Jonathan saat itu memeluk Gisel yang belum memakai bajunya. Tapi dia juga menutupi bagian bawah Gisel dengan Jaz kerjanya. Lalu dia membuka pintu kaca mobilnya. Terlihat seorang pria paruh bayah yang tadi mengetuk pintunya.
"Sore Pak, maaf ada apa ya?" tanya Roger.
"Saya lihat tadi mobil Anda terus bergoyang dari kejauhan. Ya saya yang punya warung makan yang ada di sana. Apa ada masalah?" tanya pria paruh bayah.
"Istri saya tadi marah dan memukul-mukul saya. Lalu dia mual-mual memuntahkannya, dia hamil muda. Apa terlihat mencurigakan ya Pak?" jawab Roger dengan nada sopan seperti tidak terlihat dia orang galak tapi dia malah memeluk Gisella dan dia menutupi wajah gadis ini dengan badannya.
"Ternyata lagi hamil, sudah lanjutkan saja kalau gitu. Dasar anak muda! Aku kira sedang berbuat yang tidak-tidak di sore hari." pria paruh bayah itu langsung pamit pergi setelah dia meminta maaf karena telah menganggu.
Sedangkan Roger saat itu langsung menyuruh Gisella menghapus air matanya dan segera memakai bajunya.
"Ini tissue untuk mengusap air mata kamu dan untuk membersihkan cairan yang ada di milik kamu itu. Bersihkan juga mengotori celanaku juga." Roger berkata seperti itu dengan wajah serius yang dingin.
"Kenapa kamu mengajak aku bercinta di dalam mobil? Apa tidak baja di rumah saja atau di hotel?" Gisella masih menangis sambil memakai bajunya dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Roger.
"Kamu itu jangan mengelap di situ lap saja yang di celanaku yang ada sisa cairan itu. Jangan di benda milikku, apa kamu sengaja memancingku lagi?" pria ini pipinya memerah karena memang benar sentuhan tangan Gisella selalu membuatnya b*******h beberapa hari ini.
"Apa salahku? Kenapa kamu seperti ini?"
"Kamu dengar, aku menyuruh kamu ini itu dan lakukan saja. Walaupun aku meminta kamu bercinta di depan orang lain mau kamu apa? Kamu itu gadis yang aku beli dari tempat lelang kotor di Thailand dan kamu bukan Tuan putri lagi," jawabnya.
"Maaf! Aku memang kotor." Gisella langsung terdiam dan hanya bisa menahan rasa sakit hatinya, tapi dia sadar diri kalau sekarang dia bukan Tuan Putri melainkan hanya seorang gadis yang akan menjadi b***k pria yang duduk di sampingnya.
Ternyata roda itu terus berputar ya? Dulu Gisella seorang Tuan Putri dari keluarga konglomerat ternama dan Roger hanya anak pembantu yang ada di rumahnya. Setelah 6 tahun berlalu malah sekarang berbalik, Tuan Putri ini menjadi b***k dari anak pembantu yang dulu kerja di rumahnya.
"Hahaha... sungguh miris nasibku, dulu aku Tuan Putri majikan kamu, sekarang aku hanya gadis yang kamu beli seharga 20 miliar." dia tertawa sambil menangis.
"Kamu cukup sadar diri juga." belum sempat Roger membalas omongan Gisel, sang Kakek tiba-tiba menelepon dirinya.
Roger segera menerima panggilan dari Kakek. Saat itu sang Kakek mengatakan sesuatu yang membuat pria ini takut.
"Hallo! Apa kamu sudah berada di Indonesia sekarang?" tanya Sang Kakek melalui panggilan ponselnya.
"Kakek, aku sudah di Jakarta. Aku akan pulang ke villaku sekarang. Ada apa Kakekku sayang?" tanya Roger yang dia menjadi pria manis saat berbicara dengan Kakek tercinta.
"Kalau kamu tidak menikah di tahun ini, maka aku akan menjodohkan kamu dengan cucu dari rekan bisnis Kakek. Aku ingin kamu punya cucu di umur 30 tahun, jika tidak hartaku akan aku berikan semuanya ke seluruh panti asuhan di negara ini," ancamnya.
"Apa Kakek mengancamku untuk melakukan perjodohan jika aku tidak bisa menikah tahun ini. Aku akan menikah segera tahun ini dan aku akan kenalkan istriku di depan Kakek," jawabnya.
"Awas saja kalau kamu berbohong."
"Kek, maaf! Aku harus menutup telepon ini karena aku masih menyetir di jalan raya." Roger saat itu langsung menutup panggilan dari sang Kakek.
Dia bingung, apa yang harus dia lakukan, dia diancam harus segera menikah di tahun ini dan kalau tidak dia akan dinikahkan dengan orang lain. Roger melihat wajah Gisella saat dia turun dari mobilnya dan sudah sampai di halaman villanya. Lalu dia punya ide dan dia menarik tangan Gisella.
"Mana semua identitas kamu, dari kartu penduduk dan kartu keluarga kamu dan semuanya? Aku butuh punya kamu karena kamu tinggal di villaku?" tanya Roger saat dia menarik tangan Gisella.
"Aku akan ambilkan, aku tahu kamu meminta semuanya karena takut aku melahirkan dirikan." Gisella saat itu ke mobil pria ini dan mengambil berkas yang berisi identitasnya.
Roger menyuruh maid yang ada di villanya untuk menunjukkan dimana kamar Gisella. Dia memanggil asisten pribadinya untuk mendaftarkan pernikahannya di kantor agama besok pagi siang hari jam 2 dia akan mengadakan pernikahan dadakan di Kantor Urusan Agama. Asisten saat itu senang karena Tuan Mudanya akan segera menikah.
***
Besok siang tepatnya jam 2, Gisella sekarang disuruh Roger memakai baju pengantin milik mendiang Ibu Roger yang sudah meninggal. Lalu dia mengajak Gisella ke kantor urusan agama siang itu.
"Kenapa aku harus memakai baju pengantin ini? Ini baju pengantin bekas?" tanya Gisella.
"Kita akan menikah hari ini juga. Aku membayar kamu untuk melakukan pernikahan palsu ini," jawabnya sambil dia menarik gadis ini menuju mobil yang terparkir di garasi rumahnya.
"Apa? Kenapa memaksaku menikah? Bukannya aku hanya menjadi wanita pemuas rajang kamu? Aku tidak mau menikah dengan pria yang sudah berubah jahat seperti kamu."
"Kalau kamu tidak ingin menikah, maka kembalikan uang sebesar 20 miliar lebih 500 juta karena telah membeli kamu dari Madam di Thailand. Apa kamu bisa?" perayaan Roger membuat Gisel mati kutu.
"Kenapa aku harus dipaksa menikah? Harusnya aku menikah dengan mewah dan ada kedua orang tuaku. Kenapa aku malah jadi di tangan pria seperti kamu?" gadis ini menangis saat mereka sudah berada di dalam mobil dan Roger sudah melajukan mobilnya menuju Kantor Urusan Agama.
Dengan gaun putih sederhana dan riasan ala kadarnya Gisella masih terlihat cantik. Roger juga memakai stelan jaz hitam yang dia punya, lalu beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di KUA. Mereka masuk dan segera melakukan foto pengantin untuk diabadikan di ponselnya. Pemuka agama datang langsung menikahkan mereka.
"Selamat kalian sudah sah menjadi suami istri."
Tentunya pernikahan itu hanya dihadiri oleh 8 orang termasuk asisten pribadi Roger dan para saksi yang dicarinya. Tadi pagi asisten pribadi itu menyuruh kenalannya mendaftarkan segera pernikahan mereka. Lalu siangnya mereka bisa melakukan sumpah pernikahan. Roger saat itu langsung menarik tangan Gisella untuk segera pulang.
"Jangan senang dulu, sekarang kamu menjadi istriku tapi jangan harap menjadi istri yang aku cintai. Kamu hanya wanita pemuas nafsuku," bisik Roger di terlihat gadis yang memakai baju pengantin ini, ketika mereka berdua baru saja ke luar dari Kantor Urusan Agama dan mengandeng tangan Gisella.