Thomas

1505 Words
Setelah berhasil mengalahkan para Alien itu, sebenarnya mereka harus segera menuju lubang hitam itu untuk penyelidikan lebih lanjut. Alan dan timnya bergegas mendekati lubang hitam itu, sebenarnya waktu saat ini sekitar pukul 11.00 waktu setempat, tetapi daerah sekitar kota New York seketika menggelap sesaat setelah mereka mengalahkan Alien itu. "Jendral, apa kau merasa jika langitnya tampak gelap saat ini? Sepertinya lubang hitam itu semakin membesar," ucap salah seorang Metahuman itu. Alan sebenarnya memang telah menyadari hal itu, tetapi hal itu adalah hal yang tak terlalu penting untuk dibahas. Daripada membahas langit yang menggelap, lebih baik Alan segera bergegas menujukan lubang hitam itu. "Aku pun merasakan apa yang kalian rasakan, tetapi hal itu tak terlalu penting, lebih baik kita bergegas ke sana untuk memperhatikannya lebih dekat," ucap Alan memfokuskan matanya pada lubang hitam yang kini mereka tuju. Ketika mereka semakin dekat dengan lubang hitam itu, dari dalam lubang hitam itu keluar angin yang kuat dan menghempaskan mereka untuk tak mendekati lubang hitam itu. Lubang hitam yang dibuat oleh Diospada telah di desain untuk tidak bisa didekati dari luar. "Tekanan ini? Kuat sekali, apa kalian merasakan hal yang sama denganku? Aku tak bisa mendekati lubang hitam itu," ucap Alan yang mulai kesulitan mendekati lubang hitam itu. Bukan hanya Alan, tentu saja anak buahnya pun mengalami kesulitan yang sama seperti yang Alan rasakan, apalagi mereka hanya Metahuman yang ditopang oleh alat-alat canggih. "Benar sekali, ini semakin berat, sepertinya aku akan terhempas," ucap salah seorang dari mereka. Karena dirasa tak dapat mendekati lubang hitam itu, mereka akhirnya turun kembali ke permukaan tanah. Sebelum mereka semakin dekat dengan permukaan itu, salah seorang Metahuman bawahan Alan melihat sesuatu yang bergerak di bawah sana. Ada sesuatu yang bergerak dari arah mayat Alien yang baru saja mereka kalahkan. "Jendral aku melihat sesuatu, apa mereka hidup kembali," ucap seseorang yang melihat itu. Alan mulai memperhatikan sesuatu yang dimaksud itu. Benar, apa yang dikatakan bawahan Alan itu tidak salah. Alien itu bangkit kembali secara perlahan saling merapatkan organ-organ mereka yang terpisah, tetapi tidak semua Alien bangkit seperti semula, beberapa diantaranya sudah tak bergerak, dari sekitar 30 Alien itu, kini terdapat 10 Alien yang nampak bangkit lagi. "Menjijikkan, Alien itu benar-benar bangkit lagi, tak dapat dipercaya," ucap salah seorang Metahuman yang melihat proses pengembalian organ itu. Kini Alien itu benar-benar kembali utuh kebentuk mereka semula, mungkin ini adalah salah satu kemampuan mereka. Ketika mereka telah sampai kembali, Alien itu dengan cepat meninggalkan tempat itu. "Mereka lari, kejar mereka," ucap salah seorang Metahuman. Ala yang mengetahui itu langsung menembakkan gelombang kuat dari tangannya, tetapi Alien itu dapat menghindari serangan itu, mereka masuk ke salah satu bangunan yang sedang di bangun di sana. "Jendral apa kita akan mengejar para Alien itu? Atau kita biarkan lolos begitu saja?" Tanya salah seorang Metahuman dari mereka. Alan nampak berpikir dan mengambil keputusan yang cukup sulit, tetapi akhirnya ia memerintahkan pasukannya itu mundur. "Aku tak ingin ada korban jiwa sampai saat ini, lebih baik kita mundur, aku yakin Alien itu memiliki tujuan yang masih belum kita ketahui sehingga mereka mendatangi Bumi," ucap Alan. Mereka akhirnya meninggalkan area itu dan mengevakuasi masyarakat yang berada di sana. Sementara itu di Uni Soviet, Ultraviolet nampak sedang melakukan sesuatu, nampaknya ia sedang mengalami masa pemulihan. Di sana terlihat seorang laki-laki berpakaian dokter sedang berbicara padanya. "Diantara kau dan Supersonic, aku dengar lukamu tak terlalu berat, apa artinya kau lebih kuat dari mereka?" Tanya dokter itu pada Ultraviolet sedikit basa-basi. Ultraviolet yang mendapat pertanyaan itu nampak tak mempedulikannya, tetapi karena dokter itu seseorang yang ia kenal, ia mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan dokter itu. "Aku hanya beruntung, tetapi orang tu benar-benar kuat sekali, bahkan laserku saja tak bisa melukai dirinya, apa benar cairan yang sering profesor Tokuda ceritakan padaku itu benar," ucap Ultraviolet yang nampak berdiri memandang jendela kamar. Ultraviolet sebenarnya belum mengetahui tentang adanya lubang hitam yang terlihat di langit Amerika, ia sedang fokus pada pemilihan kondisinya. Walaupun sudah dua bulan berlalu setelah insiden yang disebabkan oleh Charlos, namun ia masih harus menjalani serangkaian tes. "Padahal aku sudah pulih seutuhnya, tetapi kenapa aku masih belum dibiarkan keluar dari sini?" Tanya Ultraviolet heran. Secara fisik Ultraviolet memang memiliki kondisi cukup baik, tetapi sepertinya ada sesuatu hal yang membuatnya masih berada di sana, iya benar, di ruang perawatan khusus Metahuman. Pemerintah Uni Soviet nampaknya sedang melakukan pertemuan, mereka membahas permasalahan yang terjadi pada Metahuman, terutama Ultraviolet. "Bagaimana bisa Ultraviolet terlihat dalam insiden itu? Aku masih tak setuju jika dia harus keluar lagi dari tempatnya," ucap salah seorang petinggi pemerintahan. "Ada masalah apa kau dengan dia? Dengar ini, jika kita terus menahannya, kemungkinan besar bencana ini akan menyebar, kau tahu kan sekarang apa yang sedang terjadi di Amerika?" Tanya seorang pria berbadan besar pada pria yang baru saja berbicara itu. "Aku hanya tak ingin aset kita malah membantu urusan negara lain, terlebih lagi kita selalu bersaing dengan mereka," balas orang itu lagi. Mereka berdebat cukup lama tentang Ultraviolet, ternyata alasan kenapa Ultraviolet masih belum bisa keluar dari tempatnya, karena pemerintah Uni Soviet tak ingin Ultraviolet terlibat masalah dengan Amerika Serikat, karena itu dapat beresiko untuk Uni Soviet. Sementara di sebuah lorong gelap bawah tanah, para Alien itu nampak berkumpul, mereka seperti merencanakan sesuatu. Ternyata setelah beberapa waktu lubang hitam itu muncul di atas kota New York, para Alien itu berangsur-angsur turun dan berkumpul. Di sana nampak satu pemimpin mereka yang bentuk dan ukurannya tak jauh berbeda dengan bawahannya. Tetapi ia nampak membawa sebuah tongkat yang ujungnya sedikit bersinar. "Tak ada yang bisa menghentikan semua kegilaan raja Altos, dia adalah yang terkuat di alam semesta, tugas kita hanya melayaninya, dengar kalian semua di bawah tanggungjawab jendral kuat kita Diospada, atas namanya kita bersumpah untuk mendapatkan benda itu," ucap pemimpin Alien itu. Semua Alien itu nampak bersorak, ruang bawah tanah nampak bergemuruh karena teriakkan yang mereka lakukan. Malam itu mereka merencanakan sesuatu untuk menginvasi Bumi.  Dirasa pencarian hari itu telah selesai, Alan menarik mundur pasukannya dan bergegas menuju ke markasnya. Setelah sampai ia ke markasnya itu, ada seseorang dari petinggi pemerintahan nampak membawa seseorang. "Jendral, anggota parlemen Ingin menemui anda, ia membawa seseorang kemari," ucap bawahan Alan memberitahu. "Persilakan mereka masuk, pasti ada sesuatu yang penting yang ingin mereka bicarakan denganku," ucap Alan pada bawahannya itu. Dua orang itu memasuki ruangan Alan, dengan setelan jas lengkap, mereka terlihat rapi dan memesona. Ketika dua orang itu memasuki ruangan Alan, Alan nampak terkejut sedikit, kelopak matanya melebar. "Selamat siang Jendral, apa kami mengganggu harimu?" Ucap orang itu yang menjabat sebagai salah satu anggota parlemen Amerika Serikat. "Thomas?" Ucap Alan terkejut melihat seseorang yang baru masuk itu. "Wah, kenapa kau terkejut? Dia memang Thomas, sepertinya kalian saling mengenal," ucap orang dari anggota parlemen itu. Laki-laki yang ia bawa diketahui bernama Thomas, memiliki tatapan mata yang dingin serta sedikit senyum yang ia berikan, namun ia sepertinya ramah. "Kak Alan, oh maaf maksudku Jendral Alan," ucap Thomas pada Alan. "Ah tidak apa-apa, panggil saja aku kakak," ucap Alan. "Baiklah," balas Thomas. "Jadi ada apa kalian sampai repot-repot kemari? Apa ada yang ingin kalian tanyakan padaku?" Tanya Alan. "Sebenarnya aku membawa Thomas kemari untuk menjadi bagian dari timmu, setelah kakaknya menyebabkan kerusakan pada dunia, ia merasa kini harus bertanggungjawab memperbaiki dunia, dan satu-satunya cara adalah dengan menjadi bagian Metahuman," ucap orang itu. Thomas sebenarnya telah tergabung dengan tim Metahuman setelah perekrutan baru yang pemerintah Amerika Serikat lakukan, dia adalah adik dari Charlos. Selama ini ia dan Charlos tak tinggal satu rumah, itu karena pekerjaan. Kini setelah tahu kakaknya melakukan sebuah kesalahan yang fatal, ia seperti ingin mengembalikan nama baik keluarganya dan bergabung dengan tim Metahuman. Thomas termasuk orang yang cepat beradaptasi dengan kondisi barunya saat ini, idealnya Metahuman akan menalami gangguan sistem peredaran darah ketika pertama kali mereka disuntikkan zat kimia. Thomas tidak demikian, mungkin kondisi fisik juga menentukan berhubung Thomas adalah atlit karate kebanggaan Amerika Serikat. "Aku akan menyerahkan semua hidupku untuk negara ini, aku tak akan mengembalikan nama keluargaku seperti semula, walaupun aku tahu dosa yang telah kakakku lakukan tak bisa terbayar," ucap Thomas penuh keyakinan. Hari itu akhirnya resmi Thomas bergabung bersama Alan, peraturan yang mengatur Metahuman kali ini bukan hanya bertanggungjawab atas meteorit, tetapi semua hal yang menyangkut keadaan genting dan bencana yang dapat merusak dunia. "Aku senang kau berkata seperti itu Thomas, tetapi tugas berat akan menghampirimu kali ini, bersiaplah untuk tanggungjawab yang baru," ucap Alan penuh serius pada Thomas. Setelah penerimaan Thomas, pria dari anggota parlemen itu menyinggung soal lubang hitam yang terlihat beberapa hari ini. "Oh ya, aku mendengar kabar jika lubang hitam yang terbuka di langit New York itu mengeluarkan beberapa Alien? Apa itu benar?" Tanya orang itu. "Hah? Apa kau belum mengetahui hal itu?" Tanya Alan padanya. Orang itu nampak kebingungan, ia benar-benar tidak tahu apapun soal lubang hitam itu. "Kami di pemerintahan baru mendengar kabar inu dari badan intelijen negara, jadi aku hanya ingin memastikannya, karena info yang beredar mengatakan jika kau dan timmu sudah bertindak duluan sebelum perintah yang dikeluarkan oleh kami," ucap orang itu penuh tanya. Alan berdiri dari tempat duduknya, sepertinya ia sedikit kesal tetapi wajahnya menunjukkan raut wajah ragu-ragu. "Aku tahu aku bertindak sebelum perintah, tetapi itu adalah pekerjaan kami, jika tidak langsung di tangani aku khawatir jika keadaan lebih buruk lagi, ditambah makhluk itu bukan makhluk yang berasal dari dunia kita," ucap Alan yang memang merasa benar dengan tindakannya kali ini. 'Haha kau memang seperti itu, baiklah lakukan tugasmu," ucap orang itu lalu berpamitan meninggalkan tempat Alan, dengan memberikan senyuman sedikit mengejek.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD