Tamu Spesial Raja

1136 Words
"Tuan muda kapal sudah bersandar di dermaga istana, dan tim medis juga sudah siap menunggu di sana." Seru salah seorang awak kapal dari ambang pintu menyampaikan situasi di luar sana. "Terimakasih, tidak perlu meminta mereka membawa streacher karena aku sendiri yang membawanya keluar dengan menggendongnya." Tegas pria itu. "Baik tuan muda." Adeesh dengan gagah membawa tubuh Barsya ala bridal style keluar dari kapal. Wanita itu masih tidak sadarkan diri dengan wajah pucat yang tetap nampak cantik. Dermaga istana ini sungguh mengagumkan, karena di sepanjang pembatas dermaga ini di tumbuhi bunga edelweis yang seharusnya hanya ada di pegunungan. Bunga edelweis setinggi pinggang orang dewasa itu tumbuh subur dan indah di sana. Lima orang tim medis sudah berdiri menyambut di sana, satu orang dokter wanita dan empatnya lagi para perawat wanita juga. Adeesh sengaja meminta dari mereka para wanita karena tidak ingin tubuh wanita asing itu dilihat dan apalagi di sentuh oleh lelaki lain. Beberapa pengawal berpakaian serba hitam juga sudah berdiri di sayap kiri dan kanan dermaga sekitar 10 orang. Dermaga istana ini hanya khusus digunakan oleh sang raja. "Selamat datang yang mulia!" seru mereka kompak dengan kepala yang tertunduk. "Dokter Monica ikut aku ke kamar dan yang lainnya bisa kembali ke posisi kalian semula!" perintah Adeesh. Monica wanita berjas putih itu pun langsung mengikuti rajanya, namun raut wajahnya nampak sedang tidak senang dengan rajanya lebih tepatnya sikap sang raja yang begitu khusus memperlakukan wanita asing di gendongannya. Dengan rasa kesal di hatinya ia mengikuti lelaki pujaannya tersebut. "Hebat sekali wanita ini, bahkan aku saja yang sudah berjuang sampai di sini belum bisa meluluhkan hatinya." Batin Monica. "Selamat datang di kerjaan ku Barsya, selamat datang di istana Pierre." Adeesh berbisik di telinga Mandalika yang pastinya tak bisa mendengarkan ucapannya itu. Mereka kini sudah memasuki pintu besar istana tersebut. Bangunan indah dan mewah dengan berbagai tanaman bunga cantik menghiasai halamannya. Bangunan ini terdiri dari dua tingkatan lantai, di mana lantai dasar berada di bawah tanah di sanalah ruang utama sang raja. Sementara lantai paling atas adalah ruang umum istana, tempat segala kegiatan urusan kerjaan di lakukan. Ruangan raja yang berada di bawah tanah tidak bisa sembarang orang yang masuk ke dalamnya. Karena di sana adalah ruang rahasia sang raja, dan juga ruang kehidupan pribadi sang raja yang tidak boleh diganggu kecuali aras izin raja sendiri. "Yang mulia maafkan saya yang tidak ikut serta menyambut kedatangan anda! Tapi kenapa anda tiba-tiba kembali lagi?" ucap seseorang yang kini menunduk di hadapan sang raja lengkap dengan pakaian serba hitamnya, ucapannya itu hanyalah sebuah sindiran saja karena ia tahu sang raja agungnya itu tidak pernah membawa wanita ke istananya. "Minggir lah kamu hanya menghalangi jalan ku!" Adeesh terus berjalan melewati lelaki berwajah campuran yang masih membungkuk itu. Namun tentu saja ada goresan senyum penuh arti di wajahnya yang tertunduk ke lantai. Lelaki yang di kenal dengan julukan Pedang Abadi itu adalah pemimpin dari para pasukan elite bodyguard istana serta pengendali pasukan Elang (pasukan keamanan dan pertahanan keseluruhan dari negeri Pierre), dia adalah penanggungjawab utama nyawa sang raja yang namanya sampai sekarang masih menjadi rahasia. Adeesh selalu memanggilnya dengan sebutan Alpha. Alpha memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, selain cerdas dan lincah dalam medan perang dan pertahanan, wajahnya juga selalu menjadi daya tarik yang sangat berharga. Manik mata birunya sangat indah bagaikan kilauan berlian, dengan belahan dagu serta belahan bibir tebalnya membuat wanita terpana ketika memandangnya. Ditambah warna kulit yang sedikit lebih gelap dari Adeesh membuat Alpha tidak pernah bosan kalau dipandang. Meskipun Alpha dan Adeesh adalah saudara beda ibu namun hubungan mereka tidak bisa dikecohkan hanya dengan perebutan tahta dan kekuasaan seperti ambisi para ibu-ibu mereka. Alpha dengan sepenuh jiwa raganya selalu menjaga Adeesh yang sudah dititahkan menjadi raja selanjutnya setelah sang ayah meninggal dunia. Usia Adeesh setahun lebih muda dari Alpha. "Sialan bocah tengil itu, aku sudah jauh-jauh berlari ke sini hanya untuk menemuinya malah aku diabaikan hanya karena seorang wanita asing yang diselamatkannya di tengah lautan!" gerutu Alpha dengan suara rendahnya, hanya seorang Alpha yang bisa memaki dan mengumpat pada sang Raja. "Aku masih bisa mendengar mu Alpha Wolf!" saut Adeesh dengan suara sedikit keras seakan-akan bisa mendengar apa yang diucapkan saudaranya bahkan jarak mereka sudah beberapa meter jauhnya. Alpha kini menyusul sang raja sekalipun tanpa ada perintah darinya. Alpha memang sedang menyelesaikan misinya di luar istana, namun karena mendengar rajanya kembali ke istana dengan membawa seorang wanita yang ditemukannya mengapung ditengah laut membuat Alpha kembali ke istana secepat kilat. Dokter Monica terus mengikuti langkah rajanya di belakang, menatap punggung lelaki yang telah menaklukkan hatinya itu. Diam dalam pikirannya sendiri yang sudah bercabang ke mana-mana tentang Mandalika. Bertambah lah rasa sakit di hati dokter muda yang begitu cantik ini setelah mengetahui sang raja membawa wanita asingnya ke lantai bawah tanah di mana itu adalah ruang pribadi sang raja. Bahkan Monica pun tidak pernah sama sekali bisa menginjakkan kakinya di ruangan ini. Tidak ku sangka ternyata kamu bisa langsung menjadi wanita spesialnya, bahkan asal-usul mu saja tidak jelas. Batin Monica dengan seringai tajam di wajah cantiknya. "Ingat hari ini adalah pengecualian kamu bisa masuk ke ruangan ini karena mengobati pasien ku, tapi setelah pemeriksaan mu selesai kamu dilarang keras kembali ke ruangan ini apapun alasannya!" ucap Adeesh memberi peringatan seolah-olah dirinya bisa membaca apa yang dipikirkan dokter cantik itu. "Baik yang mulia." Jawab Monica dengan kepala tertunduk. "Wah wah drama apa yang sedang aku lihat sekarang, dokter cantik kembali ditolak cintanya bakan tanpa ada pernyataan sekalipun." Batin Alpha dengan senyum mengejeknya. Pintu kamar Adeesh sudah terbuka, bahkan untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang bisa dengan gampang masuk ke kamar sang raja. Bahkan dulu mantan istrinya saja tidak bisa memasuki kamar tersebut, sungguh luar biasa. Alpha hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang adik sekaligus rajanya itu. "Apa dia benar-benar jatuh cinta pada wanita malang itu?" Alpha hanya bisa bermonolog sendiri salam hati. Adeesh langsung meletakkan tubuh Mandalika di atas ranjang besarnya, Monica langsung maju untuk memeriksa pasiennya. Adeesh dengan setia menunggu di bagian ranjang yang lainnya. Setelah hampir setengah jam Monica memeriksa dan memastikan keadaan Barsya barulah dirinya berani mengeluarkan suara pada rajanya. "Tidak ada cedera parah di tubuhnya hanya luka luar saja di bagian permukaan kulit, fisik wanita ini benar-benar kuat. Dia hanya kelelahan dan tubuhnya masih syok karena benturan keras saat tubuhnya menghantam lautan. Tapi untuk lebih meyakinkan lagi sebaiknya dia di bawa ke rumah sakit agar bisa dilakukan CT SCAN yang akurat." jelas dokter Monica, "Aku akan memberikan beberapa obat dan vitamin agar kondisinya cepat pulih. Paling telat besok pagi dia sudah siuman!" lanjutnya lagi. "Baiklah kamu bisa pergi sekarang, Alpha antar dokter Monica keluar dan bawakan obat dan vitamin itu ke sini!" perintah Adeesh. Dua orang itu pun mengangguk dan menundukkan kepalanya sebagai penghormatan lalu pergi meninggalkan sang raja dengan wanitanya. Lantai dasar ini benar-benar begitu private bahkan tidak ada satu pelayan dan penjaga di sini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD