Sebuah Dendam.

1098 Words

"Bagaimana kalau dia namanya Alea Miyanda." ujar mas Furqon padaku. Akhirnya keadaan kami jadi mencair, karena tadi sempat tegang. Alea menangis, ketika Mas Furqon terlalu dekat dengan ku. Masalahnya bayi kecil itu sepertinya merasa gerah dan enggak nyaman ketika kami terlalu berdekatan seperti itu. Aku bersyukur karena akhirnya Mas Furqon bisa menjauh dariku. "Nama yang bagus, Mas." ujarku. Saat ini aku membuat s**u untuk gadis kecil itu. Sedangkan Mas Furqon sedang menggendong dan menenangkannya. "nanti kita selametin ya, kamu juga harus ikut." ujarnya lagi, terlihat begitu antusias. "Insaallah mas, kalau saya ada waktu. Saya pasti akan ke sini lagi untuk melihat Alea." "Ayolah, kamu sempatkan, karena Alea sepertinya menyukai kamu juga." Aku tersenyum tipis, s**u yang aku buat ak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD