Lucas terkejut dengan kedatangan Poppy di kantornya ketika jam istirahat membuat dirinya mengajak Poppy berada di ruangan atas, Lucas sedikit lega pasalnya Rifat tidak ada di sini karena harus mengurus beberapa hal atas permintaan bos besar.
“Kebetulan sekali ke sini.”
“Sengaja karena ingin melihat bagaimana kekasihku bekerja,” Poppy menatap Lucas dengan senyuman menggoda.
Lucas mengajak Poppy ke ruangan pimpinan yang biasanya dia gunakan ketika berada di ruangan ini, tidak ada yang Lucas ajak ke ruangan ini kecuali orang yang terdekat termasuk Anggi. Anggi tidak masuk hitungan karena yang mengajak bukan Lucas melainkan adiknya Leo yang saat itu sedang ada keperluan di sini, Poppy sendiri baru pertama berada di ruangan ini karena biasanya mereka menghabiskan waktu di luar kantor
“Apa kali ini kita akan melakukan di sini?,” Poppy memberikan tatapan menggoda sambil mendekati Lucas yang berdiri kaku.
Alasan lain Lucas mengajak Poppy ke ruangan ini karena pakaian yang digunakan ketika datang ke kantor dan beberapa pria menatap lapar ke arahnya membuat Lucas tidak suka. Bagi Lucas di mana Poppy adalah wanita yang harus dilindungi seperti maminya dengan tidak berpakaian seminim ini, melihat Poppy begini membuat Lucas membayangkan Tania berpakaian sama dan jelas dirinya tidak menyukai itu. Lucas tahu jika kekasihnya sangat tidak bisa di beri nasihat karena merasa bahwa dirinya lebih tua dan tahu segalanya dibandingkan dirinya. Perlahan Lucas menghembuskan nafas panjang untuk meredam emosinya agar tidak menimbulkan masalah pada hubungan mereka berdua.
“Mami,” ucap Lucas ketika melihat Tania masuk ruangan.
Tania menatap wanita yang duduk di samping Lucas dan hanya bisa menghembuskan nafas panjang atas apa yang digunakan, Poppy langsung menyalami Tania ketika melihatnya. Lucas tahu jika maminya tidak menyukai wanitanya namun hebatnya tidak memperlihatkan depan Poppy. Kedua wanita yang Lucas sayangi berbicara panjang lebar seolah mereka sudah lama berteman dan hal ini yang Lucas suka dari wanita dewasa karena bisa mengontrol emosinya terutama mami
Poppy memutuskan pulang untuk kembali kerja yang diantar Lucas ke bawah tapi ditahan oleh Tania dengan terpaksa Lucas mengikuti permintaan maminya untuk tetap berada di ruangan. Lucas tahu apa yang akan dibicarakan karena pastinya berhubungan dengan kehadiran Poppy dan cara berpakaian tadi.
“Kamu bisa menempati posisi ini tanpa menjadi pegawai secara cepat jika menikah dalam waktu dekat dan bukan dengan kekasihmu.”
Lucas melotot mendengar perkataan Tania karena bagaimana bisa menikah bukan dengan Poppy karena selama ini wanita yang dekat dengannya hanya Poppy bukan yang lain, tatapan Lucas tidak berlaku pada Tania yang sudah sangat mengenal anaknya dengan sangat baik.
“Pilihanmu menikah dengan Anggi mendapatkan posisi CEO secara cepat atau dengan wanita tadi tapi melepaskan semuanya.”
“Anggi?,” Lucas menggeleng keras “bagaimana bisa mami berpikir aku menikah dengan gadis cerewet dan kecil itu.”
Tania hanya mengangkat bahu dan diam atas nada protes Lucas dan seolah tidak peduli dan Lucas masih memandang tidak percaya atas apa yang menjadi ide dari sang mami yang tidak masuk akal tersebut. Lucas memandang Tania dan tampak serius dengan apa yang diucapkan lantas apa Lucas harus jujur dengan apa yang dialaminya pada kedua orang tuanya ini. Lucas tidak bisa membayangkan bagaimana wajah terkejut kedua orang tuanya atas apa yang dia alami itu.
“Mami kan tahu kalau aku sama Poppy sudah lama jadi gak mungkin kami pisah.”
“Mami yang menikah dan kenal lama saja bisa cerai apa lagi kalian yang belum menikah,” menatap Lucas tajam “tentukan pilihan abang.”
Lucas menatap Tania dengan memohon agar tidak melakukan hal gila ini karena bagaimana pun Lucas sangat mencintai Poppy dan hubungan mereka sudah lama jadi tidak mungkin mereka berpisah hanya karena hal konyol seperti permintaan Tania. Lucas sendiri tidak memahami kenapa maminya tidak menyukai kekasih yang selama ini ada untuknya dibandingkan gadis kecil dan cerewet yang selalu mengganggu dirinya.
“Ini perusahaan papi jadi aku rasa mami tidak akan mencampur adukkan masalah pribadi dengan perusahaan.”
“Papi setuju dengan apa yang mami katakan tadi.”
Lucas melupakan satu hal bahwa papinya akan selalu menyetujui perkataan sang istri karena memang terlalu mencintai sang istri dengan sangat bahkan rela melakukan hal tidak masuk akal sekali pun. Lucas memberikan tatapan memohon pada Tania karena biasanya akan luluh dengan mudah atas apa yang Lucas lakukan jika menatap wajahnya.
“Tatapan kamu itu tidak akan berpengaruh apa pun pada mami saat ini.”
“Beri aku alasan kenapa Poppy tidak layak?,” Lucas memandang Tania penuh harap agar mendapatkan jawaban yang tidak menyakitkan.
“Alasan kenapa papi meletakkan kamu di bagian pemasaran bukan agar kamu belajar ya walaupun itu salah satunya tapi lebih karena agar si pacar kamu tahu jika kamu melakukannya dari bawah, tapi sayangnya sikap kaku yang kamu tunjukkan pada orang lain tidak berlaku pada dia dan malah kamu membuat dia merasa seorang ratu dengan uang yang kamu dapatkan dari kerja selama ini.”
“Poppy gak seperti yang ada dalam pikiran mami,” tolak Lucas langsung.
Tania mengangkat bahu “buktinya kamu masih belanja dengan hasil kerjamu untuk dia.”
“Aku cinta sama dia.”
Tania berdiri dan menepuk bahu Lucas pelan sebelum meninggalkan ruangan ini seolah tidak peduli dengan apa yang dirinya akan katakan. Lucas tahu jika tidak akan menang melawan atau berdebat dengan Tania bahkan papinya sekali pun. Lucas menemukan kenyamanan ketika bersama Poppy sama seperti ketika bersama Tania, Lucas pernah mencoba bersama wanita lain dan sayangnya hasilnya tidak sesuai karena tetap saja akan kembali dalam pelukan Poppy, Lucas sangat mencintai Poppy dan menemukan kenyamanan dalam diri wanita tersebut.
“Kamu ada di sini padahal tadi aku ingin memanggilmu untuk tanda tangan berkas,” Rifat masuk ke dalam ruangan.
“Mami sudah pulang?,” Lucas menatap Rifat.
“Masih di sebelah berbicara dengan Anggi dan Zee.”
Lucas menatap Rifat ketika mendengar kedua nama tersebut, tiba – tiba dirinya menatap jam yang ternyata masih jam istirahat dan memang masih wajar Anggi berada di sini apalagi ada Tania dan juga Zee. Lucas membaca berkas yang ada di hadapannya dengan pelan agar tidak terlewatkan satu huruf seperti sebelumnya.
“Rifat investor akan segera datang beberapa jam lagi jadi kamu siapkan semuanya,” Lucas memandang wajah Wijaya yang ada di hadapannya.
“Papi menemani mami atau sebaliknya?.”
“Mami ingin bertemu Anggi begitu juga Zee jadi rapatnya papi pindah.”
Lucas melanjutkan pekerjaan yang tadi menatap Wijaya berkat suaranya dengan membaca berkas yang ada di hadapannya, bahkan tidak menyadari jika Wijaya sudah duduk di hadapan dirinya dan juga memandangnya dengan penilaian besar.
“Boy, apa kamu pengidap mother complex hingga tidak bisa melepaskan wanita yang selama ini mengganggu pikiran mami kamu.”