21

1510 Words
Dewa memakan sate ayam ini untuk ia makan malam. Ia benar-benar kenyang sekarang setelah ia menghabiskan makanannya itu. Tampaknya memang ia benar-benar lapar tadi karena ia memakan sate dua puluh tusuk malam ini. Semuanya juga habis dimakan sendiri olehnya sekarang. Setelah makan sepertinya Dewa akan berkeliling lagi untuk mencari makanan lainnya. Dia sepertinya harus membeli kue bolang-baling dan teman-temannya untuk dimakan mereka saat nanti ia pulang. Karena ia sangat yakin bahwa meskipun nanti banyak yang sudah tidur tapi masih banyak juga yang terjaga dari tidurnya. Mereka masih belum bisa tidur sampai sekarang. Dewa berkeliling hingga saat ini jam menunjukkan pukul 10 malam. Entah sampai jam berapa pasar malam ini tapi sampai sekarang pasar malam ini masih sangat ramai oleh pengunjung. Namun Dewa sudah memutari hampir seluruh pasar malam ini dan sudah tidak ada lagi yang ia ingin beli karena ia juga sudah membeli makanan dan martabak juga untuk teman-temannya karena itu sekarang ini dirinya memutuskan untuk pulang. Ya meskipun nanti sebelum ia pulang ke basecamp mungkin ia akan memutari jalanan terlebih dahulu. Ya, ia tak bisa langsung balik begitu saja nanti. Dewa sudah sampai di tempat di mana dirinya tadi memarkirkan mobil. Ternyata tukang parkir itu meminta satu temannya untuk hanya menunggu mobilnya saja dan ia harus memberi banyak bonus kepada mereka karena ia melihat mobilnya aman. Sepertinya juga tidak ada baretan di dalam mobilnya jadi ia akan memberikan bonus yang lumayan sebanyak effort yang mereka keluarkan. Jadinya ia sangat berterimakasih kepada mereka sekarang. “Bang udah jagainnya, gua udah mau balik sekarang ini.” Ujar Dewa ke penjaga mobilnya yang sedari tadi menatap mobilnya tersebut. “Nah akhirnya yang punya mobil datang juga nih. Mobilnya aman mas nggak ada yang nyenggol dan nggak ada yang megang juga. Boleh di cek mas semuanya aman terkendali deh pokoknya.” Ujar tukang parkir yang tadi. “Makasih ya bang, ini nanti dibagi dua sama yang jagain mobil gue tadi ya bang. Sorry kalau gue udah ngerepotin lo semua.” Ujar Dewa sembari memberikan sepuluh lembar uang seratus ribuan. Ya memang itu banyak. “Lah ini beneran bang? Kok banyak banget sih?” tanya tukang parkir yang tidak menyangka bahwa yang diberikan kepada dirinya akan sebanyak ini. Jujur mereka sangat bahagia ketika mendapatkan uang sebanyak ini yanya untuk menjaga satu mobil saja. Ya meskipun menjaganya butuh effort yang sangat tinggi kateja kebaret sedikit sangatlah mahal biaya perawatannya. “Udah ambil aja bang anggap aja kalau itu rezeki dan nggak boleh ditolak.” Ujar Dewa yang mana tukang parkir itu langsung mengucapkan terimakasih kepadanya. Selain itu, sekarang ini Dewa sudah masuk ke dalam mobilnya dan kini tukang parkir sedang mengabani agar mobil Dewa bisa keluar dengan sempurna dan melanjutkan perjalanannya meninggalkan pasar malam itu. Dewa fokus menyetir juga sekarang ini. Saat mobil Dewa keluar tentu saja banyak pasang mata yang menatap ke arah mobil tersebut. Banyak yang tidak menyangka bahwa mobil seperti itu akan dibawa ke pasar malam mereka juga seperti terhibur karena bisa melihat mobil yang sangat bagus dan mahal ada di pasar malam ini. Saat Dewa sudah keluar ia pun langsung mengklakson tukang parkir sembari mengucapkan terimakasih. Setelahnya ia benar-benar pergi dari sana. Dewa berada di perjalanan sekarang, tapi ia masih berputar-putar tidak tahu arah sekarang. Mungkin memang nanti martabak dan makanan lainnya yang tadi ia beli untuk teman-temannya itu akan dingin dan keras. Namun itu semua bisa disiasati dengan nanti sebelum di makan di masukkan lebih dahulu ke microwave. Jadi semuanya akan aman dimakan nanti atau besok. Sementara itu, Nayara dan Bagas sekarang baru saja turun dari komedi putar. Akhirnya komedi putar menjadi tempat terakhir yang mereka kunjungi di pasar malam pada malam ini karena Bagas mengatakan pada Nayara untuk menyudahi hari ini dan pulang ke rumah. Pasalnya ini sudah pukul sepuluh malam lewat dan harusnya mereka sudah di rumah untuk berisitirahat. “Nay, kapan-kapan lagi kan kita bisa kesini lagi ya Nay.” Ujar Bagas. “Tapi bener loh ya Gas kita bakalan kesini lagi? Awas loh kalo bohong, kalo bohong ntar dosa.” Ujar Nayara pada Bagas dan Bagas mengangguk. Akhirnya sekarang Bagas bisa membawa Nayara untuk pulang juga. Mereka berdua sudah ada di mobil dan sekarang mobil Bagas sudah meninggalkan pasar malam. Ia akan langsung pulang saja sekarang ini. Dewa masih berada di jalanan karena ini juga masih pukul sebelas malam. Setengah jam lagi ia benar-benar akan pulang ke basecamp. Sedangkan untuk sekarang ini, ia masih akan berputar tak tahu arah. Sementara itu teman-teman Dewa yang ada di basecamp sekarang sudah banyak yang tidur. Hanya tersisa beberapa orang saja termasuk juga dengan Raka, Dimas dan Alfa. Saat ini mereka sedang ngopi sembari membahas tentang adik mereka yang telah lebih dahulu meninggalkan mereka yaitu Kirenina. Mereka tiba-tiba saja merindukan Kirenina. “Kangen banget ga sih sama Nina? Andai aja Nina masih ada pasti Dewa juga bakalan ngebolehin Nina buat tinggal disini. Seenggaknya kalo disini Nina bisa aman dan semuanya juga bisa terpenuhi.” Ujar Raka. “Udah ga perlu ada yang disesali lagi, mending kita banyak berdoa buat Nina supaya Nina tenang dan ngelihat kita bahagia kayak gini pasti Nina juga bahagia kok di atas sana.” Ujar Dimas kepada dua saudaranya itu sekarang. “Tapi ga bisa dipungkiri emang kita semua kangen banget emang sama Nina.” Ujar Alfa yang mana kini mereka jadi bersedih bersama disini. “Guys lagi pada ngapain nih kok nongkrong nggak ngajak-ngajak sih.” Ujar Mada yang memang belum tidur dan sekarang ini ia mendekati Dimas dan yang lainnya yang ada di balkon lantai dua. Ia bergabung dengan mereka. “Iya ini Mada, kita belum bisa tidur. Lo juga belum bisa tidur? Yang lainnya masih pada di bawah ya sekarang Mada” Tanya Dimas. “Gua punya insom sih, jadi gua sering tidur menjelang pagi. Tapi ya ga pasti sih, gua aja minum coklat panas atau minum s**u masih ga ngaruh sama gua. Yap mereka masih banyak sih yang ada di bawah.” Ujar Mada. Mereka pun tampak mengerti. Ternyata tak hanya Mada yang kesana tapi juga ada Aaroon dan Arhan yang datang-datang membawa martabak. “Woy nyolong martabak dimana Lo? Perasaan gua tadi ga ngelihat ada martabak deh di bawah tuh.” tanya Mada saat mereka berdua datang. “Ga tahu nih tadi ada yang bawa di bawah masih banyak ya jadi gua bawa ke atas deh. Mayan kan ngopi sambil makan martabak mantap bener.” Ujar Arhan yang membawa martabak itu bersama dengan Aaroon saat ini. “Bener banget guys, bakalan enak polll deh pokoknya ini mah. Eh btw guys, Dewa beneran ga balik kali ya? Maybe acaranya emang sampai malam jadi dia capek kali ya.” tanya Aaroon kepada mereka semua sekarang. “Kayaknya emang iya deh soalnya ini juga udah jam segini kan.” Ujar Mada sembari memperlihatkan jam menunjukkan pukul dua belas malam. Sementara yang dibicarakan sekarang ini sedang mengendarai mobil menuju ke basecamp. Namun memang ia tidak mengatakan pada siapa-siapa. Dewa hanya diam saja sekarang ini, bahkan ia malah banyak melamun. Padahal sangat tidak dianjurkan menyetir sembari melamun karena akan mengakibatkan kecelakaan. Dan itu lah yang terjadi pada Dewa saat ini. Lamunan itu membuatnya lupa bahwa ia sedang di perjalanan dengan mobil dan ia tersadar karena suara klakson yang sangat keras. Itu merupakan klakson dari truk yang ada di depannya. Ya, dirinya salah jalan dan sekarang ia langsung membanting stirnya berakhir dengan dirinya menabrak pohon. “Argh.” Ringis Dewa saat dirinya membentur stir mobilnya. Ia tak memikirkan bagaimana kondisi mobilnya, tapi sepertinya tak terlalu parah meskipun setelah ini harus mendapatkan perawatan yang lumayan mahal. “Mas ga papa kan mas?” teriak orang yang ada di luaran sana sekarang. “Iya ga papa kok pak. Maaf ya pak tadi saya ga fokus waktu injalan jadinya hampir terjadi tabrakan tadi.” Ujar Dewa pada sopir truk tadi. “Iya mas, lain kali kalau ngantuk jangan nyetir ya mas. Mas ada yang bisa nganterin masnya ini ga?” tanya supir truk pada orang-orang di luar sana. “Dewa, Lo udah keluar? Astaga sorry gua ga maksud. Bang gua kenal sama ini, adik kelas gua. Biar gua aja yang nganter.” Ujar salah satu lelaki yang muncul bersama dengan temannya. Karena hal itu sekarang ini semuanya pun pergi meninggalkan tempat itu dan tinggal mereka bertiga saja. “Bang Baron iya bang gua udah keluar. Sial nih lagian gua malam ini pakek nabrak pohon segala.” Ujar Dewa masih bisa tersenyum. “Gua bawa ke rumah sakit ya sekarang?” tanya Baron sekarang ini. “Ga usah bang, bawa ke basecamp aja bang.” Ujar Dewa dan Baron mengangguk. Untung saja Baron pergi dengan temannya jadi sekarang ini ia bisa bawa mobil Dewa. Kini mereka sudah bersiap-siap untuk pergi dari sana. “Angga Lo bawa mobil gua ya, ikutin mobil ini nanti. Gua bakalak pakek mobil ini nanti buat nganterin Dewa.” Ujar Baron dan Angga mengangguk. Baron kini membantu Dewa untuk berpindah ke bangku penumpang dan setelah itu ia kini mengendarai mobil ini menuju ke basecamp. Di perjalanan ini ia juga sembari mengajak ngobrol Dewa dan ia memastikan bahwa Dewa baik-baik saja. Ia tak menyangka pertemuan pertamanya seperti ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD