Kelicikkan Jessica

2101 Words
Tuan Gilbert kemudian berbisik di telinga Drake, “Kita akan berbicara serius son, kau telah melanggar perintahku untuk menjauhi kekasihmu  itu. Berani kamu mempermainkan daddymu.”   Drake hanya menatap ayahnya datar, ia tidak mau menanggapi sama sekali perkataan daddynya. Sementara itu, suasana canggung begitu terasa antara Jessica dan Tania.   Tania yang merasa bahwa dirinya adalah istri sah dari seorang Drake Meier, akan tetapi Jessicalah yang dikenalkan kepada publik dan diajak oleh Drake datang ke acara penting seperti ini.   Terdengar suara Mc, yang mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. MC meminta kepada semua undangan  untuk duduk dan menempati posisinya masing-masing. Sempat terjadi ketegangan, antara Jessica dan Tania.   Jessica merasa, karena ia yang awalnya datang dan duduk dengan Drake, merasa ialah yang lebih berhak untuk duduk dengan Drake, meski ada Tania istri sah Drake.   Akan tetapi untuk mencegah keributan dan atas bujukan dari Drake, maka  Jessica bersedia duduk di barisan belakang dari posisi duduk Drake dan  Tania, sehingga posisi duduknya di samping Drake, ditempati oleh Tania.   Tania dengan hati yang sakit duduk di sebelah Drake, tangannya saling bertautan di atas pahanya. Sekuat hati ia menahan agar airmatanya tidak ke luar. Ia tidak menyangka kalau Drake hanyalah berpura-pura mengajaknya untuk memulai rumahtangga mereka berdua dari awal.   Ketika berjalan melalui Tania, Jessica berbisik di telinga Tania, “mungkin kau merasa menang dan senang saat ini. Karena dapat duduk disamping Drake, tetapi kemenanganmu tidak akan lama. Setelah ini, kau akan menangis, lihat saja nanti.” Ancam Jessica kepada Tania.   Setelah mengancam Tania, Jessica berjalan melewati orang tua Drake dan duduk di kursi, yang berada  tepat di belakang kursi Drake.   Setelah beberapa patah kata pembukaan sang MC memanggil Drake selaku CEO Meier Construction dan Property dan pemilik Resort Meier untuk memberikan sambutan.   Drake segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke atas panggung memberikan sambutan. Dalam sambutannya Drake mengharapkan dengan di bangunnya resort ini, mereka dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masrayakat lokal yang ada disekitar resort, melalui kedatangan wisatawan manca negara dan domestik, dimana resort ini  akan memperkerjakan tenaga kerja lokal.   Resort Meier juga akan membeli hasil kerajinan masyarakat local untuk dijadikan souvenir bagi wisatawan domestik dan lokal yang datang ke Resort Meier.   Sambutan yang diberikan oleh Drake mendapat sambutan meriah dari undangan  yang hadir. Setelah itu acara santaipun dimulai, dimana para undangan yang terdiri dari para pebisnis itu saling mengobrol dan berbaur dengan mereka.   Jessica berbisik ke arah Tania, “aku ingin berbicara denganmu.”   Dengan tanpa rasa curiga Tania menerima ajakan Jessica untuk berbicara berdua, sebelumnya ia berpamitan kepada Joana ibu Drake. “Mom, aku permisi sebentar. Jessica mengajakku untuk berbicara. Sepertinya ada hal penting yang ingin Jessica bicarakan denganku.” “Sayang, mengapa kau mau berbicara dengannya, mom tidak ingin terjadi hal yang buruk denganmu. Mom, tidak yakin ia akan bersikap baik denganmu.”   “Jangan khawatir mom, kami hanya berbicara sebentar, aku akan baik-baik saja.”   Jessica dan Tania kemudian berjalan beriringan, kemudian mereka berhenti ketika tiba di ujung jembatan yang di  sisi kiri dan kanannya adalah air. Resort yang baru dibangun Drake terdiri dari 50 buah resort dimana letaknya dikelilingi danau dan ada sebagian resort yang dibangun di atas danau.             “Jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku?.” Tanya Tania. Ia tidak ingin berlama-lama berbicara dengan kekaksih dari suaminya ini.   “Aku ingin kau meminta bercerai dari Drake, karena bagi Drake untuk saat ini ia tidak mungkin menceraikanmu, akibat ancaman dari daddynya.”   “Mengapa aku harus menuruti kata-kata dari perempuan sepertimu.”   “Dan mengapa tidak kau saja memutuskan hubungan kalian. Apakah kau tidak malu berhubungan dengan pria yang sudah beristri. Meskipun, sebelum menikah denganku kau adalah kekasih Drake. Namun, ia sekarang sudah menikah, seharusnya kau sadar diri dan bukannya malah menjadi pelakor.”             “Kau tahu, Drake menyebutmu ja****, dan perempuan sepertimu tidak pantas untuk laki-laki seperti Drake. Akulah yang pantas mendampingi Drake, dia mencintaiku. Kau hanyalah patung dan duri dalam hubungan kami.” Ejek Jessica kepada Tania.   “Sementara denganku, kau tau kami telah tidur bersama dan sekarang aku sedang mengandung anak dari Drake. Akan kupastikan orangtua Drake merestui hubungan kami, karena aku yakin orangtua Drake pasti mengharapkan seorang cucu, untuk meneruskan kerajaan bisnis mereka.”   Perasaan Tania begitu hancur mendengar kata-kata Jessica, tega sekali Drake mengatainya sekasar itu di depan kekasihnya. Dan menceritakan tentang hubungan rumah tangga mereka kepada Jessica. Ditahannya agar airmatanya tidak jatuh, karena Tania tidak ingin terlihat lemah dan membuat Jessica merasa senang dan menang sudah berhasil menyakiti hatinya.   “Kau, yang ja**ng mau saja tidur dengan laki-laki yang bukan suamimu. Apakah kau tidak merasa malu. Perbuatanmu itu tak ubahnya seperti seorang pe****r.”   “Beraninya kau menyebutku seorang pe****r, hah...siapa kau berani mengataiku seperti itu. Kau merasa suci, padahal kau hanyalah istri patung bagi suamimu. Bukankah suamimu tidak memperkenalkan dirimu kepada rekan bisnisnya, malahan ia memperkenalkan diriku. Aku memang hanyalah kekasih Drake, tetapi posisiku lebih penting di sisi Drake. Dibandingkan dirimu yang istri sahnya Drake.”             Plak....Jessica menampar pipi Tania dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang nyaring dan bekas warna merah, di pipi Tania yang putih.   Plak...Taniapun tidak mampu menahan emosinya, ia balasa menampar pipi Jessica.   “Kau benar-benar perempuan yang tidak tahu malu. Kau tidak memperdulikan perasaan wanita lainnya.” Ucap Tania kepada Jessica.   Melalui ekor matanya Jessica melihat bahwa Drake dan orangtuanya melihat ketika Tania menampar dirinya. Ini kesempatanku untuk menyingkirkan wanita ini fikir Jessica.   Jessica mendapatkan sebuah ide jahat. Ia akan membuat dirinya terjatuh ke pagar pembatas dermaga.   Jessica menarik tangan Tania, lalu Ia meletakkan tangan Tania ke pundaknya. Dibuatnya seakan-akan Tania yang mendorong dirinya hingga dirinya membentur pinggiran pagar dan terjatuh ke dalam danau yang dingin. Senyum kemenangan tersungging di bibirnya. Sesaat sebelum ia terjatuh ke dinginnya air danau.   Drake yang melihat hal itu dari jauh segera berlari untuk menolong Jessica, tak dihiraukannya keadaan yang pada saat itu juga menjadi kacau. Karena pada saat yang bersamaan, tiba-tiba saja terjadi ledakkan yang menimbulkan percikan api.   Namun, Drake tidak memperdulikan hal itu. Ia hanya memikirkan kekasihnya, dengan berlari ia bergegas  menuju ke tempat terjatuhnya Jessica.   Sementara Tania hanya terpukau di tempatnya berdiri, ia sama  sekali tidak menyangka bahwa Jessica akan bertindak senekat itu. Perempuan itu benar-benar gila.   Begitu tiba di tempat Jessica terjatuh, di samping Tania berdiri, Drake segera melepas sepatunya dan melompat ke dalam air danau yang dingin tersebut. Segera digapainya tubuh Jessica yang sudah hampir tenggelam. Dengan ditolong pekerjanya, Drake mengangkat tubuh Jessica yang telah pingsan ke atas jembatan.   Drake segera memberikan nafas buatan kepada Jessica, yang sudah tidak sadarkan diri. Di keningnya terdapat luka berdarah akibat benturan.   “Ayo...bangun Jess....bangun sayang aku tidak ingin kau meninggal.”   Setelah beberapa kali mendapatkan nafas buatan, Jessica akhirnya sadar dan memuntahkan air danau yang sempat tertelan olehnya.             Jessica menjerit histeris ketika melihat darah yang mengalir dari sela pahanya, Ia mengguncang lengan Drake berulang-ulang.   “Drake, tolong calon bayi kita. Selamatkan bayi kita, Drake. Istrimu mencoba membunuhku, karena ia tidak terima ketika ku katakan kalau aku sedang mengandung anakmu.”   “Dia mencoba membunuhku dan juga calon bayi kita Drake, aku takut dengannya.” Sambil terisak Jessica mengatakan hal tersebut.   “Pembunuh!!!,” teriak Jessica ke arah Tania.             “Tolong Drake...sakit...lirih Jessica.” Sementara darah terus mengalir dari sela paha Jessica, membuat Drake menjadi panik. Ia tidak mengetahui kalau Jessica sedang mengandung bayinya.   Daddy Drake berucap, “Daddy telah memanggil Sam, agar membawa helikopter kemari, pergilah dan bawa Jessica ke rumah sakit. Selamatkan calon bayi kalian kalian yang juga cucu kami. Daddy yang membereskan semua kekacauan yang terjadi disini.”   “Terimakasih, Dad!.”   Drake pun berdiri sambil menggendong ala bridal style Jessica, ketika berada di dekat Tania, dia berucap.   “Akan aku pastikan kau membusuk di penjara beraninya kau mencoba membunuh kekasihku dan juga calon bayi kami.” Ancam Drake kepada Tania.   Plak Drake menampar pipi Tania hingga berbekas merah dan bibir Tania berdarah, akibat terkena cincin Drake.   “Aku tidak mendorongnya Drake, sungguh aku tidak berusaha untuk membunuhnya.” Lirih suara Tania. “Aku tidak mungkin sejahat itu, Drake. Kamu harus percaya padaku.”   Plak..plak..lagi-lagi Drake menampar Tania. “Aku tidak percaya ucapanmu, dasar pembohong!.” Maki Drake kepada Tania.   Tampak Polisi berjalan mendekat ke arah Drake dan Tania. Polisi itu kemudian berseru, ”Sudah pak!, anda tidak  boleh memukul lagi, sebaiknya anda segera membawa korban ke rumah sakit.”   “Sementara untuk ibu ini, akan kami bawa ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan dan penahanan sesuai dengan prosedur yang berlaku.”             “Mom, dad, tolonglah aku. Aku tidak mungkin akan membunuh orang. Kalian juga sudah lama mengenalku, aku tidak mungkin berbuat sajahat itu.” Lirih Tania memohon pertolongan kepada orangtua Drake.             Tania menjadi terkejut, saat orang tua Drake justru berseru, “Bawa wanita ini, masukkan ia kepenjara, dan pastikan ia mendapatkan hukuman seberat-beratnya pak polisi.”   “Saya melihat mereka berdua bertengkar dan saya juga melihat dia mendorong ibu dari calon cucu saya.”  Kata Joana bebrapi-api, sambil menunjuk ke arah Tania.   Tania tidak menyangka, orangtua Drake yang ia fikir  menyayanginya, tidak mempercayainya dan berbalik membencinya. Dengan kepala tertunduk dan airmata yang mengalir deras, serta tangan terborgol Tania mengikuti kedua polisi yang membawanya menuju kemobil tahanan.   Dalam hatinya Tania berdo’a, ya Tuhan!, tolonglah hamba, berikanlah keadilan dan kuatkanlah hamba menghadapi ini semua. Aku hancur....lirih Tania. Namun, aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkan keadilan bagi diriku.   Para wartawan cetak dan elektronik begitu berpesta pora, mereka mendapatkan berita eksklusif yang dapat menaikkan ratting mereka. Para wartawan itu tersenyum bahagia, karena mendapatkan berita besar di tengah duka yang tengah menimpa Tania.   Sementara itu akibat dari ledakkan yang terjadi, mengakibatkan kebakaran. Api dengan cepat menjalar ke beberapa resort, karena resort yang dibangun oleh Drake menggunakan konsep ramah lingkungan. Bahan dinding resort terbuat dari kayu dan atapnya dari daun,  sehingga api dengan cepat menjalar.   Namun, untungnya resort itu terletak dekat danau, sehingga tidak perlu waktu lama bagi petugas pemadam kebaran untuk dapat memadamkan api dan mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas.   “Bagaimana menurutmu, pertunjukkan kali ini luar biasa seru bukan. Meski ada beberapa hal yang terjadi di luar skenario.” Ucap pria tampan dengan lesung pipit di pipinya sambil terkekeh.   “Pertunjukkan yang hebat, tapi apakah kau tidak merasa kasihan pada wanita itu?,” tanya pria dengan tato naga di lengannya kepada rekannya.   “Sayang sekali, wanita itu berada di tempat dan waktu yang tidak tepat. Akan tetapi, wanita itu akan menjadi  pion untuk kehancuran seorang Drake Meier berikutnya. Kita lihat saja nanti.” Kata pria tampan dengan lesung pipit di pipinya.   “Apakah kau punya rencana untuk wanita tersebut.” Tanya pria dengan tato naga kepada rekannya.   “Untuk saat ini, aku belum ada, yang pasti wanita itu akan menjadi alat bagiku untuk kejatuhan seorang Drake.” Kata pria berlesung pipit.               Sementara itu dikantor polisi, Tania di cecar dengan beberapa pertanyaan. Tania tak mau mengakui mendorong Jessica. Akan tetapi ia mengakui bahwa mereka bertengkar dan saling menampar.   Tania juga meminta ijin kepada polisi yang menginterogasinya, agar dapat menghubungi pengacaranya. Petugas kepolisi itupun memberikan ijin kepada Tania untuk menelpon.   Tania segera menghubungi Antonio Ginting, pengacara keluarga yang sudah seperti saudara  bagi keluarga Aditama. “Syukurlah,  om Anton mengangkat teleponku, Om tolonglah diriku, aku ada di kantor polisi, mereka ingin memenjarakanku om,” isak Tania setelah terhubung dengan pengacara keluarganya.   “Tenanglah, dan jelaskan pelan-pelan kepada om. Kau sedang berada di kantor polisi  mana?, dan mengapa kau bisa berada di kantor polisi?, serta siapa yang ingin memenjarakanmu?.” Dengan suara terisak Tania menjelaskan tentang dirinya dimana berada, apa yang menyebabkan dirinya di bawa ke kantor polisi, dan yang ingin memenjarakannya adalah keluarga Meier. Ya, bagi Tania, tidak hanya Drake yang ingin memenjarakan dirinya, akan tetapi juga orangtua Drake.   “Kau tenanglah, om akan segera menyusul kesana untuk membebaskanmu.”   Sementara itu di rumah sakit Joana dan Gilbert, kedua orangtua Drake merasa tidak percaya bahwa Tania akan berbuat sejahat itu. Mereka yang awalnya menyanyangi Tania seperti putri sendiri, akan tetapi karena perbuatan Tania yang mencoba membunuh Jessica membuat mereka menjadi kecewa dan membenci Tania. Terlebih ketika mengetahui bahwa Jessica sedang mengandung, membuat kekecewaan mereka menjadi bertambah.   Mereka yang awalnya tidak menyukai Jessica berbalik menjadi menyukai Jessica karena mendengar bahwa Jessica sedang mengandung cucu mereka.   Drake dan kedua orangtuanya menunggu di luar ruang UGD dengan gelisah. Mereka merasa cemas dengan kandungan Jessica.   Seorang dokter keluar dari ruang UGD, Drake segera bangkit dari duduknya. Dengan segera ditanyanya dokter tersebut.   “Bagaimana keadaan istri saya dok, dan bagaimana bayi dalam kandungan istri saya dok?. Cecar Drake kepada sang dokter. Ia menganggap Jessica sebagai istrinya, bukan lagi kekasihnya.   Dokter itu menghela nafasnya sebelum memberikan penjelasan. Hal itu menimbulkan kecemasan bagi Drake dan kedua orangtuanya.   “Jadi bagaimana dok?.” Tanya Drake dengan tidak sabar.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD