Perasaan Ini

1063 Words
Lucas memandang wajah papinya bagaimana bisa tahu jika dirinya mengidap mother complex yaitu mencintai wanita yang merupakan ibu kandung lalu mencari wanita yang memiliki sifat dan karakter yang sama seperti maminya. Wijaya hanya menatap Lucas dengan santai membuat dirinya semakin tidak nyaman dibuatnya, mereka berdua sering berdebat tapi Lucas sangat menghormati Wijaya sebagai papinya. “Papi mengenalmu dari masih berada di perut mami jadi sudah tahu apa yang ada dalam dirimu, begitu juga dengan mami.” Lucas hanya terdiam mendengar perkataan Wijaya dan pasti dirinya sangat tahu jika Tania sang mami sudah pasti merasakan apa yang dia alami selama ini. Lucas tidak tahu apa yang harus diperbuat karena selama ini Poppy yang menemaninya dalam keadaan apa pun itu dan pilihan sang mami membuat dirinya terlena karena bagaimana bisa dirinya lepas dari sang kekasih. “Abang.” Lucas menatap malas pada gadis atau wanita yang memanggilnya barusan di kantin dan membuat beberapa orang menatap dirinya penuh dengan senyuman jahil. Lucas hanya diam ketika Anggi berada di dekatnya sambil membawa nampan untuk mengambil makanan, bahkan dirinya tidak mendengarkan apa yang Anggi bicarakan dan menganggapnya sebagai angin lalu. Sikap Lucas tidak membuat Anggi jera karena tetap mengikuti dirinya sampai ke tempat duduk bersama rekan kerja yang lain, Lucas dapat melihat bagaimana Anggi bisa akrab dengan rekan kerja Lucas di bagian pemasaran. “Kamu masuk sini karena bantuan ya,” goda Furi membuat Anggi menatap sebal. “Kalau karena bantuan gak mungkin Pak Teguh percaya sama aku.” “Pak Teguh belum menikah bisa kamu dekati itu,” perkataan Furi membuat Lucas secara otomatis menatap Anggi. Anggi tersenyum tidak menjawab godaan Furi membuat Lucas bertanya tapi tidak ingin melakukannya, dalam benak Lucas apa yang terjadi di antara mereka berdua. Tidak mungkin cinta atasan dan bawahan tapi bukankah di perusahaan ini tidak ada masalah jika terlibat percintaan seperti itu. “Cemburu?,” Lucas menatap Reno bingung tapi yang ditatap hanya tersenyum jahil. Lucas berdiri membuat semua yang di meja menatap bingung, tanpa menunggu dirinya langsung meninggalkan kantin menuju lantai tempat para petinggi berada termasuk dirinya. Kedatangan Lucas disambut dengan hawa dingin karena tidak ada orang di lantai ini kecuali Rifat dan sekretarisnya tapi saat ini mereka sedang keluar menghadiri rapat di kantor lain. Lucas menatap sekitar dan rasanya dirinya membutuhkan seseorang membantunya di lantai ini tidak mungkin mengandalkan Rifat selalu. Tawaran sang mami membuat dirinya berpikir apa harus melepaskan semua hanya demi jabatan, kekasihnya Poppy sudah menemani dirinya dari belum apa – apa hingga saat ini. Lucas memutuskan membaca berkas yang tadi diletakkan Rifat di mejanya sebelum pergi rapat di tempat lain, mencoba untuk tidak memikirkan apa yang terjadi di kantin dan pembicaraan maminya. “Dari mana?,” Lucas menatap Reno malas. Reno hanya menggelengkan kepala melihat sikap Lucas yang selalu seperti ini, Lucas tidak peduli dengan pandangan Reno dan mencoba fokus pada pekerjaannya meskipun cukup lelah membaca berkas di ruangan CEO. “Klien minggu lalu bagaimana?,” Lucas menatap Reno bingung membuat Reno menghembuskan nafas panjang karena sikap Lucas dan mencoba menjelaskan secara perlahan tentang klien yang dimaksud barusan. Lucas hanya mengangguk setelah Reno jelaskan dan membuat menatap tajam tapi sayangnya tidak akan berhasil. “Pak Teguh gerak cepat banget udah ajak Anggi jalan keluar,” suara keras Furi membuat Lucas mencoba mendengarkan lebih dalam. “Memang ke mana?.” “Ketemu supplier untuk deal harga.” Lucas hanya bisa diam tidak mendengarkan perkataan selanjutnya dan entah kenapa tidak menyukai apa yang di dengar dan ini pasti karena perkataan sang mami yang memintanya untuk menikah dengan gadis ini. Lucas berusaha untuk tidak peduli dan kembali fokus dengan pekerjaan, berita tentang Anggi bukanlah hal yang penting untuk dirinya jadi tidak akan berpengaruh apa pun pada dirinya. “Pulang sama Anggi?,” Lucas menatap Reno yang kali ini memberikan tatapan menggoda “gak usah ditunggu karena mereka belum kembali.” Lucas meninggalkan Reno karena memang dirinya tidak menunggu gadis itu melainkan ingin menjemput kekasihnya dan kebetulan gadis cerewet itu tidak berada di tempatnya. Lucas bisa dengan bebas menjemput kekasihnya dan yakin jika kekasihnya Poppy bisa membuat dirinya nyaman dan melupakan semuanya. Lucas menatap Poppy yang berada di depan lobby bersama pria dan tampak berbicara serius, Lucas hanya membunyikan klakson dengan cepat Poppy masuk ke dalam mobil Lucas dan langsung memasang sabuk pengamannya. Dirasa cukup jauh dan mobil berhenti karena lampu merah Lucas menarik Poppy memberikan ciuman dalam pada bibirnya membuat mereka sedikit melupakan keadaan jika Poppy tidak mendorong tubuh Lucas. “Mau makan apa?,” Poppy menatap Lucas yang kembali menyetir. “Beli aja karena aku ingin menghabiskan waktu bersama di tempatmu.” Poppy mengangguk “apa menginap?.” Lucas menggelengkan kepala teringat Anggi yang akan mengadukan perbuatan dirinya pada kedua orang tuanya “aku kembali pulang nanti.” Poppy mengangguk “tadi bicara apa sama mami?.” “Bukan hal penting karena mami nunggu papi.” Lucas tidak ingin membuka semua pada Poppy karena menjaga perasaan sang kekasih dan yang pasti dirinya tidak tega jika harus berpisah dengan kekasihnya ini. Lucas meletakkan mobil di tempat parkir biasanya, mereka berdua melangkah bersama dan menunggu di lobby pesanan makanan yang tadi di pesan Poppy saat perjalanan pulang. “Kamu selalu tahu apa yang aku inginkan,” ketika melihat makanan yang dibeli Poppy. Poppy mendekatkan diri pada Lucas “tentu bahkan aku tahu bagaimana cara memuaskanmu.” Lucas menarik Poppy untuk duduk di pangkuannya dipegangnya dagu Poppy diciumnya lembut menyampaikan perasaannya pada Poppy selama ini dan juga dibalas Poppy dengan sama lembutnya membuat mereka berdua terlena dan Lucas membuka pakaian Poppy secara perlahan tanpa mengganggu ciuman mereka berdua. “Kamu tahu bagaimana perasaanku bukan?,” Lucas menatap mata Poppy “aku ingin kita menikah dan kamu menjadi ibu dari anak – anakku jadi mari kita hentikan konsumsi obat pencegah kehamilan itu.” Lucas tahu jika Poppy memandangnya bingung karena saat ini dalam benak dirinya agar tidak berpisah dengan kekasih, tanpa menunggu reaksi dari Poppy segera menggendongnya menuju kamar yang biasa mereka gunakan ketika bersama menggapai kenikmatan. Kali ini Lucas bertekad tetap mengambil posisi tersebut tanpa memutuskan hubungan dengan Poppy dengan membuat kekasihnya ini hamil, usia Poppy sudah seharusnya memiliki anak dan Lucas sudah cukup siap untuk memiliki anak saat ini. “Kamu yakin mereka akan setuju?,” Poppy menghentikan Lucas yang akan memasuki dirinya. “Sangat yakin dan saat ini puaskan diriku.” Lucas melumat bibir Poppy lembut menyampaikan perasaannya dan bersama mencapai kenikmatan, Lucas tahu jika apa yang dirinya perbuat ini sangat tidak benar tapi dari pada dirinya menikah dengan gadis cerewet tersebut. Mengingat gadis cerewet itu membuat Lucas semakin keras menggerakkan miliknya di bawah seolah menyampaikan kekesalannya karena gadis itu bersama pria lain yang merupakan atasannya. “Aku mencintaimu,” bisik Lucas setelah mengeluarkan cairan kenikmatan di dalam Poppy bahkan mungkin menyentuh rahimnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD