Sempat kaget dengan kedua tangannya Pak Arjuna yang ada di kepalaku, ku lihat Pak Arjuna segera melepaskan tangannya di kepala ini. "Duh, saya sungguh minta maaf. Saya sudah lancang." ujarnya. Aku hanya bisa mengangguk gugup, kemudian berjalan bersama Akbar kembali memegang tangan ku. "Tante naya, akbar minta maaf, Akbar enggak sengaja, tadi narik tangannya." ujarnya. "Enggak apa apa, sayang. Yuk kita main sebelum ke malaman. Akbar mau main apa emangnya?" "Akbar mau main balapan motor." ujarnya. "Siap. Tante Naya bakal kalahkan kamu." ku sentuh hidungnya dengan pelan. Kemudian kami meneruskan langkah kami menuju ke area pemainan anak anak. Pak Arjuna mengikuti kami, laki laki itu memberikan isyarat padaku untuk masuk saja, sementara beliau membeli koin untuk kami berdua. Kemudian set