13

1950 Words
Dua bulan kemudian semuanya tampak masih seperti yang semestinya. Nayara sudah benar-benar mengikuti home schooling dan ia menikmati itu. Toh ia masih bisa main keluar bersama dengan Kak Marco dan Bagas ya meskipun tidak setiap hari. Nayara juga saat ini sedang gencar-gencarnya melihat sekolah-sekolah yang nantinya akan menjadi sekolah barunya. Ia masih mencari setiap harinya karena ia memang belum menemukannya. Namun Nayara sudah memikirkan beberapa sekolah yang kemungkinan akan ia jadikan sekolah untuknya kelas sebelas dan dua belas nanti di SMA. Bebebrapa sekolah itu tidak ada sekolah lamanya karena memang Nayara tidak mau kembali ke sana. Ia sudah mulai bisa melupakan lukanya dengan Rangga meskipun saat ia memgingatmya dirinya masih sangat sakit. Selain itu, ia juga sebenarnya ditawari untuk masuk ke SMA Mandala oleh Kak Marco. Meskipun saat ia nanti masuk ke sana Kak Marco sudah keluar karena sekarang Kak Marco juga sudah ada di kelas dua belas. Akan tetapi itu sama sekali tak masalah karena Mandala masih akan terus takluk pada Marco dan lagi pula banyak juga adik kelas Marco yang satu tongkrongan dengan Marco. Maka dari itu nantinya Marco bisa menjaga Nayara lewat teman-temannya. Marco yakin tidak akan ada yang berani memganggu Nayara karena siapa pun yang menganggu Nayara, itu berarti juga menganggu Marco. Sementara untuk Bagas, Bagas sama sekali tak masalah Nayara ingin bersekolah dimana nantinya, ia akan mendukung Nayara dan sebisa mungkin ia akan berusaha untuk ikut bersama Nayara agar dirinya juga bisa menjaga Nayara saat sedang berada di sekolah. "Gas, Nayara pindah kemana sih?" tanya Kaila kepada Bagas tersebut. Sebenarnya ini sudah menjadi pertanyaan yang kesekian kalinya di dengar oleh Bagas tapi kemarin ia belum menemukan jawaban dari Bagas. Entah kenapa Bagas tak menjawabnya sedari kemarin padahal mereka semua di kelas sudah sangat penasaran karena ini sudah dua bulan semenjak Nayara keluar dari sekolah tapi mereka semua sama sekali belum mengetahui dimana Nayara bersekolah. "Home schooling La, kelas dua nanti baru pindah ke sekolah formal. Jangan pada tanya lagi ya, gua capek jawabnya sumpah." ujar Bagas agar yang lainnya tidak bertanya lagi kepada dirinya. "Oooh home schooling, ya maafin kita Gas. Lo kan tahu sendiri kalo kita ini emang penasaran banget anaknya." ujar Kaila kepada Bagas. “Oh iya Gaw, sama satu pertanyaan lagi dong. Kalo hubungannya Nayara sama Kak Marco dari SMA Mandala itu apa ya? Soalnya pas dia nyabut berkas ke sekolah dia sama Kak Marco.” uajr Kaila, memang semua orang belum mengetahui bahwa sebenarnya Bagas adalah adik dari Marco. Bagas sendiri yang tidak mau jika orang-orang tahu karena mereka semua pasti akan menganggu dirinya. Bahkan ia akan dikerubungi para cewek yang ingin mengenal Marco juga. Pertanyaan itu sudah terlontar tapi Bagas diam saja karena ia sudah tidak mau lagi mengatakan apa pun kepada mereka. Sudah cukup mereka bertanya tentang Nayara kepada dirinya. Lagi pula jika ia menjawab siapa Marco dengna jujur semuanya akan terbongkar, tapi jika ia ingin berbohong ia pun juga bingung bagaimana caranya ia harus berbohong kepada mereka semua juga. Ia tak memiliki alasan yang bagus untuk berbohong. Sementara itu Dewa baru saja selesai home schooling dan ia mendapatkan info bahwa besok, Raka, Alfa dan Dimas sudah di perbolehkan untuk pulang. Ya, dengan mengagetkan mereka bertiga bisa keluar bersama karena mereka mendapatkan remisi. Dewa tentu saja sangat senang, ia besok akan menjemput langsung mereka. Tapi ia ingat bahwa dirinya besok sekolah. "Kak, bisa ga besok saya libur dulu? Ada hal penting yang harus saya urus. Saya janji pelajaran besok saya pelajari hari lainnya." ujar Dewa itu. Ia berharap agar Kakak Tutornya ini mengiyakan keinginannya pada saat ini. "Baik lah, tapi hari lain jangan mendadak begini ya Dewa." ujarnya dan Dewa mengangguk tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada Tutornya. Kini Dewa sudah sangat senang, besok ia akan membawa Raka, Alfa dan Dimas untuk pergi membeli baju terlebih dahulu karena memang baju mereka sedikit dan lagi pula Dewa sudah janji untuk menjadi tempat pulang mereka. Lo semua udah baik sama gua, jadi gua harus membalas kebaikan Lo semua ke gua. Thanks guys, Lo semua benar-benar miracle buat gua saat gua di dalam penjara dan ga tahu siapa-siapa bahkan ga ada yang jenguk juga. Lo semua itu keluarga bagi gua. Batin Dewa yang kini masuk ke kamarnya. Keenan sedang pergi keluar bersama dengan Ravi dan Axel, mereka pergi ke Caffe untuk nongkrong. Di meja mereka sudah ada beberapa makanan dan minuman pesanan mereka. Sekarang ini mereka sedang mendengarkan lagu yang berasal dari live music di Caffe ini sangat merdu. "Bentar ya, gua mau ke toilet." ujar Keenan kepada mereka berdua. "Nanti langsung balik kesini ya Nan, jangan lama-lama." ujar Ravi dan Keenan tampak mengangguk. Mereka berdua tidak mengikuti Keenan karena memang toilet yang akan di datangi oleh Keenan itu berada di dekat mereka dan mereka bisa tahu siapa saja yang masuk atau keluar dari sana juga. Jadinya jika Keenan keluar tapi tidak pergi ke mereka itu akan ketahuan. "Keenan tadi udah minum vitaminnya atau belum ya Xel?" tanya Ravi. "Udah Rav, Lo gimana bisa lupa sih Rav. Jangan lupa dong. Inget terus hal itu, jangan sampai lupa pokoknya." ujar Axel kepada Ravi yang pelupa. "Ya elah, ya maaf kan emang gua pelupa anaknya." ujar Ravi itu. "Pada kenapa sih guys kok pada bersitegang gitu?" tanya Keenan ke mereka tapi Ravi mengatakan tidak ada apa-apa jadi Keenan pun diam lagi. Ia menatap ke sektor dan banyak sekali para cewek yang melihat ke mereka. Tentu mereka semua menyukai Keenan, apalagi saat Keenan tertawa. Tapi sayang sekali Keenan mau tersenyum atau tertawa hanya karena teman-temannya saja. Keenan sangat jarang tertawa apalagi di depan orang banyak. "Btw Lo pada berdua ga ada niatan cari jodoh gitu?" tanya Keenan yang entah kenapa tiba-tiba saja mengatakan hal itu kepada dua sahabatnya ini. "Ya elah, Lo aja belum punya Nan. Lo dulu deh baru kita." jawab Axel. "Haish, gua belum mikriin itu. Kalo kata Safa nih, katanya gua mau nyari yang gimana lagi sih gitu. Padahal ya gua ga tahu mana yang gua cari tapi yang pasti gua belum ada yang nyantol di hati aja." ujar Keenan lagi. "Kapan emangnya Safa bilang gitu ke Lo Nan?" tanya Ravi penasaran. "Ya kira-kira beberapa waktu yang lalu lah, tepatnya kapan sih gua lupa ya jujur aja hehehe. Tapi ya udah lah ya, btw gua serius loh. Lo beneran pada ga mau nyari cewek gitu?" tanya Keenan kepada mereka berdua lagi. "Engga Nan, udah lah pokoknya Lo kalo belum dapat cewek kita juga belum. Lo bisa sama siapa aja asal jangan sama Safa ya Nan." ujar Ravi. "Kenapa? Ga ada salahnya juga kan kalo gua sama Safa? Lagi pula Safa baik kok orangnya. Apa alasannya?" tanya Keenan kepada Ravi tersebut. Karena dia ga nyata buat Lo Nan. Batin Axel yang tak bisa ia bicarakan. "Ya kan Lo sama Safa temenan Nan. Masa iya sih tiba-tiba jadi pacaran kan aneh. Lagi pula Lo ga cocok juga sama Safa." ujar Ravi memberikan jawaban yang tidak menyakiti Keenan. Keenan pun kini mengangguk. "Iya sih beneran, Safa emang ga cocok buat gua. Ntar dia kegran nih kalo denger kayak gini. Ntar dia ngomong kalo dia terlalu cantik buat gua dan lainnya dah. Lo pada kan tahu sendiri kalo Safa PD gila." ujar Keenan itu. Mereka makan bersama disana, malam itu mereka benar-benar memanfaatkan waktu dan kebersamaan mereka di dalam Caffe tersebut. Pagi hari yang cerah membuat Dewa langsung merasa sangat semangat. Hari ini ia pertama kalinya membolos home schooling dan hari ini juga merupakan hari dimana Dewa akan menjemput Dimas, Raka dan Alfa. Ia sudah bersiap sejak pagi, kini ia tidak pergi sarapan karena nanti ia akan mengajak sarapan mereka bertiga. Jadinya sekarang ia langsung berangkat. Ia sudah bilang kepada Bibi dari tadi malam jadinya Bibi tidak banyak bertanya juga. Dewa juga tadi malam mengatakan untuk tidak memasak untuk dirinya karena ia juga tidak akan melakukan sarapan di rumah nanti. Dewa sudah menggunakan mobilnya untuk pergi menjemput teman-temannya. Teman-temannya yang ada di basecamp belum ia kasih tahu jika Dimas, Alfa dan Raka sudah bisa keluar hari ini. Alasan kenapa ia tidak memberi tahu mereka karena Dewa tahu jika ia memberi tahu mereka pasti mereka akan membolos sekolah, Dewa tidak mau jika mereka membolos secara berjamaah. Sekarang ini Dewa sudah sampai dan ia langsung masuk ke dalam. Tampak teman-temannya itu sudah menggunakan baju biasa, Dewa memeluk mereka satu persatu dan mereka bertiga pun juga terharu karena ternyata Dewa tak pernah main-main dengan perkataannya. Dewa benar-benar menjemput mereka saat ini. Mereka sedang berpamitan kepada para sipir dan setelah sudah, kini Dewa membawa mereka ke mobilnya. Mereka pun masuk. "Gua ga nyangka kalo Lo ternyata ga main-main sama perkataan Lo Wa. Ternyata Lo beneran mau jemput kita bertiga." ujar Dimas kepada Dewa. "Gua ga pernah bohong, apalagi gua juga udah janji dan janji harus ditepati kan. Oh ya sebelum ke rumah kalian mau kemana dulu?" tanya Dewa. "Rumah? Wa, kita kan ga punya rumah." ujar Alfa kepada Dewa itu. "Mulai sekarang punya, ya walaupun rumah basecamp sih. Itu basecamp gua sama temen-temen gua but Lo bertiga boleh tinggal disana. Lo juga bakalan sekolah, terus Lo pada..." ujar Dewa belum selesai berbicara tapi sudah dihentikan oleh Raka karena Dewa sudah sangat banyak membantu. "Wa, udah cukup itu terlalu banyak buat kita. Kita kayaknya kerja aja deh Wa. Kita juga ga punya biaya buat sekolah. Lo kasih kita tempat buat tinggal aja kita udah benar-benar bersyukur." ujar Raka kepada Dewa tersebut. "Ga, Lo bakalan gua daftarin kejar paket terus pas kelas 2 nanti kita masuk ke sekolah bareng. Okay, kalo kalian ga mau nerima ini karena ga enak, kalian kerja aja sama gua. Mudah kan?" tanya Dewa kepada mereka semua. "Kerja apa Wa?" tanya Alfa karena mereka tidak tahu apa usaha Dewa. "Jadi temen gua. Dah gitu aja, itu bayaran buat tempat tinggal kalian sama sekolah kalian. Ah sama satu lagi, bersikap baik. Dah gitu aja. Simple. So, ga perlu ada yang dibahas lagi tentang itu." ujar Dewa tak mau ditolak. "So, Lo pada mau kemana sekarang?" tanya Dewa kepada mereka. "Kita mau ke makan Kirenina Wa. Kita mau bilang sama dia kalo kita udah keluar dari penjara." ujar Alfa dan Dewa pun mengangguk saat ini. Ia bertanya dimana makam Kirenina dan setelah sudah tahu, mereka pun menuju ke sana. Tampak sekarang mereka sudah berada di parkiran makam. Dewa hampir lupa bahwa sebelum pergi ke rumah nanti ia akan mengajak mereka untuk sarapan dan pergi membeli baju dan perlengkapan sehari-hari untuk Dimas, Alfa dan Raka. Semoga mereka semua mau menerimanya. Mereka berempat masuk ke makam dan kini mereka langsung mencari makam Kirenina, mereka mendapatkan info bahwa makamnya ada di dekat pintu jadi mudah mencarinya. Mereka sudah menemukan makan Kirenina dan sekarang ini Dewa dapat melihat ketulusan kasih sayang dari Dimas, Alfa dan Raka kepada Kirenina karena sekarang mereka bertiga menangis sejadi-jadinya. Mereka menyesal kenapa saat itu mereka bertindak seperti itu. “Kirenina, maaf, maafin kakak karena gagal jagain kamu. Andai aja waktu itu kejadiannya ga kayak gitu mungkin sekarang kamu masih hidup dan kamu masih ada disisi kita.” ujar Alfa mengatakannya di depan makan Kirenina yang baru pertama kali ia datangi bersama dengan teman-temannya ini. “Maaf Nina, kakak telat ya datangnya.” ujar Raka. “Kirenina, kakak sayang sama kamu. Kamu pasti udah bahagia kan sekarang disana? Maaf kareja ga nemenin kamu disaat terakhir kamu.” ujar Dimas sembari mengusap nisaan bertuliskan nama Kirenina itu. Apa yang mereka lakukan itu membuat mereka masuk penjara dan kehilangan Kirenina untuk selamanya. Jika waktu bisa diputar lagi mereka ingin meminta agar mereka bisa di beri kesempatan lagi menjaga Kirenina. Mereka janji tidak akan melakukan hal negatif lagi untuk mencari uang. Mungkin memang mereka pernah salah dalam mencari uang tapi itu juga karena terpaksa, kepepet dan lagi pula mereka masih terlalu kecil untuk memikirkan tentang hal itu. Maka dari itu mereka membuat kesalahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD