19

1500 Words
Sebenarnya sangat lucu ketika ia malah berhenti di pasar malam seperti ini. Namun mau bagaimana lagi karena ia hanya mengikuti kata hati saja sekarang ini. Ia juga tadi tidak tahu mengapa ia berhenti disini. Seperti ada yang menarik dirinya untuk berhenti disini. Ia pun memarkirkan mobilnya disana dan tentu saja saat ia memarkirkan mobil banyak sekali yang menatap ke arahnya karena mobil yang ia pakai memang bukan mobil biasa tapi super car. Ya, memang sedikit gila ketika membawa super car ke pasar malam. “Aduh mas, ini mau parkir beneran? Ini prank atau seriusan eh mas? Yang bener aja dong mas ini.” Tanya tukang parkir yang ada di sana. “Iya bang, kenapa? Udah full ya parkirannya emang?” tanya Dewa. “Bukan gitu, bukan full tapi ini mah mobil mahal, takut buat markirinnya ini.” Ujar tukang parkir tersebut. Tentu saja ia takut karena ini pertama kali. “Udah bang ga papa, nanti gua lebihin bang.” Ujar Dewa tapi tukang parkir itu masih berpikir karena resikonya sangat besar juga. Jika kebaret sedikit saja sudah banyak sekali uang yang harus keluar untuk mengembalikan kemulusannya. Bisa sampai jutaan bahkan puluhan juta. “Aduh mas tapi ini nanti kalo kebaret gimana. Saya beneran masih takut ini kalo mobilnya nanti kena apa.” Ujar tukang parkir itu masih sangat takut. “Udah ga papa bang, gua ga minta buat ganti rugi kok. Tapi ya sebisa mungkin di jaga supaya ga baret. Kalo gitu gua masuk dulu ya bang.” Ujar Dewa yang sekarang ini sudah masuk ke dalam padahal tukang parkir tadi masih berpikir. Jika seperti ini, tidak ada pilihan lain. Tukang parkir itu harus menjaga mobil ini lebih bisa protect juga pastinya daripada yang lainnya. “Hadeh lagi juga kenapa pergi ke pasar malam pakek Ferarri kayak gini sih.” Ujar tukang parkir itu masih mendumel tapi tetap ia akan menjaganya. Sementara itu, Dewa sudah masuk ke dalam. Ini pertama kalinya bagi dirinya pergi ke pasar malam seperti ini. Sebelum ini bahkan ia tak pernah berpikir bahwa ia akan pergi ke pasar malam seperti ini. Ia masuk ke dalam dan melihat banyaknya orang yang tertawa bahagia meskipun apa yang ada di dalam sini sangat sederhana. Itu artinya, memang materi tidak selalu bisa menunjang kebahagiaan. Seperti apa yang telah ia rasakan juga. Dewa sebenarnya bingung ia ingin pergi kemana di pasar malam ini. Ia seperti anak yang hilang saja sekarang karena ia benar-benar sendiri diantara banyaknya orang yang pergi dengan keluarga mereka atau bahkan dengan pasangan mereka. Ya, mungkin bagi mereka melihat Dewa seperti melihat keanehan karena siapa juga yang pergi ke pasar malam sendirian? Dewa mulai berjalan masuk lebih dalam lagi dan ia pun sekarang sudah menemukan berbagai macam jajanan yang ada. Ia pun mulai mendekati penjual jajanan itu karena ia juga tergiur dengan makanan disini. Sepertinya semuanya enak untuk di coba. Ia pun mulai membeli jajanan seperti cilok. Sementara itu, Nayara sedang bersama dengan Bagas. Ia sebenarnya ingin pergi ke pasar malam karena pasar malam baru saja di buka. Namun ia takut untuk mengatakan pada Bagas. Ia takut jika Bagas tidak membolehkan dirinya untuk pergi ke sana. Maka dari itu ia berharap Bagas bisa ikut. “Ada apa Nay? Kok kayak ada yang lagi dipikirin gitu sih?” tanya Bagas saat melihat Nayara yan terlihat sedang pusing memikirkan sesuatu. “Bagas, gua mau ke pasar malam yang baru buka itu. Boleh ya, please.” Ujar Nayara dengan penuh harap pada Bagas tersebut sekarang. “Ya elah pikirannya dari kemarin pasar malam terus deh. Ada apa sih emang di pasar malam? Mau ngapain juga disana Nay?” tanya Bagas. “Ya kan banyak jajanan disana Bagas, terus mau lihat mainan yang ada di sana juga.” Ujar Nayara. Mainan yang dimaksud disini adalah Bianglala, Kora-kora dan permainan yang lainnya. Entah Nayara hanya ingin melihatnya saja atau Nayara pun juga ingin bermain disana dan di wahana yang lainnya. Bagas tampak berpikir lebih dahulu sebelum mengiyakan Nayara, sekarang ini Nayara menatap Bagas. Ia sangat berharap Bagas mengijinkan dirinya dan Bagas mau ikut dengannya. Karena jika tidak ada Bagas pasti Marco tidak akan mengijinkan dirinya untuk pergi ke pasar malam nant. “Ya udah deh, gih siap-siap dulu.” Ujar Bagas sembari mengelus lembut rambut Nayara membuat Nayara kini sangat bersemangat dengan hal itu. Nayara pun masuk ke kamarnya dan bersiap-siap, begitu pun juga dengan Bagas yang sekarang sudah bersiap untuk pergi dari sana. Nayara tampak sangat semangat berada di kamarnya dan ia sedang berdandan. Mereka berdua sekarang ini sudah berangkat ke Pasar Malam yang akan mereka datangi itu. Nayara benar-benar terlihat bahagia karena memang ini yang sangat ia inginkan sedari kemarin saat pasar malam ini belum buka. Nayara benar-benar sangat menantikan saat dimana ia bisa masuk dan bermain di pasar malam ini. “Makasih banyak Bagas, ah ga sabar banget sampai ke pasar malam deh.” Ujar Nayara dan Bagas mengangguk sembari tersenyum menatap ke arahnya. Nayara pun tersenyum balik kepada Bagas tersebut. Mereka berdua akhirnya sudah sampai ke pasar malam, setelah memarkirkan mobil saat ini mereka berdua pun sudah masuk ke dalam. Hal yang pertama dicari oleh Nayara adalah bianglala karena ia ingin menaiki bianglala itu. Ia menarik Bagas untuk bisa bersama dengan dirinya dan juga menemaninya. Lagi pula ia ingin Bagas ikut bersama dengannya juga. Mereka berdua sekarang sudah mengantri untuk bermain bianglala. Sehabis ini tentu saja tujuan mereka adalah komedi putar. Mereka benar-benar akan memanfaatkan waktu mereka kali ini. Sekarang ini mereka berdua sudah memasuki bianglala dan bianglala itu pun sudah mulai beroperasi. Sementara itu, Dewa sekarang masih berada di antara beberapa orang yang sekarang ini sedang saling mengobrol dan saling membagi tawanya. Dewa sendiri sedang duduk di depan beberapa wahana seperti bianglala, komedi putar, kora-sh dan yang lainnya. Ia sedang memakan cilok yang ia beli. “Kayaknya Dewa nggak balik deh, jadi mendingan kita buat pestanya besok-besok aja. Karena kalau nggak ada dewa nggak bakalan seru pestanya. Kita juga ga mungkin pesta tanpa dia kan setelah dia keluar?” Ujar Mada. “Iya bener, gue juga setuju sama lo Mada karena kalau pestanya nggak ada Dewa itu nggak bakalan berjalan dengan seru. Lagi pula satu nggak ada kita juga nggak.” Ujar Aaroon yang di dengar oleh semua orang disana. “Jadi fix ya guys kita nggak bakalan ngadain pestanya malam ini. Maybe next ya guys.” Ujar Mada dan mereka semua pun setuju dengan hal itu. Kini mereka semua memilih untuk membeli makanan dari luar dan mereka sedang menunggu makanan mereka itu datang. Mereka sudah lumayan lapar saat ini, karena hari pun juga sudah malam. Perut keroncongan mereka membutuhkan banyak asupan makanan saat ini. Sementara itu Nayara dan Bagas berada di dalam bianglala yang sekarang sedang ada di atas. Mereka berdua dapat melihat keindahan lampu-lampu dari atas sini. Nayara tak berhenti mengagumi semua yang bisa ia lihat dari atas sini. Ia rasanya ingin terus berputar dan terus berada di atas, tapi sayangnya ia tidak bisa karena ia akan menaiki ini satu kali. Lagi pula ia juga akan memainkan permainan yang lainnya disini, masih banyak permainan. "Ga sabar deh buat main yang lainnya lagi, habis ini naik komedi putar ya Gas. Itu yang ada di sebelah sini hehehe." Ujar Nayara dengan menunjuknya. "Iya Nay, tanpa di kasih tahu pun gua juga tahu kalo mana yang namanya komedi putar." Ujar Bagas membuat Nayara pun kini tertawa menanggapi. “Dewa ga jadi balik kesini ya malam ini?” Tanya Raka yang baru saja sampai di ruang TV ini dan bergabung dengan yang lainnya. “Kemungkinan besar sih gitu, tapi ya ga tahu juga.” Jawab Aaroon. “Btw Lo pada suka MCD kan?” Tanya Mada karena tadi ia memesan ayam MCD. “Kita mah apa pun juga suka, dulu aja makanan dari sampah kita makan.” Ujar Raka yang sedang mengingat dirinya yang dulu sangat memprihatinkan ternyata. “Udah lu semua nggak usah kayak kasihan gitu sama kita karena emang hidup kita ya dulu kayak gitu semiskin itu. Bahkan sampai sekarang kita tuh masih ga nyangka bisa hidup disini. Kayak mimpi banget gitu loh. Masalahnya dulu hidup kita berbanding terbalik daripada ini.” Ujar Dimas. “Iya kita bersyukur banget karena ketemu sama Dewa yang ternyata dia super baik sama kita. Padahal kita nggak ngasih banyak ke dia kita cuman ngasih hal yang bukan materi kayak gini tapi dia balesnya wah gila banget sih dia. Ibaratnya kalau kita diminta tinggal di sini buat jadi pembantu pun itu udah sangat bersyukur banget tapi ini kita nggak jadi pembantu kita malah kayak temennya aja kayak kalian semua ini.” Ujar Raka yang masih sangat bersyukur. “Dewa orangnya emang kayak gitu, intinya kalau udah lo baik sama dia dia pasti bakalan bales lebih dari apapun itu. Ke kita pun dia juga kayak gitu. Jadi kita mah udah nggak kaget kalau dia baik banget sama orang yang juga baik sama dia.” Ujar Aaroon. Mereka semua sekarang ini malah sedang membahas tentang Dewa dan segala kebaikannya sampai pada akhirnya makanan mereka pun sudah datang. Sembari makan mereka juga masih membicarakan tentang Dewa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD