Keenan sudah berada di dalam mobil bersama Ayah, Bunda, Ravi dan Axel. Mereka berlima menuju ke panti asuhan. Satu jam yang lalu Keenan, Ravi dan Axel pulang dari sekolah dan mereka langsung berganti baju lalu berangkat sekarang. Mereka tidak mau terlalu sore sampai ke panti asuhan.
"Sayang banget ya Safa ga bisa ikut, padahal kalo bisa ikut kan tambah seru." ujar Keenan yang mana diangguki oleh mereka semua di dalam mobil.
Semuanya pun sekarang melihat ke arah Keenan dengan tersenyum padanya. Hingga Bunda Keenan akhirnya mulai mengeluarkan perkataannya juga.
"Meskipun Safa ga bisa ikut sekarang, kan Safa bisa ikut next time Keenan. Safa juga punya kehidupan sendiri kan." ujar Bunda kepada Keenan.
"Iya Bunda hehehe, Keenan cuman ngerasa aja kalo semakin rame kan bakalan semakin seru." jawab Keenan mengutarakan pikirannya tersebut.
"Nanti kan disana juga ramai Nan." ujar Ayah Keenan kepadanya. Keenan mengangguk dan sekarang ini ia melihat ke luar jendela. Cuaca hari ini cerah sekali, bahkan awannya pun juga terlihat sangat indah. Keenan menyukai itu.
Saat ini mereka masih dijalan dan memgobrol saja hingga pada akhirnya teringat bahwa ada tugas kelompok yang sama sekali belum mereka kerjakan. Meskipun deadlinennya masih lama tapi tetap saja jika sudah dijerjakan dahulu mereka akan merasa sangat tenang dan nyaman. Maka dari itu ia puj membucarakan tugas itu kepada dua temannya mumpung mereka lagi tidak membicarakan hal yang begitu penting saat ini.
"Nan, ada tugas dari Pak Izan kita sekalian ngerjain apa ya? Kita pakai cerita di panti asuhan aja? Gimana?" tanya Ravi membuat Keenan mengerutkan dahinya karena ia tidak pernah merasa memiliki tugas apapun. Maka dari itu ia berasa bingung dengan perkataan dari Ravi kepada dirinya itu.
"Tunggu deh, tugas apa yang Lo maksud?" tanya Keenan dengan bingung. Karena jujur saja ia tak tahu tugas dari Pak Izan itu. Mendengarnya saja pun ia juga belum pernah, jadi ini pertama kalinya ia mengetahuinya.
Lah, Keenan kena serangan amnesia mendadak atau gimana deh. Perasaan belum lama kok Pak Izan ngasih tugas ke kelas. Kenapa ya kira-kira, ah astaga kan emang waktu itu Keenan lagi ga di kelas. Pantas aja dia ga tahu karena gua sama Axel pun juga lupa ngasih tahu sama Keennanya. Batin Ravi.
"Astaga gua lupa waktu itu Lo ke toilet. Jadi Pak Izan ngasih tugas suruh buat berita gitu terus ada fotonya juga. Nah kita ambil pas nanti aja lah. Gimana? Oh ya hampir lupa gua, tugasnya kelompok dan kita bertiga satu kelompok. So, gimana?" tanya Ravi dan Axel sedari tadi hanya mengangguk saja. Semua yang ia ingin utarakan sudah diutarakan oleh Ravi saat ini. Lagi pula ia menurut saja dengan Ravi dan Keenan.
"Ohh boleh deh kalo gitu. Daripada buat berita lain atau ngarang mendingan pakek yang ada aja." jawab Keenan dan mereka mengangguk. Mereka semua pun sudah setuju dengan itu dan kini sedang membahasnya.
Setelah sudah membahas akhirnya mereka menemukan bagaimana nanti rencana mereka akan membuat berita dari acara mereka di panti asuhan. Yang pasti mereka harus mengambil banyak foto, lalu tak lupa mereka melakukan wawancara dengan beberapa orang yang mana nama-nama orang itu sudah ada di dalam kepala mereka. Tentu mereka akan mewawancarai Bunda Panti juga nanti karena itu lah yang paling penting dalam berita mereka.
Keenan dan keluarganya sudah sampai di panti, mereka juga sekarang ini sedang memindahkan jajahan dan barang-barang yang akan mereka beri kepada anak-anak panti. Nantinya semua akan kebagian karena memang mereka sudah menghitung berapa anak yang ada di panti asuhan itu saat ini.
"Gimana, semuanya udah siap?" tanya Bunda kepada mereka semua.
"Udah siap Bunda, tinggal kesannanya aja hehehe." jawab Keenan dan kini mereka sudah pergi ke dalam. Tentunya dengan membawa hadiah untuk anak-anak. Semua anak-anak disana tampak sangat bahagia melihatnya. Hari itu Keenan dan keluarganya menghabiskan waktu mereka semua di panti.
“Terimakasih ya Bunda udah mau datang kesini dan udah bawain macam-macam juga buat anak-anak, mereka sangat bahagia.” ujar Bunda Panti yang kini sedang mengobrol dengan Bunda Keenan.
“Sama-sama bunda, lagi pula dari kemarin Keenan, Ravi sama Axel emang mau kesini katanya kangen sama Bundanya yang ada disini dan anak-anak panti yang lainnya. Terus mereka minta ijin sama saya. Kebetulan saya sama Ayah Keenan ada waktu luang jadinya kami ikut datang kesini.” jawab Bunda Keenan kepada Bunda Panti.
Mereka mengobrol lagi, sedangkan Keenan, Ravi dan Axel kini sedang mengambil beberapa foto dan video. Ia juga mewawancarai beberapa orang yang sekarang ini ada disana. Namun mereka belum mewawancarai bunda panti karena sedang memgobrol dengan Bunda dan Ayah mereka.
“Kak Keenan kok lama banget ga kesini?” tanya Bio kepada Keenan.
“Iya nih Bio. Kakak kemarin sibuk jadi baru ada waktu kesini.” ujar Keenan.
“Bener Bio, oh ya Bio sekarang udah kelas berapa?” tanya Ravi kepada Bio.
“Kelas dua SD kak Ravi. Bio kemarin habis dapat hadiah loh karena Bio juara satu sekelas.” ujar Bio mengatakan itu kepada mereka.
“Oh ya? Wah selamat ya Bio. Pinter banget nih Bio ya. Besok-besok juara lagi ya Bio.” ujar Axel dan Bio mengangguk dengan sangat lucu sekali.
Setelahnya mereka pergi ke tempat yang lainnya menemui anak-anak lain yang sekarang ini sedang bermain tapi ada juga yang sudah makan atau minum s**u juga.
Sementara itu, Dewa sedang libur hari ini. Rencananya ia tadi langsung ingin pergi ke basecamp, tapi urung ia lakukan karena Dewa tiba-tiba merindukan teman-temannya. Kali ini bukan teman-temannya di basecamp, melainkan teman-temannya di jeruji besi. Ya, mereka adalah Alfa, Dimas dan Raka. Memang belum lama mereka baru bertemu tapi tetap saja ia rindu.
Rencananya ia akan pergi menemui mereka, sekarang ia sudah bersiap-siap. Ia berangkat pagi karena nanti ia akan mampir ke beberapa tempat makan untuk membelikan makan mereka. Kini ia sudah siap berangkat.
"Mas Dewa mau kemana Mas?" tanya Bibi yang memang setelah Dewa kembali dari penjara menjadi lebih sering bertanya kemana perginya Dewa. Ia hanya takut jika kejadian lama akan terulang kembali nantinya juga.
"Mau ke penjara bi." jawab Dewa yang membuat Bibi jantungan.
"Ya Tuhan Mas, ada apa mas? Kenapa kok Mas Dewa mau ke penjara lagi? Mas Dewa ga papa kan mas?" tanya Bibi yang sudah sangat shock.
"Hahaha bibi lucu banget sih, ga papa kok Bi. Dewa itu cuma mau nengok temen-temen Dewa aja yang ada disana." ujar Dewa kepada bibi dan sekarang ini tampak bibi menghela nafas seolah-olah ia sangat lega saat ini.
"Ya udah ya Bi, Dewa mau mampir beli makan dulu soalnya." ujar Dewa yang sekarang ini sudah keluar dari rumah. Ia sengaja membawa mobil karena rencananya ia akan mentraktir sipir di penjara dan juga orang-orang yang ada di blok tahanannya. Meskipun ia mati akan memberikan tambahan tentunya untuk Alfa, Dimas dan Raka karena mereka spesial bagi Dewa.
Dewa pun berhenti dari satu tempat makan ke tempat makan lainnya hanya untuk membeli makanan. Ia pun sekarang sudah mengentikan diri di tempat terakhir dimana dirinya membeli minuman kopi kesukaannya yaitu kopi Starbucks. Sebenarnya yang tadi juga sudah ada minumannya, ada teh ada juga air putih tapi tetap saja ia membelikan kopi untuk mereka semua.
Mobil Dewa saat ini sudah penuh dengan makanan dan minuman. Saat ini ia Dewa sudah mengendarai mobilnya menuju ke penjara tempat dimana ia pernah tinggal selama satu tahun. Dewa tak butuh waktu lama untuk sampai karena memang hanya butuh waktu sebentar untuk sampai jika Dewa dari Starbucks. Ia pun keluar dari mobilnya, ia sengaja tak memarkir mobilnya di parkiran karena nanti akan lama membawa makanan dan minuman itu.
"Selamat pagi pak, maaf anda tidak bisa memarkirkan kendaraan anda disini. Tempat parkir ada di sebelah barat pak." ujar salah satu penjaga disana.
"Pak, masa lupa sama saya?" tanya Dewa dan ketika orang itu melihat Dewa, ia terkejut karena sekarang Dewa datang kesana dengan mobil mewah.
"Ternyata kamu Dewa, ada keperluan apa disini?" tanya Pak Robby. Pak Robby merupakan penjaga atau sipir penjara yang sangat baik padanya juga.
"Hehehe iya pak, kangen saya disini. Pak, bisa panggil beberapa temannya. Saya punya beberapa makanan buat sipir dan tahanan yang ada di blok E. Saya parkir disini untuk memudahkan mobilitas." ujar Dewa tersebut.
Dewa pun keluar karena sepertinya Pak Robby masih bingung. Kini Dewa membuka pintu belakangnya dan semuanya sudah penuh dengan makanan dan minuman. Pak Robby pun kini tampak mengangguk dan ia segera masuk.
Sembari menunggu Pak Robby datang dengan teman-temannya, kini Dewa menaruh beberapa makanan dan minuman yang khusus untuk para sipir. Ia sengaja memisahkannya, mereka pun sudah mulai berdatangan.
"Apa kabar kamu Dewa." ujar sipir lainnya dan Dewa tersenyum sembari menjawab bahwa ia baik-baik saja. Setelah itu ia pun mengatakan bahwa ini untuk para sipir. Dewa ikut masuk ke dalam, ia tak perlu takut mobilnya akan hilang atau dicuri karena faktanya ia ada di penjara siapa yang akan mencuri.
Dewa banyak disambut dan tentunya banyak yang mengatakan terimakasih kepada Dewa karena mungkin ini pertama kalinya ada yang membelikan mereka semua makanan dan minuman secara adil, biasanya hanya untuk beberapa orang saja atau jika untuk tahanan hanya untuk tahanan saja.
"Wah kamu ini repot-repot banget ya Dewa, tapi terimakasih ya karena sudah dibelikan makanan dan minuman meeah seperti ini." ujar Pak Robby tersebut.
"Sama-sama ya pak. Hahaha enggak lah pak, habis ini masih ada buat yang blok E ya pak. Oh ya, saya boleh ikut masuk nanti? Kalo ga juga ga papa nanti saya minta buat jenguk Alfa, Raka dan Dimas saja." ujar Dewa kepada kepada semua.
"Boleh masuk asal tidak menimbulkan keributan. Nanti ikut saja ke dalam Dewa." ujar Pak Robby dan Dewa pun mengangguk dengan senang. Ia benar-benar bahagia karena akhirnya ia nanti bisa bertemu dengan mereka.
Makanan dan minuman untuk sipir sudah sampai di tangan para sipir, ia memang tidak tahu berapa jumlah sipir disini tapi ia yakin bahwa semua yang ia bawa itu nanti juga akan cukup, malah kelebihan mungkin tapi tak apa. Sekarang mereka kembali ke mobil dan mengambil makanan untuk blok E.
"Yang itu saya aja pak yang ambil, itu punyanya Dimas, Alfa dan Raka. Biar nanti saya yang berikan." ujar Dewa dan mereka mengangguk. Kini mobil Dewa sudah diparkirkan oleh salah satu sipir disana. Dewa pun sekarang sudah mengikuti yang lainnya menuju ke blok E, ia tak sabar masuk disana.
Beberapa waktu ia masih berada disana, masih sebagai seorang tahanan. Namun sekarang ia sudah bebas dan ia datang sebagai teman yang menjenguk teman-temannya yang masih harus bertahan di jeruji besi itu.
"Coffe Break, Coffe Break." ujar salah satu sipir dengan berteriak membuat semua tahanan kini melihat ke arah pintu masuk tersebut. Mereka tentu terkejut karena melihat banyaknya makanan dan kopi yang dibawa oleh sipir. Lalu tadi juga dikatakan bahwa ini merupakan Coffe break, tapi sepertinya mereka tidak ada hal itu. Atau ini merupakan hal yang baru?
"Weh gila kopi mahal tuh, gua seumur hidup belum pernah minum. Siapa yang bawa tak?" tanya salah satu napi disana kepada temannya tersebut.
"Perhatian semuanya, kita disini kedatangan salah satu teman kita yang sudah lulus dari sini. Dia bawa ini semua buat kalian." ujar Pak Robby itu. Hal itu membuat semuanya bertanya-tanya siapa kira-kira yang dimaksud oleh Pak Rangga karena orang itu berarti sangat kaya dilihat dari apa yang dibeli.
"Dewa, wah kangen banget gua." ujar Dimas yang pertama kali melihat.
"Hah? Dewa? Yang kemarin baru aja keluar?" tanya tahanan lain itu.
"Ya, semua ini dari Dewa. Kalian harus berterimakasih kepada Dewa karena sudah membawakan kalian makanan enak seperti ini." ujar Pak Robby.
Ucapan terimakasih pun terdengar dari blok E tersebut, mereka tampak menerima makanan dan minuman dari Dewa. Sementara Dewa sekarang ini hanya tersenyum dan mengucapkan sama-sama kepad mereka. Kini ia berjalan menuju ke tempat dimana ada Dimas, Alfa dan Raka. Ia pun memberikan makanan dan minuman yang ia bawa kepada mereka. Sekarang ia tersenyum kepada tiga orang yang sangat ia rindukan itu. Mereka bahagia karena dijenguk oleh Dewa. Ini pertama kalinya mereka dijenguk dan mendapatkan makanan dari luar seperti yang diberikan oleh Dewa tersebut.