1
Pagi ini sama seperti pagi biasanya, SMA Garuda masih saja ramai dengan teriakan dari siswi SMA Garuda yang kini mereka sedang mengagumi paras dari pangeran yang sudah mencuri perhatian mereka sejak awal. Siapa lagi jika bukan Keenan Mada Oliver yang merupakan MOS Wanted SMA Garuda. Semua orang tahu siapa Keenan, dan mereka juga tahu bagaimana tampannya Keenan dicampur dengan kepintaran dan kekayaannya. Bagi semua siswi SMA Garuda, Keenan itu perfect dan idaman semua wanita.
Kini Keenan terlihat berjalan bertiga bersama dengan dua temannya yang tak kalah tampan, mereka adalah Ravindra Savero dan Axel Buana. Mereka sudah berteman dari kecil, jadi bisa dibilang mereka sahabatan. Kini mereka tampak berjalan menuju ke kelas mereka yaitu kelas 10 IPS 2.
"Gila ya gua masih ga nyangka loh. Kita bertiga dari dulu kenapa bisa sekelas mulu ya. Ya emang aneh tapi gua seneng sih." ujar Keenan kepada kedua temannya karena jujur saja setiap naik kelas atau lanjut sekolah pasti mereka berada di sekolah yang sama. Namun yang membuat Keenan merasa aneh adalah kedua temannya ini selalu saja berada di satu kelas dengannya.
"Ya udah takdir kita lah kayak gitu Keen." jawab Ravi meskipun Ravi tahu apa penyebab terbesar mereka bisa menjadi satu kelas seperti ini.
"Udah lah yok ke kelas, perasaan itu mulu pertanyaan Lo tiap masuk sekolah dah. Gua sampe bosen dengernya Nan." ujar Axel kepada Keenan.
Mereka bertiga pun sekarang sudah masuk ke dalam kelas dan di dalam kelas pun banyak yang menatap ke Keenan dengan pandangan berbinar meskipun mereka tahu Keenan merupakan teman sekelas mereka. Namun tetap saja setiap hari mereka selalu bahagia melihat keberadaan Keenan.
Masuk sekolah di hari pertama setelah libur semester ini membuat mereka semua seperti biasa belum melakukan apa-apa dan masih main-main saja. Saat ini Keenan mengajak Axel dan Ravi untuk pergi ke lapangan basket indoor. Mereka kini sudah sampai di lapangan basket Indoor. Axel dan Ravi sedang bermain basket sementara Keenan kini duduk di dekat lapangan.
"Saf, makin hari fans gua makin banyak nih. Lo yakin ga mau jadi fans gua aja Saf? Ntar Lo gua spesialin deh gua janji sama Lo." ujar Keenan pada temannya yang ada di sampingnya itu. Keenan masih menunggu jawabannya.
"Ya elah ga mau lah gua. Enak aja gua jadi fans Lo, yang ada mah Lo yang jadi fans gua tau. Udah deh ga usah bohong, pasti juga semua orang bilang kalo gua ini cantiknya ga main-main." ujar Safa dengan begitu pede.
"Wahh ini nih yang buat gua ngakak, gua rasa Lo agak-agak gila ini Saf." ujar Keenan kepada Safa. Sementara itu Axel dan Ravi kini menghentikan permainannya dan melihat ke arah Keenan dengan pandangan sedihnya.
"Woy Xel, Rav masa ini si Safa bilang kalo semua orang bakalan bilang dia cantik. Pede gila kan ya dia?" ujar Keenan kepada Axel dan Ravi saat ini.
"Hahaha wah pede banget sih astaga. Udah lah abaikan aja itu Keen, bikin ngakak aja sih bisanya." ujar Axel yang kini berusaha untuk tertawa.
"Keen, Lo ga mau tuh milih salah satu diantara fans Lo? Kali aja kan Lo ada yang nyantol sama salah satu dari mereka. Gua liat-liat mereka juga banyak yang cantik kok, jadi ga bakalan ada yang zonk sih." ujar Ravi karena ia berharap Keenan memiliki seorang cewek yang bisa menemani Keenan.
"Hahaha ga lah, gua ga ada keinginan sih. Udah lah mending gua ikut main sama kalian aja deh sekarang. Saf Lo tunggu disini aja ya, gua mau main dulu sama yang lain ini. Jangan kemana-mana Lo, ntar ilang." ujar Keenan yang kini diangguki oleh Safa. Setelah itu Keenan pun berjalan menuju ke tempat Ravi dan Axel. Mereka bertiga sedang memainkan bola basket mereka.
Mereka memainkan bola basket itu bahkan hingga sekolah sudah memperbolehkan untuk pulang. Kini mereka pulang ke rumah karena mereka malas untuk nongkrong terlebih dahulu jadi mereka bertiga langsung pulang ke rumah Keenan. Ravi, Keenan dan Axel memang berangkat bersama jadi seperti sekarang ini mereka juga pulang bersama. Mereka sudah ada di jalan.
Keenan tampak bermain handphone di dalam mobil sampai pada akhirnya mereka sudah berada di depan rumah Keenan. Mereka bertiga pun akhirnya masuk ke dalam dan bertemu dengan Bunda Naya yang merupakan Bunda dari Keenan. Namun Ravi dan Axel memanggilnya dengan panggilan Bunda juga karena mereka memang mereka sudah dekat dengan keluarga.
"Keenan gimana tadi sekolahnya?" tanya Bunda Naya kepada Keenan.
"Baik Bunda, tapi kayaknya anak Bunda ini makin buat banyak cewek suka deh. Soalnya makin banyak yang ngefans sama Keenan." ujar Keenan dengan bercanda sekaligus tertawa menatap ke arah Bunda yang ia sayang.
"Astaga kamu itu beneran ya, bikin Bunda jadi gemes. Kamu gih ganti baju dulu. Kalian juga ya pakek bajunya Keenan itu. Terus habis itu kita makan bareng ya. Sama Ayah juga, soalnya nanti Ayah pulang." ujar Bunda Naya.
"Wah asyik ini mah kalo Ayah pulang, dari Jogja kan ya Ayah? Pasti banyak oleh-oleh ini. Ga sabar pingin makan bakpia." ujar Ravi semangat.
"Nah makanya itu kalian gih naik terus ganti baju ya. Sembari nunggu Ayah pulang ke rumah." ujar Bunda Naya. Mereka semua kini naik ke atas dan pergi ke kamar Keenan yang sudah seperti kamar mereka saja. Mereka memilih baju dan mulai bergantian masuk ke toilet untuk berganti baju dan juga celana. Setelah sudah mereka masih disana untuk bermain game.
Ayah Rama yang merupakan Ayah dari Keenan itu sudah pulang, ia pertama kali langsung menemui istrinya yaitu Bunda Naya. Mereka mengobrol.
"Keenan sudah pulang Bund?" tanya Ayah Rama kepada Bunda Naya.
"Udah Yah, tadi sama Ravi dan Axel. Mereka lagi ganti baju diatas. Nanti juga sebentar lagi bakalan turun. Soalnya Bunda udah bilang kalo Ayah mau pulang. Ayah tadi perjalanannya gimana?" tanya Bunda Naya tersebut.
"Syukur deh kalo gitu, perjalanan ayah lancar Bun. Sekolah Keenan tadi gimana? Keenan udah cerita sama Bunda?" tanya Ayah dengan penasaran.
"Udah Yah, katanya makin banyak yang ngefans sama Keenan. Gemes banget jadinya Bunda sama Keenan tuh." ujar Bunda kepada Ayah Rama.
"Anak itu memang. Ya sudah Ayah mau ganti baju dulu ya Bun. Biar habis itu bisa makan bareng." jawab Ayah Rama yang langsung pergi ke kamar. Kini Bunda Naya sedang naik tangga untuk memanggil ketiga remaja yang sedang fokus dengan handphone mereka. Mereka sedang bermain gim.
Bunda Naya meminta mereka untuk cepat turun ke bawah karena Ayah sudah pulang dan makanan sudah siap. Mereka pun kini sudah menghentikan gamenya itu dan meninggalkan handphone mereka disana. Kini Keenan yang paling semangat karena Ayah nya pulang dari perjalanan bisnis setelah tujuh hari lamanya mereka tidak saling bertemu. Keenan tampak bersemangat.
Axel dan Ravi juga senang ketika melihat Keenan penuh dengan perasaan semangat seperti itu. Mereka berharap Keenan selamanya seperti ini. Namun entah lah apakah harapan mereka itu bisa di dengar oleh Tuhan.
"Waduh anak-anak Ayah udah pada keliatan ini, oleh-olehnya nanti ya. Sekarang kita semua makan dulu." ujar Ayah Rama sebelum mereka menanyakan tentang oleh-oleh. Mereka bertiga pun kompak menyengir karena memang tadi mereka ingin menanyakan tentang oleh-oleh kepada Ayah Rama tapi ternyata Ayah Rama sudah tahu keinginan mereka semua.
"Ah Ayah ini tahu aja sih. Ya udah deh kalo gitu kuy makan dulu kita guys. Lagi pula juga buat nambah energi kita ini." ujar Keenan kepada mereka.
Kini mereka semua sudah duduk di ruang makan. Mereka mengambil makanan dan muka memakannya. Semuanya tampak makan dengan begitu lahap karena Keenan pun sebenarnya juga selalu menyukai makanan apa pun yang sudah dibuatkan oleh Bundanya. Ia selalu merasa bahwa makanan bundanya merupakan makanan terenak yang ada di dunia.
"Tadi sekolahnya gimana Keen?" tanya Ayah Rama kepada Keenan.
"Sekolahnya baik-baik aja Yah, ya kan Ayah tahu sendiri hari pertama sekolah biasanya ngapain. Ga ngapa-ngapain heheh, tadi Keenan, Ravi, Axel sama Safa pergi ke lapangan basket indoor buat main basket." ujar Keenan.
Perkataan Keenan itu membuat Bunda dan Ayahnya tersenyum pedih. Namun mereka kini menatap ke arah Keenan lagi dengan senyuman mereka. Sementara Ravi dan Axel menatap ke arah Bunda Naya dan Ayah Rama dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. Mereka tahu apa yang dirasakan oleh Bunda Naya dan Ayah Rama, karena mereka merasakannya.
"Wahh skill kamu di basket jadi tambah bagus dong Keen? Ayah bilang apa, kamu kayaknya emang cocok masuk ke tim basket." ujar Ayah Rama.
"Iya Yah, besok deh Keenan daftar ke Klub Basket." ujar Keenan itu.
"Nah gitu dong, harus semangat. Kalian bertiga banyak-banyakin kegiatan yang positif ya." ujar Bunda Naya yang diangguki oleh mereka bertiga.
Mereka sudah selesai makan dan saat ini mereka masih minum disana.
"Keenan, kamu jangan lupa minum vitaminnya ya." ujar Bunda Naya.
"Ah iya Keenan hampir lupa Bun heheh. Makasih Bunda udah ngingetin Keenan." ujar Keenan sembari ia berterimakasih kepada Bunda Naya itu.
Setelah itu Keenan meminum vitaminnya dan setelah semua sudah selesai, Ayah Rama mengatakan bahwa mereka bertiga bisa mendapatkan oleh-oleh mereka di ruang tamu karena tadi Ayah Rama menaruh oleh-oleh di ruang tamu. Kini mereka berterimakasih dan langsung menuju ke ruang tamu.
Mata mereka kini berbinar saat melihat beberapa paperbag yang berisi makanan, minuman, dan juga baju. Mereka kini memilih-milih, ada juga yang langsung membuka oleh-oleh disana dan langsung memakannya. Mereka semua ini memang benar-benar lucu dan juga menggemaskan. Meski pun di dalam sekolah mereka terlihat cool tapi annoying, tapi jika di rumah mereka terlihat menggemaskan dan ya mungkin bisa dibilang sedikit manja.
Apalagi Keenan, pasti tidak akan yang mengira bahwa Keenan dirumahnya seperti anak kecil. Namun ya begitulah adanya Keenan Mada Oliver. Hanya orang-orang terdekat saja memang yang mengetahui tentang ini. Kebetulan orang-orang terdekat itu ya Ravi dan Axel yang sudah menjadi teman Keenan sedari dulu. Mereka selalu saling menjaga dan mendukung.