Bertemu dengan Danu dan Gundiknya

1191 Words
"Mas, aku mulai jenuh dirumah terus, apa tidak ada kerjaan di kantor buat aku?, apa aja deh ob juga gak apa - apa yang penting ada kegiatan" keluh Fitri "Masa iya sih, istri pura - pura mas kerja jadi ob, bukanya di rumah lebih enak ya..?, udah lah kamu dirumah aja nanti capek lo.." kata Pramudia yang tak lepas pandanganya ke arah laptop. "Jenuh mas, ya.. boleh dong please" pinta Fitri manja membuat Pramudia menggelengkan kepalanya "Ya.. udah kamu jadi asisten mas aja plus merangkap istri pura - pura" jawab Pramudia "Ok, makasih mas kalau gitu, aku tidur duluan ya, udah ngantuk" kata Fitri berlalu ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Pramudia Keesokan harinya, Pramudia dan Fitri berjalan beriringan menuju kantor. Belum ada yang mengetahui tentang hubungan mereka. "Jam 9, ada meeting namun semua karyawan di haruskan hadir" itulah pengumuman yang dikeluarkan Pramudia membuat semua karyawan ketakutan adanya phk. Meeting pun dimulai semua telah berkumpul. "Oke, untuk para karyawan perlu di ketahui saya akan memperkenalkan seseorang yang berdiri di sebelah saya ini beliau adalah orang yang sangat berarti dalam hidup saya beliau adalah asisten pribadi saya sekaligus istri saya, mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, terima kasih" Semua karyawan tercengang, dikira akan ada phk tapi cuma pengumuman bos tampan mereka yang telah menikah, membuat para wanita patah hati, namun banyak pula yang masih setia memujanya. "Ok, sekarang masuk ke ruangan masing - masing, dan selamat bekerja" kata sekertaris pribadi Pramudia. Semua karyawan berhambur memasuki ruangan masing - masing. "Ayo, sayang kita keruangan" ajak Pramudia lalu menggandeng Fitri seolah ingin menampakan kemesraan mereka, dan Fitri pun memerankan perannya dengan bergelayut manja, membuat keduanya menikmati peranan masing - masing. "Maaf, bos ada yang ingin bertemu dengan bos, kayaknya tentang kerjasama proyek baru kita pembangunan apartemen elit" kata Sekertaris Pramudia yang bernama Rangga. "Siapa, ga?" tanya Pramudia "Pak Danu beserta istrinya ibu Risna" jawab Angga "Ok, suruh masuk" "Siap, bos" Tak lama kemudian Danu dan Risna memasuki ruangan Pramudia, Fitri yang terkejut akan kehadiran suami dan gundiknya segera tersadar dan mengatur emosi untuk memerankan peranannya. "Mas, dia suamiku" bisik Fitri Pramudia yang mengerti langsung memeluk Fitri di depan mereka, Fitri yang duduk di pangkuan Pramudia mengatur emosinya yang ingin meledak tatkala luka dihatinya karena perlakuan mereka. "Jangan terbawa emosi okey, kita lanjutkan plan awal" bisik Pramudia menguatkan Fitri yang gelisah, untung saja Pramudia memberi kode sehingga membuat Fitri bisa mengimbangi sandiwaranya. Melihat kemesraan yang di perlihatkan Pramudia dan Fitri membuat Danu dan Risna gerah walau ruangan jelas ber ac. Tak ada rasa canggung sedikitpun yang terlihat seolah mereka adalah benar - benar sepasang kekasih yang dilanda mabuk asmara. Gaun yang dikenakan Fitri jelas sangat berkelas, anggun, sopan namun terlihat sexy karena dibagian depan sengaja diperlihatkan sedikit belahan dadanya untuk menarik perhatian yang melihatnya. Danu yang terpana akan kecantikan dan kemolekan Fitri hanya bisa menelan salivanya, sesekali ia curi pandang namun karena disadari Pramudia dengan sigap Pramudia menutup area sensitiv Fitri dengan jasnya. "Sayang, kalau kamu bosan kamu boleh pulang duluan kerumah" kata Pramudia membuyarkan imajinasi Danu yang terlihat jelas dari matanya berfikiran m***m. Fitri yang menyadari hal itu segera pamit dan melenggangkan tubuhnya keluar luar ruangan. "Oke sayang, aku duluan ya.. love you" kata Fitri mendaratkan ciuman dipipi Pramudia membuatnya tersenyum nakal. "Love you darling" Pramudia pun tak kalah membalas ciuman Fitri namun yang bikin semua kaget Pramudia mencium bibir Fitri. Adegan yang sedikit panas diruangan membuat Risna dan Danu kikuk dan malu sendiri namun untuk menetralkan suasana Pramudia berbasa - basi karena walau bagaimana pun juga bisnis is bisnis harus profesional. "Ah, maaf pak Danu dan bu Risna itu adalah istri saya Fia, dia adalah satu - satu nya yang saya punya dan paling berharga" kata Pramudia "Oh,.. cantik sekali ya pak istri bapak sangat serasi sekali dengan bapak yang tampan" sela Risna tampak raut muka yang kurang suka "Iya, pak.. sangat serasi semoga samawa" timpal Danu "Makasih, aamiin.., saya sangat bersyukur karena telah mendapatkan apa yang saya harapkan, istri yang selalu berada dalam suka dan duka, makanya pak saya tidak akan pernah mengkhianatinya dikala susah selalu mendampingi pas sukses masa kita harus berpaling" sindir Pramudia membuat Danu mati kutu Deg Danu tertampar dengan sindiran yang sengaja dilontarkan Pramudia, ia tak bisa berkata apa - apa. "Ok, pak Danu dan bu Risna semua berkas sudah saya pelajari dan kayaknya sesuai dengan ekspektasi yang saya harapkan, dan saya setuju dengan semuanya berarti mulai sekarang kita resmi bekerja sama semoga dengan kerja sama kali ini membuahkan keuntungan yang besar" kata Pramudia mereka pun berjabat tangan menyetujui kesepakatan. "Ok, pak kalau begitu kami permisi dulu, kalau bapak berkenan lain kali saya akan undang bapak beserta istri untuk makan malam" pamit Danu yang di iringi Risna keluar dari ruangan Pramudia. "Iya, tentu saja pasti saya akan datang beserta istri" jawab Pramudia Akhirnya Pramudia bisa bernafas lega karena rencana untuk membantu Fitri untuk balas dendam berjalan sesuai dengan rencananya. "Hallo, dik.." "Iya mas, ada apa" "Mereka akan mengundang makan malam bersama" "Kapan mas?" "Belum pasti kapan, tapi kita harus susun rencana lagi" "Oke mas, aku serahkan semuanya padamu" "Ok, see you kalau kamu jenuh kamu bisa jalan - jalan atau shooping, nanti mas nyuruh Badrul antar kamu" "Gak perlu mas, aku nggak tenang kalau sendirian" "Ya udah, tunggu mas aja dirumah mas usahain pulang cepat nanti kita jalan - jalan" "Ok, mas makasih ya udah banyak bantu aku, oh ya aku mau masak dulu kamu mau makan apa biar aku masakin" "Terserah kamu aja, asal jangan yang pedas - pedas" "Ok, suamiku tercinta" "Ish, mulai mancing nih" "He.. he, yaudah see you aku tunggu, ku tutup telponnya ya.." Tut tut tut Telpon pun di tutup tersungging senyum merekah di bibir Pramudia. Rasa yang sempat hilang kini bersemi kembali sejak adanya kehadiran Fitri yang menghiasi hari - hari sepinya. Semua Pekerjaan kantornya telah terselesaikan, meeting dengan klien pun telah selesai semua berjalan lancar untuk hari ini. Jam dinding berdenting menunjukan telah waktunya pulang. Dengan penuh semangat Pramudia bergegas pulang, untuk menemui sang pujaan hati. Dirumah Fitri sedang sibuk berkutat di dapur dengan rambut cepolnya sehingga memperlihatkan lehernya yang putih dan mulus, baju dress tanpa lengan navy selutut selaras dengan kulitnya. "Akhirnya.... tempe bacem, udang asam manis dan capcaynya ready" seru Fitri dengan girangnya lalu menatanya di meja makan setelah itu membereskan dapur dan mencuci peralatan dapur yang kotor bekas makan dengan telaten. Namun tiba - tiba ada tangan yang melingkar di perutnya, mengendus lehernya membuat bulu halus Fitri meremang. "Mas, kangen dik" bisik Pramudia mencumbui leher Fitri, tangannya yang mulai meraba keatas, lalu membalikan tubuh Fitri dan mencium dan melumat bibirnya dengan lembut dan penuh gairah. Fitri pun tak bisa mengontrol dirinya menikmati serangan mendadak dari Pramudia. Namun Pramudia segera tersadar mengakhiri aktifitasnya sebelum kebablasan. "Maafkan mas, sebenarnya mas sangat tidak kuat dan ingin melakukannya, namun mas ingin kita menikah dulu agar kita bisa melakukannya dengan leluasa tentunya mas ingin segera menghalalkan mu, kalau kamu belum bisa menerima, mas akan setia menunggu sampai kamu siap dik" kata Pramudia dengan penuh keyakinan membuat Fitri terdiam. "Aku juga sebenarnya sudah nyaman bersamamu mas, namun aku masih ingin fokus balas dendam dulu" guman Fitri dalam hati, tatapan matanya nanar mengisyaratkan kecewa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD