku. Aku harap setelah ini kamu bisa bangkit dan memberikan support untuk Mama. Dari tadi sama sekali nggak mau makan,tadi udah aku suapin baru 2 sendok udah nangis. Sekarang lagi istirahat." "Kamu istirahat ya, besok biar fresh lagi. Bisa nemuin saudara yang datang" Meywinda kembali menggenggam tangan Bayu sebelumnya diusapnya air mata Bayu yang mengalir. Jika biasanya Bayu yang akan menghapus air matanya ketika ia sedih,maka kali ini tangan Meywinda yang akan melakukan nya. "Aku bukan orang kuat kalau aku ditinggal orang yang paling aku hormati dan aku cintai. Aku pasti akan sedih kaya kamu sekarang. Tapi,biar bagaimanapun kamu adalah anak satu satunya Papa, kalau kamu nggak bangkit maka Mama pun sama. Istirahat ya?" Kata Meywinda sebelum bangkit. Bayu mendongak ketika Meywinda berjalan keluar. "Sayang" panggil Bayu. Meywinda menoleh. "Makasih ya? Kamu mau kemana?" "Aku mau keluar,nemenin Tika beres beres sebentar. Istirahat ya" lalu pintu ditutup tanpa mendengar respon Bayu. Sebenarnya Bayu ingin melarang Meywinda untuk keluar,ia cukup tau bahwa istrinya itu pasti lelah. Seharian menenangkan Mamanya juga membantu beberapa tetangga yang menyiapkan pemakaman Papanya. Baru akan berbicara Meywinda justru meninggalkan nya. 20 menit kemudian Bayu keluar kamar setelah mencuci muka dan berganti pakaian. Ia keluar mencari istri nya. Diruang keluarga tidak ada,hanya ada Tika yang sedang menyapu karpet dan beberapa saudara dari Papa dan Mama yang sengaja menginap. "Mey mana?" Tanya Bayu pada Tika. "Di dapur Mas, katanya mau ambil minum" jawab Tika. Ia bergegas ke dapur. Dilihatnya Meywinda sedang mencuci piring di wastafel. Tubuhnya yang mungil dan pendek dengan perut buncit berjalan mondar mandir sesekali untuk meletakkan piring bersih. "Sayang" panggil Bayu. Meywinda menoleh dan mendapati Bayu sudah berdiri di pintu penghubung. "Mas" ucap Meywinda sedikit takut. Pasalnya sejak hamil Meywinda sama sekali tidak pernah melakukan hal yang membuat lelah,salah satunya mencuci piring. "Biar Tika yang selesein,kamu istirahat yuk" ajak Bayu. "Iya sebentar lagi,ini udah mau selesai. Kasihan Tika dia juga capek" Bayu bersedekap sambil mengawasi istrinya. Tidak lama Meywinda menyelesaikan pekerjaan. Ia kemudian mengambil gelas lalu menyeduh teh hangat. "Nggak minum s**u?" Tanya Bayu ketika Meywinda mengajak untuk ke kamar. Meywinda menggeleng "Tadi nggak keburu, susunya ketinggalan. Mau beli lagi repot juga tadi,nggak sempet. Minum yang ada aja lah yang penting perut aman" jawab Meywinda. "Biar aku beliin di depan ya" Meywinda menahan tangan Bayu. "Udah. Aku minum ini aja. Istirahat yuk" "Aku ke kamar Mama dulu ya?" Kata Bayu. "Besok aja,tadi aku lihat Mama udah tidur sama teh Ani" kata Meywinda menyebutkan salah satu kakak Andi. Bayu mengangguk lalu menggandeng tangan Meywinda. "Tik, di dapur udah aku beresin kamu langsung istirahat aja ya" kata Meywinda pada Tika ketika mereka berpapasan didepan tangga. "Iya Mbak makasih ya" Meywinda tersenyum lalu mengangguk. Sampai dikamar Bayu berbaring kemudian meminta Meywinda untuk berbaring juga. Dipeluknya tubuh Meywinda erat,menyalurkan kesedihan dan juga rasa terima kasih yang banyak. "Makasih ya Sayang,udah nemenin aku,udah bantuin ngurus semuanya buat Papa" kata Bayu tulus sambil mengecup pelipis Meywinda lembut. "Sama sama Mas, udah tugas aku buat nemenin kamu saat susah atau senang. Maaf aku nggak bisa lakuin banyak buat kamu dan Mama" ucap Meywinda tulus juga. Bayu tersenyum lembut. Ia merasa beruntung mendapatkan istri seperti Meywinda. Pengertian, perhatian, keibuan,sabar. "Tidur ya,besok kita temui Mama untuk kasih support, temuin juga saudara yang udah datang jauh jauh." Kata Meywinda yang diangguki Bayu. Memang saudara Bayu kebanyakan berada diluar kota. Kakak kandung Papanya berada di Jakarta,adiknya berada di Palembang. Sedangkan keluarga dari Mama berada di Surabaya,rencananya mereka akan datang esok hari. *** Akhirnya selesai part ini. Part yang menguras emosi sih hhee.. semoga ngena di hati, dan suka ya sama cerita ini. Jangan bosen menunggu karena aku sendiri sedang membagi waktu antara menulis(hobi) dan keluarga, apalagi sekarang ada bocil. Makasih yang udah support aku. Semoga kalian selalu Suka sama cerita aku. Jangan lupa vote ,komen, ya biar aku semakin semangat buat nulis dan next cerita. #indonesiamembaca2020 #watty2020 Septi yulianingrum

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD