Menyamar Menjadi Suami Istri

1046 Words
Deru nafas Fitri semakin kencang dan naik turun pelukan pun semakin di pererat karena rasa takut, akhirnya dengan suara lantang Pramudia berteriak "Siapa disana?" teriakan Pramudia memecah keheningan malam yang mencekam. "Maaf bos, ini Badrul" jawab seseorang yang belum menampakan dirinya. "Keluar Drul, kamu dimana?" tanya Pramudia menajamkan pandangannya ke arah suara. "He.. he ini saya disini bos, untung bertemu disini, ayo bos saya parkirkan mobil tak jauh dari sini" ajak Badrul yang ternyata supir pribadi Pramudia "Dek Fitri ayo, gak perlu takut itu supir saya" bisik Pramudia Akhirnya mereka pun beranjak menuju mobil yang tidak jauh dari tempat itu. Mobil pun segera melaju menuju ke kota. Dua jam perjalanan membuat Fitri tertidur karena lelah. Sesekali Pramudia menatap wajah Fitri dari kaca spion. "Dalam tidur pun terlihat cantik dan imut" guman Pramudia pelan nyaris tak terdengar membuat Badrul tersenyum ketika melihat tingkah bosnya. "Ehemm" deheman Badrul memecah keheningan dan lamunan Pramudia yang sedari tadi menatap Fitri. "Kenapa Badrul, ah.. bagaimana kabar tentang semuanya?" Tanya Pramudia sadar tatapannya terhadap Fitri di ketahui Badrul "Bos tenang saja, semua masih bisa dikendalikan, mengenai perusahaan bos jangan khawatir semua aman" jawab Badrul fokus menyetir tanpa menoleh. "Ok, good job Rul, nanti kamu dapat bonus dari saya, sekarang kita ke apartemen nusa indah" kata Pramudia " Tumben bos, apartemen itu kan udah lama gak di pake, bos mau tinggal disana?" tanya Badrul heran karena selama kerja bersama bosnya justru tempat itu sama sekali tak pernah ia kunjungi apalagi di tempati. "Saya akan bersembunyi dulu disana karena keadaan masih belum memungkinkan" jawab Pramudia, dan Badrul pun hanya mengangguk - anggukan kepala mengerti. Tiba sudah di apartemen, terlihat Fitri masih tertidur pulas, karena kasihan Pramudia langsung membopong Fitri masuk kedalam apartemen di temani Badrul. Setelah semua dirasa aman Badrul pun pamit pulang. Kini hanya Pramudia dan Fitri diapartemen. Karena rasa kantuk dan capek yang menyerang, Pramudia pun tertidur di samping Fitri. Pagi menjelang, hembusan angin terasa segar suara burung bernyanyi bahagia seolah tidak ada beban yang menghimpit. "Huaaaa" teriakan Fitri memekik membuat Pramudia kaget mengerjapkan matanya "Ada apa dik Fitri, pagi - pagi udah teriak aja?" tanya Pramudia " Mas, apa yang kamu lakuin, kenapa tidur dekat ku pake peluk - peluk lagi" ketus Fitri "Maaf, mas semalam ketiduran karena capek jadi gak sempet ngapa - ngapain" jawab Pramudia santai "Beneran mas gakk ngapa - ngapain aku?" tanya Fitri memeriksa tubuhnya yang masih lengkap "Periksa aja kalau gak percaya, eiit apa kamu berharap aku apa - apain ya.. hayo" goda Pramudia membuat Fitri melotot "Ish.." desis Fitri memutar mata malas membuat Pramudia gemas dengan tingkah Fitri Fitri pun beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Guyuran air shower memberi efek rileks bagi Fitri hingga tak terasa 30 menit sudah ia berada dikamar mandi. "Dik, Fitri kamu gakk apa - apa?" gedoran pintu membuat Fitri tersadar bahwa ia sudah lama berada di dalam. "Bentar mas udah selesai kok" jawab Fitri memakaikan handuk kimono. "Ish.. ish kaya anak gadis aja lama amat, aku sampe lumutan" desis Pramudia menyunggingkan senyumnya membuat Fitri ketar - ketir. "Silahkan pak bos" ledek Fitri mejulurkan lidahnya. "Ah, dik Fitri kenapa kita nggak nyamar jadi suami istri aja untuk rencana selanjutnya" kata Pramudia yang secara spontan terlintas ide di otaknya. "Hmm, bentar mas.." Fitri mengerutkan dahinya memikirkan ide Pramudia "Gimana?" tanya Pramudia "Itukan ideku yang dulu pernah di bahas, ish " guman Fitri dalam hatinya. "Kok malah diam jadi gimana dik, mau nggak?" Pramudia mengulang pertanyaanya mengeryitkan dahi heran. "Boleh juga mas, oke mulai sekarang kita ubah penampilan supaya tidak di kenali" jawab Fitri antusias dan Pramudia pun setuju sambil mengacungkan kedua jempolnya. "Mas pram, hari ini aku bingung mau ngapain.. hhuh" keluh Fitri sambil menata masakan yang siap di hidangkan di meja makan. "Hhm, kita ke salon kita ubah penampilan gimana?" setelah itu baru kita menyusun rencana selanjutnya" tanya Pramudia "Tapi, aku takut ada yang mengenaliku mas, bisa bahaya nyawaku taruhannya" jawab Fitri bingung "Kamu tenang aja dik, sekarang kamu kan istriku jadi nggak perlu khawatir lah, apalagi setelah merubah penampilan kita" jelas pramudia Fitri pun mengangguk menyetujui ide Pramudia. Mereka pun menyantap makanan dalam diam hanya sesekali terdengar dentuman sendok dan garpu. Setelah ritual makan selesai mereka pun bersiap ke salon. "Mbak tolong, rubah penampilan istri saya agar terlihat sempurna" kata Pramudia kepada mbak salon Ada perasaan hangat dan bahagia terbersit di hati Fitri ketika Pramudia mengatakan istri kepadanya, rasa yang sulit di ungkapkan dengan kata. "Baik tuan, anda pasti akan tambah cinta kepada istri anda" jawab mbak salon menggangguk sambil mempersilahkan Fitri untuk di permak. Begitupun dengan Pramudia ia mengubah sedikit penampilannya agar terlihat lebih fresh dan muda karena memang usia mereka terpaut jauh. Satu jam sudah ritual permak dilakukan mulai dari potong rambut, meni pedi, dan spa. "Wow, amaizing... anda sangat cantik sekali nyonya" puji mbak salon melotot tak percaya hasil karyanya. "Ah,.. apa benar ini saya" kata Fitri mematut di depan cermin merasa puas karena memang ia terlihat sempurna dan sangat berbeda dengan Fitri yang dulu sehingga yang melihat tak akan menyangka kalau dia adalah Fitri. Apalagi ketika mengenakan dress berwarna navi selutut tangan pendek berenda, membuat Fitri terlihat seperti princes. Cantik, anggun ,elegan, berkelas itulah pujian yang kini tersandang untuknya. "Wow, cantik" guman Pramudia ketika melihat Fitri selesai di permak. Mata nya terus memandang tanpa berkedip membuat dadanya bergemuruh. "Udah tuan, jangan dipandangi terus istrinya, di rumah bisa dilanjutin lagi saling pandangnya" kekeh mbak salon yang melihat Pramudia dan Fitri saling pandang, membuat Pramudia dan Fitri salting. "Sayang, kamu cantik sekali" kata Pramudia merangkul pinggang ramping Fitri membuat Fitri kaget dengan sikap Pramudia, namun Fitri menyadari bahwa itu bagian dari actingnya. "Makasih sayang, kamu juga terlihat sangat tampan" balas Fitri sambil mencium pipi Pramudia membuat Pramudia lebih kaget tak menyangka Fitri menciumnya. "Ternyata kamu lebih berani" bisik Pramudia di telinga Fitri membuat Fitri merinding. "Tentu saja, kita harus maksimal" jawab Fitri mengalungkan tanganya di leher Pramudia. Tanpa disadari mereka bertatapan dan saling memuji satu sama lain hingga wajah mereka sangat dekat sekali. "cup" Kecupan sekilas mendarat di bibir Fitri, membuat Fitri melotot tak suka namun Pramudia membalas dengan senyuman. "Kita harus berperan profesional, istriku" bisik Pramudia yang lagi - lagi membuat Fitri tak bisa bernafas karena kelakuanya. Namun Fitri hanya pasrah saja karena memang benar adanya apa yang dikatakan Pramudia agar rencananya untuk balas dendam berhasil.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD