29

1500 Words
Keenan dan teman-temannya sekarang ini benar-benar sangat bahagia. Rasanya mereka semua merasa tenang ketika mereka ada di sini. Meskipun beberapa saat Keenan juga selalu menanyakan tentang Safa kepada teman-temannya yang lainnya. Memang Keenan jika tidak ada Safa pasti akan selalu mencari-cari keberadaan dari Safa terus menerus. "Guys, andai aja Safa bisa ikut pasti bakalan lebih nyenengin sih ini." Ujar Keenan dan teman-temannya menatap ke arahnya termasuk Gina dan Garda. Gina kini mendekati Keenan dan ia duduk di sebelah Keenan juga. "Safa kan juga ada acara Ken, jadi kita ajak lagi next time ya! Pasti bakalan nyenengin banget sih. Ga sabar deh pokoknya." Ujar Gina dan Keenan pun mengangguk. Benar apa yang dikatakan oleh Gina, masih ada lain waktu yang nantinya bisa mereka lewati bersama-sama. Gina kembali tersenyum sembari melihat hamparan pantai yang sangat indah ini. "Kakak, jangan kejar-kejaran." Ujar Bagas sedikit berteriak kepada Marco yang sekarang ini sedang mengejar Nayara di tepian pantai. "Hahaha ngomong aja kalo Lo juga mau ikut woy." Teriak Marco. Sementara Nayara yang di kejar pun kini tampak bahagia. Meskipun ini sudah malam, tapi masih banyak yang ada di tepian pantai ini. Banyak yang hanya duduk tapi ada juga yang sembari makan malam di sini. Marco, Bagas dan Nayara sekarang ini hanya bermain saja karena nanti mereka akan makan di hotel saja. Mereka masih bermain dan hal itu dilihat oleh Keenan dan teman-temannya yang heran karena mereka semua sekarang ini terlihat berlarian dan masalahnya ini adalah di malam hari bukan siang. Ya meski Keenan dan teman-temannya tidak kenal dengan mereka, maka dari itu mereka hanya menatap sekilas dan setelahnya mereka sekarang sudah saling mengobrol lagi. Obrolan yang bagi mereka seru. Marco, Bagas dan Nayara sudah berada di hotel dan sekarang ini mereka sedang makan bersama. Nayara rasanya benar-benar lelah tapi disisi lain ia juga sangat bahagia karena dirinya bisa memiliki orang-orang yang sangat baik seperti Bagas dan keluarganya ini. Ia tak tahu bagaimana jika tidak ada mereka, mungkin Nayara sudah tidak ada lagi di dunia ini. "Gimana Nayara? Enak kan?" Tanya Marco dan Nayara mengangguk karena memang makanan hotel ini sangat enak. Mereka tadi memesan makanan dan mereka masih ada di kamar. Jadi mereka makan di kamar. Lebih tepatnya sekarang mereka makan di kamar Nayara dan Bagas yang sebenarnya juga memiliki connecting door dengan kamar Marco. Sekarang ini mereka masih makan dan Nayara sangat bersemangat makannya. "Besok kita mau ke mana lagi nih? Sumpah kayak semangat banget gitu loh ada di sini dan karena semuanya indah banget." Ujar Nayara. "Kalau kamu emangnya besok mau ke mana? Kita ngikutin Nayara aja deh. Jadi sebutin aja Nayara mau ke mana terus kita besok ke sana deh." Ujar Marco dengan nada yang sangat lembut yang mana hal itu membuat Nayara sangat senang karena dirinya merasa diperhatikan oleh Marco ini. "Aduh Nayars nggak bisa bilang mau ke mana karena Nayara juga nggak tahu tapi yang pasti sih Nayara mau kalau besok kita pergi ke tempat yang indah dan menenangkan." Ujar Nayara dan lagi-lagi Marco mengangguk sembari tersenyum ditambah saat ini Marco tampak mengusap lembut rambut Nayara yang membuat Nayara merasa tenang. "Iya besok kita pergi ke tempat yang lu sukai pokoknya Nayara. Tempat yang indah dan membuat kita jadi nyaman." Ujar Bagas menjawab. Mereka menghabiskan makanan mereka karena setelah ini mereka akan pergi keluar lagi hanya untuk melihat bintang-bintang di langit dan setelah itu mereka akan kembali ke kamar lalu tidur untuk hari esok. Sedangkan Dewa dan teman-temannya sekarang sudah berada di rumah. Sebenarnya mereka baru saja pulang dari liburan kecil mereka tadi di Dufan. Namun mereka sudah keluar dari Dufan sejak beberapa jam yang lalu dan mereka baru sampai ke rumah karena tadi mereka mampir untuk membeli makan terlebih dahulu. Ya maklum saja karena sudah malam jadi perut mereka meronta-rontak untuk diisi makanan. Jadinya tadi mereka mampir ke warung pecel lele yang ada di pinggir jalanan. Meskipun makanan pinggir jalan tapi pecel lele yang tadi mereka makan sangat enak. "Gimana guys capek ya kalian semua? Tapi senang kan ya akhirnya kita bisa punya waktu liburan bareng setelah gue keluar dari penjara. Gue udah lama banget memimpikan pengen liburan bareng kayak gini tapi ya gue baru bisa sekarang buat ini semua." Ujar Dewa kepada teman-temannya yang sekarang ini tanpa terlihat bahagia dan juga terharu di satu waktu yang bersamaan karena mereka tahu bagaimana Dewa menginginkan hal ini tapi ya kemarin mereka bahkan tidak bisa bertemu selama 1 tahun lamanya karena Dewa berada di penjara. Namun waktu itu sudah berlalu dan kini mereka akan hidup untuk masa depan yang pastinya akan mereka pastikan cerah dan akan mereka lalui bersama-sama. "Besok lanjut liburan lagi ga nih guys?" Ujar Aaroon kepada mereka. "Iya, pada mau lanjut ga?" Tanya Dewa yang kini membuat mereka semua menjadi diam saja. Mereka sedikit heran dengan perkataan Dewa itu. "Emangnya mau liburan ke mana lagi? kita kan udah ke Dufan tadi terus mau ke mana lagi emang besok?" Tanya Mada yang mana orang-orang lainnya juga mendengarkan jawaban yang akan dilontarkan oleh Dewa. Mereka menunggu dengan semangat yang membara dan penasaran. "Ya, maybe Bandung or Bogor. Atau kita bisa keduanya dan kita nginep di sana. Gimana?" Tanya Dewa yang membuat mereka berpikir. "Raka, Dimas, Alfa kok dari tadi lo pada diem aja sih. Ayo dong ikut nimbrung kita buat bahas hal ini. Gimana kalau lo semua setuju nggak buat liburan ke Bandung sama Bogor?" Tanya Mada dan mereka menggaruk kepalanya secara bersamaan karena mereka pun juga bingung. Toh mereka juga nantinya akan ikut-ikut aja dengan teman-temannya ini. Jadi mereka hanya diam sedari tadi. Toh juga mereka merupakan anak baru disini. "Kalau kita mengikut kalian aja karena kita juga akan belum kebiasaan sama hal-hal kayak gini. Jadi kita ngikut kalian gimana aja." Ujar Alfa. "Sumpah sih ya kalau lo pada udah masuk ke sekolah pasti banyak banget yang ngincer Lo bertiga. Apalagi lo juga masuk ke gamenya Dewa. Dijamin banget nggak akan ada yang berani sama lo semua karena kita udah buktiin sendiri. Dewa itu meski kemarin dia nggak sekolah tapi orang-orang masih takut sama geng kita karena Dewa." Ujar Arhan ke mereka. "Bener banget, Jadi lo bertiga nggak usah sungkan sama kita semua karena gue yakin banget apa yang lo lakuin ke Dewa waktu kalian masih ada di penjara itu sangat berarti buat Dewa. Dan apa yang kalian dapatkan sekarang itu emang seharusnya harus kalian dapatkan karena kalian emang benar-benar baik banget sama Dewa." ujar Putra kepada mereka. "Justru kita bertiga yang benar-benar bersyukur ketemu sama Dewa dan kalian semua. Bahkan kita benar-benar nggak nyangka kalau hidup kita bakalan berubah 100% kayak gini. Rasanya kayak mimpi tapi ini bukan mimpi karena kita sendiri sudah membuktikan bahwa ini merupakan hal yang nyata. Makasih banget karena lo semua udah baik banget sama kita." Ujar Dimas yang mana mereka sekarang jadi sadar kenapa malah mereka membuat suasana menjadi haru biru seperti ini Padahal tadi mereka sedang membahas tentang ke mana mereka akan liburan dan apakah mereka akan liburan lagi besok. Maka dari itu pembicaraan pun diubah lagi. "Jadi gimana yang setuju buat besok liburan lagi angkat tangan deh. intinya kalau banyakan yang mau liburan jadi ya kita liburan." Ujar Dewa. Dan mayoritas dari teman-teman Dewa itu mengangkat tangan yang mana artinya mereka akan melanjutkan liburan besok. Karenanya sekarang ini mereka langsung tidur karena ini sudah sangat malam dan besok mereka harus bangun pagi-pagi agar mereka tidak terlalu macet di jalan. Nayara sudah tertidur dan Bagas masih berada di balkon hotel. Sebenarnya Bagas saat ini memikirkan kira-kira sekolah mana yang akan dimasuki oleh Nayara. Tentu saja sejak kemarin ia kepikiran dengan hal itu karena dia bingung apakah dirinya harus ikut pindah atau tidak karena ia sangat khawatir kepada Nayara. Ia hanya takut nanti Nayara tidak memiliki teman karena memang layarnya sangat susah mendapatkan teman baik. "Semoga Tuhan selalu jagain lo ya Nayara. Setiap hari gue selalu berdoa untuk kebahagiaan lo dan untuk ketenangan hati lo. Semoga doa gue akan didengarkan oleh Tuhan dan gue harap lu bakalan bahagia banget nanti karena lu berhak bahagia. Apalagi setelah lo mendapatkan rasa sakit yang bertubi-tubi kemarin. Gue, Abang sama Mama dan Papa sama sekali nggak mau kehilangan lo Nayara. Jadi kita mohon untuk lo bisa bertahan lebih lama lagi karena gue yakin kalau kebahagiaan pasti akan menyapa lo. Semoga kebahagiaan itu akan datang lebih cepat." Ujar Bagas sembari sekarang ini menatap ke arah Nayara yang ada di dalam kamar. Bagas benar-benar tidak bisa merasa tenang jika ia berada jauh dari Nayara. Apalagi jika itu karena mereka yang akan beda sekolah, Bagas yang tidak tahu bagaimana nanti Nayara akan memiliki teman dan bagaimana orang-orang di sekolah baru Nayara memperlakukan Nayara. tentu saja apakah tidak ingin jika Nayara mendapatkan perilaku bullying. Setelah sudah puas menatap ke arah Nayara kini Bagas sudah masuk ke dalam dan ia akan ikut Nayara masuk ke dalam alam mimpi karena besok harinya pasti akan lebih menyenangkan daripada hari ini. Bagas pun sudah tidur di tempat tidur samping Nayara dan kini mereka berdua sudah sama-sama terlelap. Wajah mereka benar-benar tenang saat sudah lelap dalam tidurnya dan mereka tidak terlihat memiliki beban apa pun juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD