Perubahan Sikap Drake

2322 Words
Bab 5   Perubahan Sikap Drake   Sedikit lagi Drake menyusul pasangan yang ada didepannya, akan tetapi dia terhalang oleh banyaknya orang yang berlalulalang di lobi bandara kedatangan internasional. Huh...sial!!!, geram Drake.   “Ya, Tuhan, hampir saja kita ketahuan”, kata Jessica kepada teman prianya. Ya, Jessica tanpa sengaja mengetahui keberadaan Drake dibelakangnya, hingga dengan berlari-lari kecil menghindari pandangan Drake menuju ke arah toilet wanita.   “Kita harus berpisah disini saja. Aku tidak ingin kita ketahuan oleh Drake dan kehilangan sumber uangku,” kata Jessica sambil  terkekeh.”   “Tentu saja sayang, kita belum mau kehilangan sumber uang tunaimu bukan.” Merekapun tertawa bersama.   Drake yang merasa kesal, kemudian kembali keparkiran mobilnya.  Sambil berdiri di depan pintu mobilnya Greg mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tangannya mengepal menahan emosi dan kemarahan.   Tiba-tiba saja ada yang menyentuh pundaknya dari arah belakang, lalu memeluk dan mencium bibirnya mesra.   “Sayang, mengapa tidak bilang kalau kau akan menjemputku.?” Aku tadi berteriak memanggil namamu, tapi kau tidak mendengar panggilanku,” kata Jessica dengan manja.   “Aku ingin membuat kejutan buat kekasihku, ternyata aku yang mendapatkan kejutan.” Aku melihatmu bersama seorang laki-laki dan aku melihat kalian begitu mesra. Siapakah laki-laki itu?.”Tanya Drake dengan suara dingin dan tatapan tajam yang mengintimidasi ke arah Jessika.   “Aku tidak mau kamu bohongi, Jess!.” Bentak Drake kepada Jessica.   “Aku hanya sendirian dari tadi. Kamu pasti salah orang.” “Ayolah, sayang mana mungkin aku mengkhianatimu, dan bersama dengan lelaki lain. Kau tentu tahu bukan kalau aku sangat mencintaimu, dan kau harus percaya itu.” Rayu Jessica kepada Drake dengan suara yang dibuat semanja mungkin.   “Coba kau perhatikan baik-baik, apakah penampilanku sama dengan wanita yang kamu lihat tadi.? Tanya Jessica lagi.   “Yeah, sepertinya itu memang bukan dirimu, karena pakaian yang kalian kenakan berbeda.”   Jessica merasa lega dalam hatinya. Untunglah tadi dirinya sempat untuk mengganti pakaiannya. Sehingga dapat menghilangkan kecurigaan Drake agar kebohongannya tidak terungkap. “Ternyata mudah sekali mengelabui seorang Drake Meier.” gumam Jessica dalam hatinya bersorak gembira.   Mereka pun kemudian memasuki mobil Drake. Drake duduk di jok sopir, sementara Jessica duduk di jok penumpang disamping Drake. Drake mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.             “Apakah kau ingin kita mampir dulu ke restoran untuk makan?” Tanya Drake.   “Aku tidak lapar, aku hanya ingin istirahat saja, karena nanti sore aku ada pemotretan.” Kata Jessica.   “Baiklah,” sahut Drake yang mengerti dengan kesibukkan kekasihnya.   “Kita ke apartemenmu atau apartemenku?,” Tanya Jessica.   “Apartemenku saja, lebih dekat. Aku sudah lapar ingin memakanmu, kau lama sekali liburannya di Singapura. Apakah kau melupakanku?, selama di Singapura.” Tanya Drake.   “Kamu tahu sendiri bukan alasanku pergi berlibur. Itu semua kulakukan untuk melupakan kesedihanku.”   “Bagaimana aku tidak bersedih bukan, kekasihku selama 5 tahun, menikah dengan orang lain. Aku berharap dengan pergi berlibur, aku dapat melupakan semuanya.” Air mata pun menetes di pipi cantik Jessica.   “Sst...jangan menangis lagi Jess!!, ucap Drake sambil mengusap kepala Sarah lembut menggunakan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang setir mobil.”   “Maafkan aku, yang membuatmu bersedih. Kau harus bersabar, percayalah kepadaku kalau kita akan bersama-sama lagi.  Aku akan mencari jalan agar dapat segera menceraikan Tania.”   Drake menggumam dalam hatinya, “maafkan aku Jess, aku  harus berpura-pura menjadi suami yang menyayangi istrinya dan bersikap mesra dengan Tania. Tapi yakinlah itu semua kulakukan  dengan pura-pura.”   “Aku akan bersabar untuk menunggumu kembali lagi kepadaku dan menjadi milikku seutuhnya, tanpa aku harus berbagi dengan orang lain.”   “Aku percaya kalau kamu akan menceraikan istrimu.”   Mobil yang dikemudikan Drake akhirnya tiba di basemen apartemen Drake. Drake dan Jessica segera keluar dari dalam mobil. Mereka segera berjalan menujju ke arah lift yang membawa mereka ke lantai 7 tempat apartemen Drake berada.   Begitu pintu terbuka mereka sudah tidak sabar lagi untuk memadu kasih. Drake melumat bibir sang kekasih dan melepaskan pakaiannya dengan terburu-buru. Merekapun akhirnya dalam keadaan naked. Drake mendorong Jessica dengan lembut ke atas tempat tidur, dicumbunya dengan mesra dan lembut seluruh tubuh Jessica, hingga akhirnya mereka menyatu layaknya pasangan suami istri.   Sementara itu, Tania terbangun dari tidurnya seorang diri.  Diregangkannya tubuhnya, lalu ia berjalan menuju kekamar mandi untuk membersihkan badannya. Fikirannya terasa tidak tenang.   “Apakah terjadi sesuatu dengan Drake?, mengapa aku merasa tidak tenang memikirkan Drake.”   Aku kemudian melangkahkan kakiku keluar dari kamarku dan Drake menuju ke dapur. Perutku terasa lapar, dan aku ingin membuat sendiri makan siangku.   Setiba di dapur kubuka kulkas, untuk melihat bahan yang tersedia yang dapat kuolah menjadi makanan. Ternyata telah tersedia ayam goreng dengan sayur cah kangkung. Setelah kupanaskan, aku membawanya ke meja makan dan menyantapnya dalam diam.   Sementara itu di dalam apartemen Drake, selesai pergulatan panasnya dengan Jessica. Jessica tertidur lelap.   Drake bangun dari tidurnya dan membersihkan badannya yang terasa lengket. Setelah selesai Drake mengenakan kembali pakaiannya. Ditatapnya wajah Jessica yang sedang tertidur pulas.   Tak ingin mengganggu Jessica yang sedang tertidur, Drake meninggalkan catatan kalau ia kembali ke kantornya, karena ada beberapa berkas penting yang harus diperiksanya.   Setiba di kantornya, Drake memasuki ruangan CEO miliknya. Dipelajarinya berkas yang bertumpuk rapi di atas mejanya. Setelah beberapa saat mempelajari berkas yang ada di atas mejanya, Drake memanggil sekretarisnya melalui intercom.   “Susi, datanglah keruanganku, dan bawakan berkas perjanjian kerjasama pembangunan hotel di Riau dan juga berkas pembangunan resort di Raja Ampat, Papua.” Perintahku kepada Susi, sekretarisku.   “Baik, pak!.”   Setelah mendengar jawaban dari Susi, sambungan intercom kututup.   Terdengar suara pintuku diketuk dari luar. Setelah kupersilahkan masuk, Susipun masuk  ke ruanganku. Kami lalu berdiskusi mengenai proyek kerjasama pembangunan hotel di ke pulauan Riau dengan PT. Adiraksa Gemilang.   “Penandatanganan kerjasama dengan PT. Adiraksa Gemilang akan dilakukan besok,  pak bertempat di restoran milik mereka.” Lapor Susi kepadaku. “Seminggu kemudian anda ada jadwal untuk meresmikan pembanguan resort di Raja Ampat.   “Baiklah, kau siapkan keperluan untuk kegiatan tersebut. Kau berangkat lebih dahulu, aku menyusul dengan jet pribadiku.”   “Baik, pak. Kalau  tidak ada lagi yang harus didiskusikan, saya permisi dulu pak.”   ⁓⁓⁓⁓   Semenjak kedatangan Jessica, sikap Drake kepada Tania berubah. Ia kembali menjadi seorang pria yang dingin kepada Tania. Merekapun tidak lagi tidur di kamar yang sama, Drake lebih memilih untuk tidur di apartemen miliknya.   “Mengapa Drake berubah menjadi dingin, apalagi kesalahanku?.” Tanya Tania dalam hatinya.  “Iapun sekarang jarang pulang ke rumah?, kemana ia pergi?, mengapa kau buat aku begini, Drake.” Rintih Tania dalam hati.   Sementara itu, di apartemen Jessica.    “Sayang, aku ingin mengajakmu pergi berlibur ke kepulauan Riau dan ke Raja Ampat Papua. Kita akan berangkat besok, kau bersiap-siaplah.” Kata Drake kepada Jessica.   “Tentu saja sayang, aku akan menemanimu selama berada di sana. Kita akan bersenang-senang bukan?.” Sahut Jessica kepada Drake.   “Ya, kita akan bersenang-senang selama di sana.”   Keesokkan harinya tibalah Drake dan Jessica di kepulauan Riau, selama di sana mereka menginap hotel milik PT Adiraksa Gemilang. Drake dan Jessica menempati satu kamar yang sama. Dan hal itu tanpa sepengetahuan Tania juga kedua orang tua Drake.   Usai penandatangan kerjasama pembangunan hotel  antara Drake dengan CEO PT Adiraksa Gemilang, acara dilanjutkan dengan perbincangan santai.   “Saya harap anda dan kekasih anda menikmati fasilitas yang kami berikan,” kata tuan Aditama, pria berumur 50 tahun yang merupakan CEO PT Adiraksa Gemilang, sambil mengedipkan matanya kepada Jessica yang duduk di sebelah Drake.   Aditama mengetahui kalau Jessica bukanlah istri Drake, melainkan kekasihnya. Bagi pengusaha seperti dirinya, merupakan hal yang biasa memiliki kekasih di belakang, selain istri mereka. Dengan catatan tidak ketahuan oleh istri sah.   Drake menggeram marah, ia tidak suka ada yang melecehkan kekasihnya. Dipandangnya Ceo PT Adiraksa Gemilang tersebut dengan tajam, “Terimakasih atas fasilitas yang diberikan kepada kami. Kami menyukainya, akan tetapi saya tidak suka anda menggoda kekasih saya.” Peringat Drake kepada tuan Aditama.   “Wow...wow...santai bro, baiklah saya minta maaf dan saya harap anda dapat menerima permintaan maaf saya.” Kata Aditama kepada Drake.   “Saya terima permintaan maaf, anda.” Kata Drake kepada Aditama.   Perbincanganpun terus berlanjut di antara keduanya.   Selama berada di kepulauan Riau Drake memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukkannya untuk berjalan-jalan ke objek wisata yang ada di sana, bersama dengan Jessica.   ⁓ ⁓ ⁓ ⁓ ⁓     Sementara itu di lain tempat.   “Wel...wel....bersiap-siaplah dengan kejutan yang akan kuberikan untukmu di Raja Ampat, Mr.Drake Meier.” Ucap seorang pria tampan dengan lesung pipit di pipinya.   “Rencanamu sungguh brilian teman, kau yakin ini akan berhasil untuk menghancurkan seorang Drake?. Tanya pria berbaju hitam-hitam dengan tato naga di lengannya, kepada rekannya si tampan dengan lesung pipit.   “Kau tau orang tidak akan menyangka, bahwa di balik wajah tampanmu ternyata kau menyimpan jiwa seorang penjahat.” Merekapun tertawa terbahak-bahak.   Tibalah Drake di lokasi pembangunan resort mewahnya di Raja Ampat. Di sana Drake meninjau pembangunan resortnya yang hampir 100% selesai. Drake berbicara dengan pimpinan proyek yang menangani pembangunan resort tersebut. Merekapun berbicara seputar pembangunan resort tersebut, dari penjelasan pimpinan proyek resort,  pembangunan resort tinggal tahap akhir, berupa pengecatan saja.   “Kerja kalian semua bagus, jangan khawatir selesai peresmian kau dan timmu akan mendapatkan bonus besar.”Ucap Drake kepada pimpinan proyek pembanguan resort miliknya.   “Terimakasih pak, kami senang anda menghargai hasil kerja keras kami, dan untuk bonusnya itu berkah bagi kami.”   Selama di Raja Ampat, Drake dan Jessica menghabiskan waktunya dengan berenang dan menyelam di kepulauan Raja Ampat yang terkenal dengan keindahan alamnya  dan keindahan bawah lautnya yang eksotis.   Sementara itu Gilbert dan Joana mengajak Tania untuk ke Raja Ampat, untuk memberikan kejutan kepada Drake dan berlibur.   “Akhirnya tiba jua kita di Raja Ampat. Anak itu benar-benar keterlaluan, meninggalkan istrinya seorang diri di rumah. Padahal ia dapat mengajakmu kemari, Tania. Untuk meresmikan resortnya, sekalian pergi berbulan madu.” Omel Gilbert Meier, daddy Drake.   “Tidak apa-apa dad, aku juga tidak ingin merepotkannya. Drake pasti sibuk untuk mengurus peresmian resortnya ini.” Kata Tania.   “Kau ini, terlalu baik sayang dan sabar dalam menghadapi Drake, kaulah menantu kesayangan kami satu-satunya.” Kata Joana ibu Drake sambil memeluk sang menantu.   “Kau seperti putri yang tidak kumiliki, kami sangat menyayangimu. Ayo, kita beristirahat terlebih dulu, agar nanti malam saat menghadiri peresmian resort badan kita menjadi lebih segar.” Lanjut Joana.   Mereka beristirahat di sebuah hotel yang letaknya tidak terlalu jauh dengan resort milik Drake. Ketika malam peresmian resort tiba, barulah mereka menuju resort dengan  rencana untuk membuat kejutan bagi Drake.   “Wow....ternyata rencanamu akan semakin menarik kawan dengan adanya tambahan tamu istimewa dadakan, kau akan mendapatkan tambahan amunisi dalam menghancurkan seorang Drake.” Ucap seorang pria dengan tato naga kepada pria dengan lesung pipit.   “Kau, benar kawan. Kedatangan tamu istimewa ini akan membuat kehancuran seorang Drake terasa istimewa. Mari kita bersulang....dua pria misterius itu kemudian bersulang dengan meminum wine...cheers.”   Drake dan Jessica sama sekali tidak mengetahui mengenai kedatangan orangtuanya dan juga istrinya tersebut. Mereka merasa sangat puas dan bahagia selama seharian ini dengan kegiatan snorkeling dan bird watching yang mereka lakukan.   Peresmian resort Drake akan dilakukan disebuah panggung yang didesain sedemikian rupa. Panggung tersebut berada di luar ruangan dan dekat dengan tepi danau, karena resort yang di bangun Drake letaknya berada disekitar danau dengan pemandangan alam yang memukau.   Setibanya dikamar, Tania merasakan pusing dan juga mual. Tubuhnya pun terasa lemas. “Apa yang terjadi dengan diriku, tidak biasanya aku mengalami jetlag setelah naik pesawat, mengapa diriku merasa lemas sekali.” Gumam Tania. Iapun memutuskan untuk merebahkan badannya yang lemas di atas tempat tidur tanpa mengganti pakaian, karena ia sudah merasa tidak sanggup lagi.   Jarum jam menunjukkan pukul 17.00 pintu kamar Tania diketuk oleh Joana. ”Sayang, apakah kau sudah bersiap, kita akan segera menuju resort.”   Tania yang mendengar suara ketukan pintu di kamarnya pun terbangun.  Dibukanya pintu kamarnya. “maaf mom, aku ketiduran dan baru saja terbangun, setengah jam lagi aku akan siap.”   “Tidak apa sayang, kami akan menunggumu di lobi.” Sahut Joana.   30 menit kemudian Tania sudah siap, ia mengenakan long dress berwarna biru muda dengan model sederhana. Namun, terkesan elegan dan mewah dengan high heels menambah anggun penampilannya.   Tania hanya mengenakan make up tipis dengan lipstick berwarna merah muda, membuat penampilannya terlihat muda dan memukau dengan kecantikan alaminya. Rambutnya yang hitam dan panjang di gelung dengan menyisakan sedikit rambut di sisi telinga, membuat penampilannya terkesan mewah dan bersahaja.   “Mom, Dad, maaf membuat kalian menunggu sapa Tania kepada mertuanya yang duduk di lobi hotel.”   “Tidak apa sayang, mari kita berangkat, kita kejutkan suamimu.” Kekeh Gilbert.   Mereka kemudian memasuki mobil dan diantar seorang sopir lokal bernama Manuel menuju ke lokasi resort.   Jessica malam ini berdandan glamor dengan menggunakan dres berwarna hitam dengan dilengkapi dengan high heels ia terlihat memukau. Lipstick yang dikenakannya merah menyala, rambutnya yang hitam dibiarkan tergerai di punggungnya.   Sementara Drake mengenakan tuxedo berwarna hitam, serasi dengan Jessica. Kedatangan Drake dan Jessica memukau tamu undangan yang hadir.   “Wel...wel...sebentar lagi drama kejutan kejatuhan seorang Drake Meier akan terjadi, mari kita tunggu dan lihat siaran langsung kali ini.”Kedua pria misterius itupun kemudian terkekeh.   Drake dan Jessica kemudian berbincang dengan tamu undangan yang hadir. Drake dan Jessica terlihat mesra. Sesekali terllihat Drake mencium lembut bibir Jessica dan merangkul pinggang sang kekasih. Hal itu bertepatan dengan kedatangan rombongan orang tua Drake dan Tania tiba di lokasi peresmian resort.   Netra biru Drake bertatapan dengan netra coklat Tania. Terlihat mata itu tampak berkaca-kaca. Sementara itu ayah Drake menggeram marah tatapannya seakan-akan ingin membunuh sang putra. Untuk sesaat semua menjadi terdiam. Pandangan semua orang teralihkan kepada keluarga Meier. Suara musik band yang mengalun entah sejak kapan berhenti.   Rombongan orang tua Drake dan Drake dan Tania pun bergerak mendekat ke arah Drake dan Jessica. Jessica menggenggam erat jemari Drake, ia merasa takut. Tania melihat ke arah genggaman tangan Jessica dan Drake.   Drake pun melihat ke arah pandangan Tania yang tertuju ke arah genggaman tangannya kepada Jessica. Ia tidak mau perselingkuhannya secepat ini ketahuan oleh Tania.   “Saatnya pertunjukkan dimulai....mari kita lihat drama keluarga ini sobat.” Kata seorang pria tampan dengan lesung pipitnya.               
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD