28

1850 Words
“Nay kamu tadi kemana sih Nay?” Tanya Bagas dengan perasaan lega karena sudah menemukan Nayara dan tentu saja mereka lega sekali. Bagaimana tidak lega jika tadi jantungnya hampir copot karena Nayara menghilang tanpa mengabari dirinya terlebih dahulu. Jika Nayara hilang dan tidak ditemukan tadi, ia benar-benar tidak bisa memaafkan dirinya sendiri atas kejadian itu. Karena seharusnya dirinya sudah bangun dan lebih peka lagi saat Nayara tidak ada di dekatnya. Jika terjadi apa-apa dengan Nayara, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri sampai kapan pun itu. “Nayara disini aja dari tadi Gas. Kenapa emangnya? Ini kok pada kumpul disini? Malah kelihatannya belum pada mandi lagi, muka-muka bangun tidur banget deh. Emangnya ada apa sih guys? Tunggu deh jangan-jangan ada kebakaran di hotel ya? Atau apa deh guys? Kok pada keluar masih bangun tidur gini sih.” Ujar Nayara yang mengatakan hal itu dengan wajah tanpa dosanya. Apakah ia tidak tahu bahwa mereka semua seperti ini karena Nayara? “Ga ada kebakaran Nay, kita keluar buru-buru karena lo.” ujar Bagas menajwabnya. “Nay, kita semua nyariin kamu. Kamu kenapa pergi ga bilang-bilang? Kita semua kan jadinya khawatir mikirin keberadaan kamu tadi. Makanya kita langsung ke bawah dan waktu tanya resepsionis katanya kamu keluar kesini. Untung aja kamu ga kenapa-kenapa Nay.” Tanya Marco yang mana ia sudah bersabar. Karena lagi pula ia juga sudah mulai terbiasa dengan hal-hal yang seperti ini. Ia sudah terlatih sabar. “Nayara ga kemana-mana bang, disini aja dari tadi. Nayara tadi bangun belum pada bangun, terus Nayara lihat pemandangannya indah banget jadi Nayara mau turun. Pas mau bilang ke Bagas tapi ga tega soalnya Bagas masih tidur juga. Jadinya Nayara turun sendiri deh. Nayara minta maaf ya sekali lagi karena Nayara ga bilang-bilang tadi. Nayara beneran ga ada maksud.” Ujar Nayara kepada mereka. Nayara mengulang-ngulang hal itu kareja ia benar-benar tidak enak dengan mereka semua karena mereka semua sudah sepeduli ini untuk mencari Nayara tapi ternyata Nayara malah asyik menikmati pemandangan di sini. “Iya Nay, tapi kan harusnya bilang dulu biar kita ga khawatir pas bangunnya. Ini tadi kita khawatir banget loh sama kamu Nay.” Ujar Bagas tersebut. Bagas tadi benar-benar sangat deg-degan dengan hilangnya Nayara. Ia pikir Nayara melakukan hal yang tidak ingin ia bayangkan sama sekali. “Tapi kan Nayara bawa handphone juga, jadi bisa buat di telfon. Ga perlu di cari sampai sebegininya.” Ujar Nayara kepada mereka. Karena memang selain untuk foto, tadi Nayara membawa handphone untuk agar dirinya bisa di hubungi saat mereka sudah bangun dan mencari dirinya juga. Namun tadi ia tidak mendengar ada panggilan sama sekali jadinya ia berpikiran bahwa mereka semua sama sekali belum bangun. Namun ternyata ia salah. Ternyata mereka tidak menelponnya sama sekali makanya ia bingung juga sekarang. “Nay, handphone kamu ga aktif loh tapi Abang udah nyoba buat nelfon juta. Makanya kita semua jadi khawatir banget sama kamu.” Ujar Marco dan Nayara pun memperlihatkan handphonenya yang hidup. Sedari tadi ia tak mematikan handphonenya juga. Makanya ia pikir handphonenya hidup. “Handphonenya hidup kok ini bang, ga dimatiin sama Nayara dari tadi nih.” Ujar Nayara tersebut. Ia memperlihatkan handphonenya lagi sekarang dan Marco, Bagas serta yang lainnya pun menatap ke arah handphone Nayara itu dan mencari apa penyebab dari mereka semua tadi tidak bisa menelfon Nayara. Benar-benar tidak terhubung telfonnya sama sekali tadi itu. "Ah pantes sih ini mah mau di telfon sampai beberapa kali pun tetep aja ga akan terhubung dan ga akan ada yang angkat." Ujar Bagas sekarang ini. “Ya iya sih Nay handphonenya ga kamu matikan, tapi itu masih mode plane handphone kamu. Pasti belum kamu ubah kan pas kemarin itu.” Ujar Marco dan Nayara melihatnya lagi, ia pun tersenyum malu karena ternyata memang benar bahwa handphone yang ia bawa ini masih mode pesawat. Ia benar-benar malu sekarang. Ia tak habis pikir juga dengan dirinya yang sangat bodoh. Tak menyangka bahwa sekarang ini ia menjadi sebodoh ini juga. “Maafin Nayara ya semuanya, Nayara benar-benar ga ada niatan buat kalian khawatir, beneran deh. Aduh kalian semua pasti tadi khawatir banhey ya sama Nayara. Malah belum pada apa-apa udah kesini aja gara-gara nyariin Nayara. Seharusnya kalian masih pada tidur juga.” Ujar Nayara dan mereka semua mengangguk. Kini mereka kembali ke kamar mereka sementara Nayara yang sebenarnya masih ingin disana juga dipaksa untuk kembali ke kamar karena mereka tidak bisa membiarkan Nayara sendirian saja. "Ga papa Nay, ga usah dipikirin ya. Yuk sekarang kita ke kamar aja. Ga perlu dipikirkan karena kita pun juga ga masalah dengan ini." Ujae Bagas. Mereka menjanjikan bahwa setelah nanti mereka mandi dan bersiap-siap nanti mereka akan makan bersama dan langsung berkeliling. Karena janji dari mereka itu Nayara pun langsung ikut mereka kembali ke kamar. Untung saja semua teman dari Marco ini sangat sabar jadi mereka juga sudah mulai terbiasa dengan Nayara yang ceroboh. Mereka tidak akan marah kepada Nayara karena memang Nayara juga tidak salah hanya saja ia ceroboh. Sementara itu liburan berbeda dirasakan oleh Dewa dan teman-temannya karena mereka tidak liburan jauh. Mereka hanya liburan di sekitar mereka saja. Kini mereka sedang pergi ke Dufan, nantinya setelah ini mereka langsung pergi ke Puncak. Memang mereka ingin pergi ke Dufan bersama-sama, sebenarnya dulu sebelum Dewa masuk ke penjara Dewa dan teman-temannya sudah pernah datang. Namun sekarang ini berbeda karena wahana juga semakin banyak dan mereka juga bertambah anggota juga. Anggota keluarga yang sangat amat ia akan jaga kapan pun dan dimana pun itu. Mereka ingin mengajak Dimas, Alfa dan Raka untuk menaiki berbagai macam wahana yang ada di Dufan. Mereka semua yakin bahwa 3 orang temannya itu akan bahagia karena memang mereka bertiga belum pernah pergi ke Dufan sebelumnya. Boro-boro Dufan sebelum ini saja mereka belum pernah merasakan makanan fast food seperti ayam crispy dan yang lainnya. Semuanya akan membuat bahagia tiga orang yang memang baru masuk di kehidupan mereka semua. Bisa dibilang ini merupakan misi mereka untuk membahagiakan Dimas, Alfa dan Raka. Jadi mereka melakukan yang terbaik. Semoga saja tiga orang itu akan merasa bahagia dengan ini semua. Maka dari itu saya mendengar bahwa mereka akan pergi ke Dufan semuanya pun jadi sangat bahagia. Mobil mereka sekarang sudah memasuki area Dufan dan mereka masih harus berjalan sedikit jauh dari parkiran untuk sampai ke dalam. Ya hitung-hitung bisa untuk jadi olahraga juga untuk mereka. Mana sekarang matahari juga sedang terik-teriknya. Namun itu tak masalah bagi mereka karena semangat mereka lebih membara daripada matahari ini. “Whoa jadi ini yang namanya Dufan? Gila kita baru aja datang buat pertama kali. Bagus banget sih ini, ternyata beneran segede itu ya Dufannya.” Ujar Dimas yang mana sekarang tampak terpukau dengan semuanya. “Pokoknya nanti gue di dalam mau naik semua wahana deh. Nggak bisa gue sia-siain hal kayak gini.” Ujar Raka yang udah tak sabar untuk menaiki semua wahana yang ada disini. Wahana yang biasanya hanya bisa ia lihat di seberang atau di iklan-iklan yang tersebar di jalanan saja. Maklum lah karena mereka sebelum ini memang merupakan anak jalanan yang hidup di jalan. “Ya udah kita nanti sekalian aja upgrade ke fast track biar cepat nanti kalau mau naik wahana.” Ujar Dewa dan mereka semua setuju. Mereka pun sekarang sudah berada di tempat upgrade dari tiket biasa ke tiket fast track. Setelah semuanya sudah siap sekarang mereka pun sudah mulai masuk ke dalam Dufan. Memang semuanya benar-benar sudah siap dengan semua ini. Tampak sekarang mereka sudah mulai memilih permainan yang akan mereka mainkan. Jujur saja dari awal mereka masuk mereka semua sudah menjadi fokus perhatian dari beberapa pengunjung Dufan juga. Tentu saja mereka menjadi fokus perhatian dari banyak orang karena pengunjung melihat mereka yang semuanya tampan dan selain itu juga mereka sangat lucu. Bagaimana tidak karena cowok-cowok seperti mereka mendatangi Dufan dengan seperti anak kecil yang kini terlihat sangat kesenangan. Gua senang banget karena kalian senang. Meskipun sekarang pikiran gua masih mikirin tentang Papa dan rencana pernikahan Papa yang sama sekali ga pernah gua bayangkan sebelumnya. Tapi gua ga boleh rusak kebahagiaan mereka, jadi gua ga boleh bilang tentang ini ke mereka. Kalo gua bilang nanti mereka semua bakalan jadi sedih juga. Batin Dewa. Dewa sekarang sedang menunggu untuk menaiki tornado. Mereka mau naik bersama-sama jadi sekarang ini mereka menunggu orang yang bermain terakhir kali karena wahana itu masih beroperasi dengan orang-orang yang datang sebelum mereka. Rasanya sangat deg-degan tapi juga bahagia. “Eh ini beneran nggak papa kan ya naik ini? Sumpah gue takut banget kalau sampai nanti gue muntah gimana?” Tanya Dimas yang padahal tadi Dimas sangat bersemangat tapi melihat orang-orang yang menaiki tornado itu membuat dirinya sekarang bernyali ciut. Teman-temannya pun melihat Dimas dan benar saja wajahnya sedikit pucat sekarang, mereka mencoba meyakinkan Dimas bahwa nanti tidak akan semenyeramkan yang dikira oleh Dimas karena sebenarnya jika udah naik malah itu akan sangat seru. Ia hanya takut jika nantinya dirinya akan mempermalukan teman-temannya dengan muntah setelah menaiki wahana tersebut. Tentu saja dirinya sendiri juga tidak mau mempermalukan ia sendiri apalagi jika itu di depan banyak orang seperti mereka ini. Ia tidak mau hal itu terjadi nantinya. “Tenang aja ini seru banget kok, nggak bakalan deh kalau sampai muntah. Jadi lebih baik lo persiapin suara lo buat nanti teriak sekenceng-kencengnya saat kita udah naik wahana itu. Nggak cuman wahana itu aja sih tapi juga wahana yang lainnya. Pokoknya nih ya kita nanti full teriak deh sampai suara habis. Dijamin.” Ujar Aaroon kepada mereka semua. “Bener kok kata Aaroon karena emang kalo udah naik wahana disini mah ga pernah nanti ketakutan tapi yang ada malah seneng-seneng woy.” Ujar Mada dan sekarang ini Dimas mencoba untuk percaya pada perkataan dari teman-temannya ini meskipun ia juga kurang percaya dengan mereka. Kini waktu bagi mereka untuk naik dan sebenarnya Dimas sekarang sudah sangat deg-degan tapi ia juga ingin mencobanya. Makanya dari tadi ia benar-benar bersemangat juga meskipun ia takut dengan wahana ini. Namun jika ia tidak menaikinya belum tentu besok-besok mereka akan liburan kesini lagi. Bisa dibilang ini merupakan kesempatannya, ia mau naik Semarang atau tidak sama sekali. Lagi pula tiket mereka juga harus digunakan dengan baik. “Yok guys kita keluarin semua beban guys, kita harus bersemangat pokoknya ya sekarang guys hahhaa.” Ujar Aaroon kepada mereka semua. Mereka sudah duduk di posisi mereka masing-masing dan sekarang wahana pun sudah mulai dimainkan. Langsung saja teriakan keras terdengar diantara mereka, semuanya berteriak kegirangan. Dimas yang tadinya takut pun sekarang justru merasa sangat senang dengan apa yang ia rasakan sekarang. Benar kata teman-temannya tadi bahwa ini lebih ke sangat seru. Kembali lagi ke Labuan Bajo, Keenan dan teman-temannya sudah sampai di salah satu pantai yang sangat indah di daerah sini. Mereka akan pergi untuk menyeberang ke pulau yang ada di depan sana. Sekarang mereka sedang menunggu boat yang akan membawa mereka pergi dari pantai ini. “Woy gua beneran ga sabar banget lagi.” Ujar Gina kepada mereka. “Pasti di dalam sana indah banget sih, gua lagi bayangin betapa indahnya weh sekarang. Ini aja kita disini indah banget apalagi pas disana yang katanya pasir putih.” Ujar Gina lagi yang penuh dengan semangat. Rasanya ia benar-benar tak menyesal karena sudah ikut ke liburan kali ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD