Pertemuan Drake dan Tania

2085 Words
              Dokter pun menjelaskan kepada Drake bahwa kondisi ibu dan janin dalam dalam kandungan Jessica baik-baik saja. Meski sang ibu sempat mengalami pendarahan, dan kekurangan darah. Untungnya stok darah di Rumah Sakit tercukupi.   “Saat ini,  pasien masih dalam keadaan tertidur setelah menjalani  serangkaian tindakan medis. Pasien akan segera kami pindahkan ke ruang rawat VVIP sesuai dengan permintaan anda Tuan,” kata dokter menjelaskan panjang lebar kepada Drake.             Sementara itu berita mengenai insiden yang terjadi di resort Drake menjadi berita utama di stasiun TV dan berita online. Berita tentang seorang istri sah seorang pengusaha ternama yang mencoba membunuh selingkuhan suaminya menjadi berita yang viral.             Nama Tania dan Jessica berulang-ulang muncul dalam pemberitaan online tersebut. Dimana-mana di beritakan bahwa seorang pengusaha sukses Drake meier, tidak memperdulikan resortnya yang terbakar. Dan lebih memperdulikan sang kekasih gelap yang terluka  akibat percobaan pembunuhan oleh istri sah pengusaha tersebut. Di beritakan lebih lanjut bahwa sang kekasih gelap CEO Meier Company tersebut sedang dalam keadaan hamil. Dugaan kuat istri sah sang CEO menjadi marah dan cemburu, sehingga berusaha melakukan pembunuhan kepada kekasih gelap suaminya itu. Di beritakan juga, bahwa sang pengusaha menampar sang istri demi membela kekasih gelapnya. Kini istri dari CEO Meier Property and Company  telah di bawa ke kantor polisi dan di tahan di sana untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.             Dan masih banyak lagi pemberitaaan yang menyudutkan Tania. Media menyebut Tania sebagai seorang pembunuh. Akibat dari pemberitaan dan kejadian di resort tersebut, beberapa investor yang menanamkan modalnya disana membatalkan investasi mereka. Saham Meier grup juga mengalami penurunan, karena beberapa investor menarik saham mereka di Meier Property and Company.             Hal itu juga berlaku di perusahaan milik ayah Tania, karena pemberitaan buruk mengenai putri sang CEO, yaitu Tania yang mendapatkan tuntutan berat melakukan ppercobaan pembunuhan tingkat 1.                         Tak lama setelah perbincangan Drake dengan dokter yang menanganinya, Jessica pun dipindahkan ke ruang rawat VVIP. Dan ia belum sadar dari tidurnya efek obat  yang diberikan oleh dokter kepadanya.             “Mom, terimakasih mau menerima kekasihku Jessica dan calon anak kami.” Kata Drake kepada mommynya. Kuharap Mommy tidak keberatan kalau aku menikahi Jessica, setelah ia keluar dari rumah sakit. Aku tidak mau anakku lahir di luar pernikahan, Mom.”             “Tentu saja, nak, Mommy akan mendukungmu. Kami merasa kecewa dengan Tania yang telah berbuat jahat dengan mencoba membunuh Jessica. Meski apa yang kau dan Jessica lakukan adalah salah. Namun, tidak sehahrusnya Tania melakukan percobaan pembunuhan kepada Jessica, hanya karena rasa cemburunya mendengar Jesica sedang mengandung anakmu.” “Kami bersedia menerima Jessica, karena ia sedang mengandung  cucu kami calon pewaris keluarga Meier. Kami tidak mau cucu kami terlahir di luar pernikahan.”             “Aku akan segera menceraikan Tania, Mom dan segera menikahi Jessica setelah dia keluar dari rumah sakit, serta urusan perceraianku dengan Tania selesai.”             “Terserah kau saja nak, kami sekarang mendukung apapun keputusanmu. Kami sudah terlalu kecewa dengan Tania.”Lanjut Joana, ibu Drake.             “Daddy yang akan menangani semua urusan di kantor, kau selesaikanlah urusanmu dengan Tania. Jagalah ibu dan calon anakmu. Lakukanlah apa yang menurutmu terbaik untukmu, Daddy sudah tidak mau ikut campur lagi.”             Daddy Drake kemudian meninggalkan rumah sakit, Papua. Ia harus segera  kembali ke Jakarta untuk menangani urusan  perusahaan yang mengalami goncangan akibat skandal yang ditimbulkan oleh putranya. Begitu tiba di Jakrta, Gilbert Meier, segera memingta diadakannya  pertemuan penting dengan para investor dan dewan direksi. Ia harus berhasil  meyakinkan kepada mereka semua bahwa kondisi Meier Company and Property bahwa mereka semua tidak perlu khawatir dan terpengaruh oleh berbagai hal yang baru-baru saja terjadi di resort Meier yang ada di Raja Ampat.             Mengenai skandal rumah tangga sang putra, ayah Drake meyakinkan para investor dan dewan direksi, bahwa kisruh rumah tangga sang putra tidak akan mempengaruhi kinerja Drake dalam bekerja  dan mengambil keputusan.             Setelah melalui perdebatan dan perbincangan yang sangat alot dan memakan waktu berjam-jam, akhirnya para investor berhasil diyakinkan agar tidak menarik modal mereka dari Meier Company and Property.             Sementara itu, dikediaman keluarga  Aditama. Pasangan suami istri Aditama yang sedang menikmati sarapan pagi mereka, menjadi sangat terkejut begitu  melihat berita tentang penangkapan Tania. Mereka melihat dengan tangan terborgol dan airmata di pipi, Tania di bawa memasuki mobil tahanan, milik kepolisian Papua.             Mereka sangat terkejut ketika pembaca berita menyampaikan informasi, bahwa istri dari pengusaha sukses Drake Meier mencoba membunuh kekasih gelap suaminya, dan sekarang ia sedang mendekam di dalam sel tahanan.             Desi, ibu Tania tiba-tiba saja merasakan dadanya sakit. Ia kemudian terjatuh tak sadarkan diri ke lantai. Arsyandi, ayah Tania dengan sigap segera mengangkat sang istri dan membawanya ke mobilnya yang terparkir di depan rumah.             Melihat majikannya datang sambil membopong tubuh istrinya, dengan cekatan Mang Diman, sopir pribadi Arsyandi membukakan pintu untuk tuannya itu.             “Mang Diman, tolong segera antarkan ibu ke rumah sakit, sepertinya jantung ibu kambuh.” Titah Arsyandi, kepada supir pribadinya.             “Baik, tuan” sahut mang Diman, mobilpun segera melaju dengan cepat menuju ke rumah sakit  swasta yang ada di Jakarta.   Kantor Polisi             Sementara itu di ruang  tahanannya, Tania merasa gelisah, entah kenapa hatinya terasa tak enak. Di kamar selnya yang sempit, Tania berjalan bolak-balik untuk mengatasi rasa gelisahnya. Fikirannya tidak  menentu, ia terbayang wajah tua kedua orang tuanya.             Dengan hati yang masih diliputi kegelisahan, Tania mencoba untuk merebahkan dirinya di atas kasur tipis yang ada di sel tahanannya. Airmatanya kembali menetes, “Mengapa  mereka membiarkanku berada disini, mengapa mereka semua jahat kepadaku.”             “Jessica benar-benar wanita yang licik, kuharap ia akan mendapatkan balasannya suatu hari nanti.” Kata Tania lirih.             Seorang petugas polisi memanggil Tania, dan mengatakan kepadanya, bahwa ada yang datang mengunjunginya. Tania pun diantarkan oleh petugas kepolisian menuju ruang kunjung. Melihat kalau yang datang menjenguknya adalah sang pengacara, ia merasa senang, segera di peluknya, pria paruh baya yang juga akan menjadi pengacaranya untuk membelanya dari tuntutan hukum.             “Om, isak Tania, tolong keluarkan aku dari sini, aku bukanlah seorang pembunuh, tolong om. Wanita iblis itu berbohong om, aku difitnah.” Airmata Tania mengalir dengan deras. Penampilan Tania yang begitu memelas, dengan wajah memerah dan bibir yang terluka bekas tamparan, menimbulkan rasa iba  di hati sang pengacara.             “Tenang saja Sayang, Om akan mengeluarkanmu dari sel tahanan ini. Akan kita kumpulkan bukti untuk membuktikan bahwa dirimu tidak bersalah. Kita buat mereka semua yang sudah menyakitimu menyesal.” Kata Antonio, sang pengacara.             “Terimakasih Om, aku juga mau Om berjanji agar orang tuaku jangan sampai mengetahui hal ini. Tolong, Om sembunyikan berita ini dari mereka, aku tidak ingin penyakit jantung ibuku kambuh.”             “Om, akan berusaha untuk mencegah agar orang tuamu tidak mendengar berita ini. Om juga akan mengusahakan agar kau dapat dipindahkan ke sel tahanan yang ada di Jakarta.” Dalam hati Antonio menggumam, “Bagaimana Om dapat menutupi berita ini dari kedua orangtuamu, sementara media begitu gencar memberitakannya.”             “Terimakasih, om. Hanya om saja yang peduli denganku.Aku percaya dengan om” isak Tania dengan suara lemah.             “Kau harus sabar dan kuat, om yakin kau pasti dapat menjalani ini semua. Kita akan berjuang untuk mendapatkan keadilan bagimu.”             “Tentu saja, Om aku harus kuat, akan kubuat mereka menyesal telah meragukan perkataanku, juga akan kubuat keluarga Meier menjilat ludah mereka kembali.”             Petugas kepolisian kemudian memperingatkan Tania dan sang pengacara bahwa waktu kunjungan telah berakhir. Sang pengacara kemudian pergi meninggalkan ruang tahanan tersebut, sementara Tania dengan terpaksa harus kembali ke dalam ruang sempit sel tahanannya.             Di tempat lain, sebelum mengunjungi Tania yang berada di sel tahanan polisi, Drake mengadakan konfrensi pers untuk mengklarifikasi berita mengenai resort Meier yang ada di Raja Ampat dan hal pribadi mengenai dirinya. Hal tersebut  dilakukannya untuk mendukung konfrensi pers yang sebelumnya telah dilakukan oleh daddynya, dan juga untuk meningkatkan kembali kepercayaan para investor pada Meier property and company yang sempat goyah.             Di hadapan para wartawan Drake menjelaskan bahwa terjadi korsletting listrik pada soundsystem, yang digunakan pada saat launching Meier Resort hingga menimbulkan percikkan api dan ledakkan. Akibat dari ledakkan dan percikkan api menimbulkan terjadinya kebakaran. Syukurnya kebakaran tersebut hanya menghanguskan 3 bangunan resort, dan menimbulkan kerugian. Akan tetapi kerugian tersebut tidaklah berdampak besar bagi perusahaan.             “Mengenai wanita yang hampir tenggelam, benar ia adalah kekasih saya. Saya dan kekasih saya akan segera menikah, setelah urusan perceraian saya selesai.” Ucap Drake dengan tegas. “Saya tidak terima kalau ada yang menghujat kekasih saya. Kami sudah menjadi kekasih sejak 5 tahun lamanya, saya menikahi istri saya karena perjodohan. Pernikahan kami hanyalah kesepakatan bisnis.             Setelah mengadakan konsferensi pers, Drake pun berlalu dari ruang itu, tak dihiraukannya wartawan yang berebut mengajukan pertanyaan kepadanya.   Rumah Sakit Swasta di Jakarta             Di depan ruang UGD, Arsyandi ayah Tania tampak gelisah memikirkan kondisi istrinya yang ada di dalam sana. Ia pun juga memikirkan kondisi Tania, anaknya yang sedang berada di dalam tahanan. Airmatanya menetes, tubuh tuanya terasa lelah. Disandarkannya  tubuhnya ke dinding ruang UGD.             “Ya Tuhan, aku telah gagal sebagai seorang suami dan ayah untuk melindungi orang-orang yang kucinta. Mengapa ini harus menimpa keluargaku. Kuharap putriku Tania baik-baik saja di sana dan mampu bertahan menghadapi cobaan dalam hidupnya.”   Kantor Polisi Papua             Di dalam kantor polisi tampak Drake sedang duduk menunggu kedatangan Tania, yang sedang dipanggil petugas. Dilihatnya Tania berjalan ke arahnya  dengan wajah pucat dan tangan terborgol. Matanya tampak sembab, bekas menangis.   Tania berjalan dengan menundukkan kepalanya, merasa ada yang memperhatikannya Tania mendongakkan kepalanya. Netra hitam miliknya beradu dengan netra biru milik Drake.   Taniapun lalu duduk dihadapan Drake, ia tidak mau menundukkan kepalanya dihadapan Drake.   “jadi, ada perlu apa kau datang kemari?, apakah kau datang untuk menyaksikan penderitaanku secara langsung, hah!!” Dengan suara bergetar Tania mencoba untuk menahan  agar air matanya tidak mengalir turun. “Kurasa, aku bermimpi, kalau  sekarang Drake Meier akan membebaskanku dari tempat terkutuk ini.”  Tania mendongakkan wajahnya, di tatapnya lekat netra biru Drake, dibiarkannya Drake melihat luka dan kemarahan di matanya.   “Semua sikap manis dan romantismu selama ini, ternyata hanyalah kepura-puraan saja bukan. Selamat, kau telah berhasil mempermainkan perasaanku tuan Drake Meier yang terhormat.”   Drake tertegun, di teguknya salivanya. Ia lalu berdehem. Tanpa tedeng aling-aling ia berkata, “Aku datang kemari untuk menceraikanmu,” Drake lalu menyerahkan sebuah map coklat, yang berisikan surat permohonan perceraian yang sudah ditandatanganinya.   “Tanda tanganilah surat cerai itu, aku akan segera menikahi Jessica, ia sedang mengandung anakku. Aku tidak mau anakku lahir di luar pernikahan.” Kata Drake dengan dingin dan tanpa perasaan kepada Tania.   Tania segera mengambil map coklat itu, diambilnya kertas yang ada didalamnya. Tanpa ragu ia segera menandatanganinya. Selesai membubuhkan tanda tangannya di surat permohonan perceraiannya, ia menyerahkan kembali map tersebut kepada Drake.   Drake tidak menyangka Tania dengan begitu saja menandatangani surat cerai mereka. Dia berfikir Tania akan mempersulit perceraian mereka, dengan memohon kepadanya agar tidak menceraikan dirinya. Namun, Tania dengan tenangnya  menandatangani surat permohonan perceraian mereka.   “Kau harus tahu, Drake bagiku, takkan kupertahankan seseorang yang tak ingin dipertahankan, karena ku yakin akan kutemukan bahagiaku, dan bahagiaku bukan denganmu.” Ucap Tania tegas.   “Saat ini kalian semua berbahagia dan tertawa di atas penderitaanku, tapi aku yakin Allah tidak tidur. Allah akan mendengar dan mengabulkan doa hambanya yang terzolimi.”   “Kuyakin suatu hari nanti, kalian semua akan menyesali apa yang telah kalian lakukan kepadaku. Namun, saat itu terjadi semua sudah terlambat. Kalian akan kubuat benar-benar menyesal telah memperlakukan bagai seorang kriminal, tanpa mau mendengarkan penjelasan dariku.”   “Kalian semua, benar-benar sudah dibutakan oleh wanita llicik itu.”   “Jangan pernah menghina kekasihku, pembunuh!, kau hanyalah wanita yang menyedihkan dan memalukan. Semoga kau betah di tempat tinggalmu yang baru. Kupastikan, kau akan lama berada di dalam sel tahanan.”   “Syukurlah kalau kau sadar bahagiamu bukan denganku, karena akan kupastikan kau akan membusuk di dalam penjara. Kau sudah mencelakai wanita yang kucintai dan calon bayiku.”   Tania hanya menatap wajah tampan suaminya, yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya, secara negara begitu hakim mengetukkan palu mengesahkan perceraian mereka. Namun, secara agama ia bukan lagi istri Drake, karena Drake telah menjatuhkan talak kepadanya.   Tania beranjak dari duduknya, dilangkahkan kakinya dengan gontai, kembali menuju sel tahanannya, yang kini menjadi rumah barunya. Airmata yang sejak tadi ditahannya, akhirnya bobol juga tanpa dapat ditahannya.   “Hatiku memang sakit,  menerima penghianatan dan perlakuan kalian semua, tapi aku harus yakin bahagiaku bukan denganmu Drake. Aku sanggup menjalani ini semua,” tekad Tania dalam hatinya.               Rumah sakit Swasta Jakarta Setelah menanti menit-menit yang menegangkan tanpa adanya kepastian, bagaimana kondisi istrinya di dalam sana, seorang dokter berjalan keluar dari ruang UGD. Arsyandi segera menghampiri dokter tersebut.   “Bagaimana keadaan istri saya, dok?, ia baik-baik saja bukan?.” Tanya Arsyandi kepada dokter dengan raut wajah penuh harap kalau istrinya baik-baik saja dan tidak ada hal serius yang terjadi dengan istrinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD