Tidak Tenang

1047 Words
Lucas menatap tubuh Poppy yang sudah penuh dengan beberapa tanda yang dia berikan, perlahan Lucas ke kamar mandi tanpa membangunkan Poppy untuk membersihkan diri. Dilihat jam masih cukup untuk dirinya pulang setelah memastikan Poppy tidur dengan nyaman, Lucas keluar dari tempat Poppy menuju apartemennya. Selama perjalanan Lucas memikirkan tentang Anggi apa dirinya sudah berada di apartemen atau belum, melihat jam yang tertera di tengah mobil dirinya yakin jika Anggi sudah pulang. Lucas tidak tahu kenapa dirinya memikirkan Anggi padahal tadi sudah mendapatkan kepuasan dari sang kekasih tapi hatinya masih memikirkan gadis kecil itu, semua ini pasti karena maminya yang meminta dirinya untuk menikah dengan Anggi. “Makasih Mas Rifat sudah mau mengantarkan aku sampai depan pintu segala.” Lucas menghentikan langkah ketika melihat Anggi dan Rifat berdiri di depan pintu Anggi, Lucas mencoba untuk tidak berpikir negatif hanya saja semua sikap Rifat membuat Lucas menjadi tanda tanya, tidak mungkin Rifat menggoda Anggi karena jarak usia mereka sangat jauh dan Rifat bukan selera Anggi. “Jam berapa baru pulang?,” Rifat menatap Lucas yang berjalan ke arah mereka “menghabiskan waktu dengan kekasih?,” melirik leher membuat Lucas otomatis menutupinya dan menatap Anggi untuk melihat reaksinya. “Bukan urusan, mas.” Lucas sendiri tidak berani melihat reaksi Anggi akan tanda ada yang ada di lehernya, dalam ruangannya Lucas memikirkan bagaimana bisa Anggi bersama Rifat hampir malam seperti ini. Setelah istirahat dirinya mendengar jika Anggi bersama Teguh lantas Rifat, banyak hal yang ada dalam benak Lucas mengenai Anggi. “Mami benar – benar membuat aku memikirkan gadis kecil itu,” geram Lucas dengan menahan emosi. Harum masakan memasuki indra penciuman Lucas membuat dirinya terbangun dan berpikir jika kekasihnya datang untuk membuatkan dirinya sarapan, hal yang jarang dilakukan oleh Poppy semenjak menempati posisi yang penting di perusahaannya. Lucas keluar hanya menggunakan celana pendek menatap di dapur sosok gadis mungil yang berkutat dengan bahan di dapur. Melihat gadis kecil tersebut membuat sesuatu dalam diri Lucas bangkit dan berdiri membuat dirinya tersiksa, bagaimana mungkin dirinya bisa bereaksi hanya melihat Anggi memasak di dapurnya dengan menggunakan pakaian tidur. “Abang,” ucap Anggi membuyarkan imajinasi Lucas “aku lupa bayar gas jadi gak bisa masak maaf kalau aku memasak di tempat abang.” Lucas hanya diam tidak mengatakan apa pun dan memilih untuk ke kamar mandi menuntaskan hasratnya yang muncul karena gadis kecil itu, bagaimana bisa dirinya bereaksi hanya dengan melihatnya tanpa menyentuh. Lucas menganggap semua ini kesalahan maminya yang membuat dirinya seperti ini dan tidak mungkin untuk memutuskan kekasihnya demi gadis kecil ini. Ketika Lucas keluar meja sudah tertata dengan nasi goreng serta s**u putih yang menjadi menu andalan dirinya ketika di rumah, tidak tertinggal kotak bekal yang sudah ada di meja makan. Lucas mencari keberadaan Anggi tapi tidak ada hanya makanan yang di meja serta pesan yang ditulis Anggi mengatakan jika dirinya sudah berangkat kerja. Dalam hati Lucas bertanya dengan siapa Anggi berangkat karena selama ini berangkat bersama dirinya apa pun itu dan Lucas mau karena mengingatkan dirinya dengan Zee. “Anggi tadi di antar cowok gila.” Lucas masuk ke dalam ruangan pemasaran di sambut dengan berita yang tidak mengenakkan dirinya mengenai Anggi, Lucas tidak tahu kenapa dirinya tidak suka ada pria lain di samping Anggi selain dirinya, Lucas duduk dengan tidak b*******h menatap kotak bekal yang disiapkan Anggi. Beberapa kali dirinya menghembuskan nafas setelah mendengar berita tentang Anggi dan entah kenapa malah mengganggu kerja dirinya. “Mau ke mana?,” suara Reno menghentikan langkah Lucas. Lucas hanya menatap Reno sekilas dan melangkah ke ruangan CEO untuk bertemu dengan Rifat bertanya mengenai kenapa dirinya bisa bersama Anggi kemarin, melihat lantai di ruangan ini kosong membuat Lucas yakin jika Rifat belum datang karena masih ada pekerjaan di tempat lain. Lucas memutuskan mengerjakan pekerjaan yang kemarin tertinggal dengan sebelumnya memberi kabar jika dirinya bertemu klien, bayangan Anggi yang di antar pria lain membuat dirinya tidak fokus dengan pekerjaan dan akhirnya menyerah dengan meletakkan berkas yang dibacanya kembali. Lucas membuka ponselnya yang bahkan belum mengirim pesan pada kekasihnya Poppy hanya sekedar menanyakan keadaan setelah semalam mereka mencari kepuasan, Lucas ingin menghubungi Poppy tapi saat ini kekasihnya pasti sedang sibuk dengan pekerjaan. Memainkan ponselnya sampai dirinya melihat nama Leo sang adik yang juga sahabat Anggi dan membuat Lucas ingin bertanya siapa pria yang bersama Anggi tadi pagi, Lucas segera meletakkan ponselnya agar tidak terlalu memikirkan gadis kecil tersebut. “Aku cari ternyata di sini,” suara Devan membuyarkan lamunan Lucas. “Ada apa?.” “Laporan bagian keuangan dari Teguh tolong dipelajari tadi sih sudah bicara sama Teguh dan Anggi juga jadi aku percaya apalagi kinerja mereka berdua tidak pernah salah.” Lucas menatap laporan yang diletakkan Devan di mejanya, tapi pernyataan Devan mengenai Anggi dan Teguh membuat dirinya tidak suka. Devan bahkan tahu mengenai kedekatan mereka tapi sejauh mana hubungan mereka berdua selama ini apa melebihi hubungan rekan kerja, Lucas bahkan tidak mendengarkan perkataan Devan membuat sang kakak hanya menggelengkan kepala. “Mereka berdua keluar ke pajak bersama.” Lucas memandang Devan setelah mendengar tentang kepergian Anggi dan Teguh berdua saja, dirinya tahu jika mereka berdua melakukannya karena pekerjaan bukan hal lain tapi malah membuat dirinya tidak suka. Tanpa sepengetahuan Lucas di mana Devan memberi kabar pada kedua orang tua Lucas mengenai apa yang terjadi di hadapannya saat ini. “Kalau sudah langsung tanda tangan berikan pada Teguh biar nanti mereka bisa mengerjakan hal lain yang papa minta.” Lucas memandang Devan yang keluar dari ruangan setelah mengatakan hal tersebut, dirinya merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu apa – apa tentang kondisi perusahaan bahkan apa yang akan dilakukan gadis kecil dengan pria atasannya tersebut. Lucas tidak menyangka jika dibalik sikap manja dan cerewetnya itu gadis kecil ini mempunyai kemampuan yang bagus dalam keuangan perusahaan, dari laporan yang sekilas dirinya baca dapat dilihat bagaimana detailnya Anggi mengerjakan tugasnya. Lucas tidak menyadari jika terlalu lama berada di ruangan sendiri bahkan Rifat tidak datang ke kantor ini dan sekali lagi dirinya tidak bertanya tentang apa yang dilakukan Rifat karena pasti melakukan pekerjaan yang diperintahkan oleh Devan dan Wijaya papinya. Perusahaan lain yang dimiliki Wijaya mengalami banyak perubahan semenjak tangan kepercayaannya lebih dipercaya memegang perusahaan yang di Singapore dan saat ini berkembang sangat pesat tidak jauh berbeda dengan yang ada di sini. Suara ramai yang berada di luar pintu membuat Lucas bertanya siapa yang datang ke ruangan ini karena tidak semua mempunyai akses untuk masuk ke dalam lantai ini, Lucas memutuskan untuk keluar melihat siapa sumber keributan di luar ruangannya ini. “Abang ayo pulang ditunggu mami.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD