Hari itu ia mulai melakukan penyelidikan tentang perselingkuhan Ratna. Alisa, memulai dari Dr. Faisal, ia ingin mendatangi rumah sakit di mana lelaki itu bertugas sebagai dokter. Tetapi sebelum bertemu Alisa menelepon terlebih dulu bertanya apa lelaki itu punya waktu luang.
“Halo, selamat siang Mas Faisal saya Alisa, apa Mas punya waktu untuk bertemu?”
“Oh, kebetulan hari ini saya lagi cuti, saya kehilangan barang, jadi saya melapor ke kantor polisi, kalau mau kita bertemu di sini saja, nanti saya kirim alamatnya”
“Baik Mas”
Faisal mengirim alamat ke ponsel Alisa, tetapi melihat hal itu, Alisa, merasa keberatan, karena tempat itu tempat di mana Farel bertugas.
“Aduh, disini lagi alamatnya, ini kantor polisi di mana Mas Farel bertugas, yang ada nanti ia melihatku dan menuduhku hal yang bukan-bukan.
Namun, kalau tidak pergi sekarang, kapan lagi?”
Alisa memutuskan untuk menemu Faisal yang ia curigai jadi teman dekat almarhum Ratna.
Setelah berpikir panjang Alisa setuju bertemu di sebuah restauran cepat saji di dekat kantor polisi.
“ Assalamualaikum, Maaf Mas menunggu lama,” ucap Alisa merasa bersalah karena ia berpikir, lelaki berkulit putih itu menunggunya terlalu lama.
“ Walaikumsalam , Oh, tidak apa-apa, pas bangat, kebetulan berkas saya baru selesai di proses, makanya, terasa lapar. Mari makan dulu, ayo ….” Meminta Alisa untuk menemaninya makan.
Alisa tidak ingin terlalu akrab dengan Faisal, walau lelaki itu memiliki sikap tenang dan terlihat penyabar, sungguh berbeda dengan suaminya.
Alisa hanya memesan minuman dingin untuknya, ia menunggu dengan sabar lelaki itu menghabiskan makan siangnya.
“Apa yang ingin kamu tanyakan padaku, Alisa? Tapi tunggu … aku dengar kamu menggantikan kakakmu menjadi istri untuk suaminya?” Menatap Alisa dengan tatapan penasaran.
“Iya benar,” jawab Alisa tiba-tiba merasa malu.
“Tetapi kenapa? Kakakmu tidak pernah cerita tentang suaminya?”
“Lupakan tentang Farel, aku hanya ingin bertanya, apa benar kamu punya hubungan dengan, Mbak Ratna?”
“Iya benar”
“Kok bisa? gosip benar?”
“Hubungan aku dan Mbak mu hubungan pertemanan yang baik"
“Lalu kenapa Mbak punya banyak jadwal untuk ketemu dengan Bapak? Apa kalian berdua tidak selingkuh?”
“Saya tanya Alisa percaya Mbak mu atau percaya orang lain?”
“Justru itu saya kehilangan kepercayaan pada banyak orang Mas, karena itu saya datang langsung, ingin bertanya apa hubungan Mas dengan Mbak Ratna, karena semua orang menuduhnya selingkuh bahkan suaminya sendiri meyakini nya”
“Saya benci pada lelaki seperti dia,” ucap Faisal dengan tatapan marah.
“Sekarang katakan Mas, sejauh apa hubunganmu dengan Mbak Ratna, harusnya tidak ada hal seperti itu kalau sudah menikah”
“Jika kamu percaya Mbak mu harusnya kamu berjuang untuk hal yang kamu yakini, dong," ujar Faisal, seakan-akan meledek.
“Saya tidak tahu yang mana yang harus aku percaya, saya lemah saat semua menuduhnya seperti itu, kepercayaan ku padanya rapuh, lagian Mas ngapain dekat sama orang yang sudah menikah sih?” tanya Alisa kesal.
“Kami sudah berteman sejak kami duduk di bangku SMA kamu tidak mengingatku?”
“Tidak, saya tidak mengingat teman-teman Mbak Ratna dia punya banyak teman”
“Saya sering dulu datang ke rumah kamu, saat kuliah, tidak ingat?” Lelaki asal Manado itu menatap Alisa dengan tatapan serius.
“Maaf Mas Faisal, terlalu banyak dulu teman Mbak Ratna, maka itu saya lupa siapa”
Alisa memijit keningnya yang terasa mulai pusing, karena tujuan utamanya bertemu dengan Faisal hanya ingin bertanya gosip tentang perselingkuhan kakaknya dengan dokter berwajah tampan itu. Tetapi yang terjadi lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu malah membahas banyak hal tentang masa kuliah dengan Ratna.
“Saya sedih jika kamu melupakan saya,” ucap lelaki itu dengan wajah yang mendominasi, antara kecewa atau hanya bercanda Alisa tidak bisa menebak nya, ia hanya ingin tahu kebenaran. “Dulu nama saya Bardi, setelah menjadi dokter keluarga menyuruh menganti menjadi Faisal.”
“Oh begitu..” Alisa mulai merasa tidak sabar, matanya mulai sibuk menoleh kanan kiri memastikan tidak ada Farel yang lewat.
“Jadi, saat kuliah saya dan Ratna sepasang kekasih”
“Berhentilah membahas masa lalu Pak Faisal, saya hanya ingin bertanya tentang saat ini, setelah Mbak Ratna menikah, apa kalian selingkuh? Sampai-sampai mas Farel dan keluarganya tidak menerima anak Mbak Ratna, bukan itu menyedihkan Mas?”
“Apa …? tidak menerima? Dasar kurang ajar, berikan saja pada saya akan membesarkannya,” ucap Lelaki itu dengan raut wajah marah.
“Saya akan membawanya dia tidak pantas jadi ayah mereka,” ujar Farel dengan berdiri dengan raut wajah yang sangat marah, lalu meninggalkan Alisa yang melongo.
“Apa yang terjadi, aku hanya bertanya, apa salahnya menjawab iya dan tidak, terus jawabannya apa aku sia-sia datang jauh-jauh ke sini, iya ampun ini sangat menjengkelkan,” ujar Alisa menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Kesal, marah, capek, lapar menyatu jadi satu, ingin rasanya wanita berwajah cantik itu menangis dan berteriak untuk meluapkan rasa kesal yang menumpuk di dalam rongga dadanya.
Saat menutup wajahnya tiba-tiba seseorang menarik kursi di depan Alisa, ia berpikir Faisal yang datang kembali untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Alisa melepaskan tangannya dan menatap dengan serius, raut wajahnya langsung berubah, orang yang ada di hadapannya saat ini, orang yang tidak ingin ia temui bahkan ia lihat saat ini.
Farel duduk di depannya, ia pesan makan siang dan duduk di depan istrinya.
‘Hari yang buruk, aku yakin Mas Farel akan menuduhku macam-macam,
aduh … aku lelah Ya Allah’ ujar Alisah menghela napas berat dan menghembuskan dengan perlahan.
Ia akan mencoba bersikap tenang, untuk menghadapi suaminya jika ia akan marah.
“Mau makan apa?”tanya Farel.
“Haaa?”
‘Ada apa dengannya, apa ia memberiku makan dulu, biar ada tenaga untuk bertengkar dengannya?’
“Kamu belum makan, kan?”
“Iya”
“Maka itu mari makan”
“Oh, samain saja sama punya Mas,” ucap Alisa tergagap, ia terkejut dengan sikap baik Farel. Tetapi justru sikap baik itu yang membuat Alisa tersu bertanya dalam hati.
‘Habis makan ,apa yang ingin Farel katakan padaku, apa dia ingin mengusirku setelah melihatku dengan Faisal? Apa ia akan memaki-makiku?’
Saat makan siang, tetapi pikirannya tidak fokus lagi ke makanan yang ia masukkan ke mulutnya. Tetapi, otaknya di penuhi banyak pertanyaan dan mencoba meni menimang -nimang apa yang akan di lakukan Farel padanya, saat melihatnya menemui lelaki yang di tuduhkan Farel .
BERSAMBUNG...