Bab 5. Informasi Berharga

1058 Words
# Banyu mengulum senyum saat melihat sosok Prisha dari kejauhan. Dulu dia berselingkuh dari Prisha bukan karena wanita itu jelek atau kurang menarik sebagai seorang wanita melainkan karena menurutnya seorang pria memang tidak masalah jika memiliki pasangan lebih dari satu selama dia mampu untuk menafkahi semua wanitanya. Baik itu yang dinikahinya mau pun yang menjadi simpanannya. Satu hal yang akhirnya baru diketahui Prisha setelah mereka akhirnya bercerai adalah bahwa selama ini Banyu ternyata memiliki sangat banyak wanita simpanan di hampir semua tempat yang pernah dikunjunginya saat melakukan perjalanan bisnis selain wanita-wanita satu malamnya. Yang Prisha tahu sebelumnya adalah kalau Banyu hanya gemar bermain perempuan sebelum akhirnya meninggalkan mereka. Prisha menyangka kalau selain Zahra yang menjadi selingkuhan tetap Banyu waktu itu, maka wanita lain hanyalah sebuah partner satu malam. “Den, Nyonya Prisah mau kemari,” ujar Pak Kirman. Kalimat Pak Kirman membuat Banyu yang tengah melamun sambil meneliti Prisha dari kejauhan kini akhirnya kembali ke kenyataan. “Sebentar lagi,” ucap Banyu. Pak Kirman semakin gelisah saat melihat Prisha yang sudah bersiap untuk menyeberang jalan menuju ke arah mobil mereka. Memang benar kalau Prisha tidak akan mungkin tahu kalau di dalam mobil itu ada Pak Kirman dan Banyu karena mobil itu adalah mobil baru. Bahkan meski Prisha hapal dengan semua nomor polisi kendaraan yang ada di rumah utama keluarga Rakesha, tidak mungkin dia mengetahui nomor polisi mobil yang baru dibeli. Dari dalam mobil, terlihat jelas kalau Prisha menatap curiga ke arah mobil tempat mereka berada. “Astaga, aku sangat merindukannya. Dia menjadi wanita yang semakin menarik sekarang. Aku tahu, pasti akan ada banyak tikus yang sekarang akan menatapnya dengan tatapan lapar dan berharap kalau dia bisa menjadi milik mereka. Tapi Sha, kau tidak akan pernah bisa melupakanku. Kau tidak akan pernah bisa menjadi milik pria lain selain aku,” ujar Banyu pelan sambil menatap sosok Prisha dari balik kaca mobil. Saat Prisha akhirnya mengambil satu langkah lagi untuk mendekat. Banyu akhirnya menarik napas panjang. Dia tahu risiko kalau dirinya ketahuan menguntit Prisha dan mengabaikan jarak peringatan yang ditetapkan pengadilan terhadap dirinya dan Prisha, maka bisa jadi dia harus kembali menahan diri semakin lama sebelum akhirnya bisa muncul di hadapan Prisha dan menjadikan wanita itu miliknya lagi. “Jalan Pak, buatlah dengan pelan dan jangan terkesan seolah-olah kita terburu-buru hendak meninggalkan tempat ini,” perintah Banyu akhirnya. Tanpa menunggu lama, Pak Kirman langsung mengikuti perintah Banyu dan menjalankan mobil itu meninggalkan tempat tersebut. Pak Kirman masih bisa melihat dari kaca spion, bagaimana Prisha tampak berdiri sambil menatap ke arah mobil yang mereka tumpangi dan kini bergerak semakin menjauh darinya. Banyu tertawa sambil terus menengok ke arah Prisha, seakan lehernya sama sekali tidak terasa pegal meski harus terus menerus menengok ke belakang. Nanti setelah mereka berbelok dan sosok Prisha tidak terlihat lagi, barulah Banyu duduk dengan normal. “Apa Prisha pernah bertemu dengan Mama atau Papaku? Atau anggota keluarga Rakesha lainnya selama aku berada di luar negeri?” tanya Banyu. Pak Kirman menggeleng pelan. “Saya tidak tahu Den. Satu-satunya yang saya tahu adalah Nyonya Prisha menjual rumah kecil peninggalan orang tuanya di kampung setelah beberapa waktu mencoba untuk tinggal di sana namun gagal. Non Prisha kemudian pindah ke Jakarta dan tinggal di sebuah rumah kontrakan sambil mengajar di sekolah yang tadi,” ujar Pak Kirman. “Ah, itu sesuatu yang aneh. Dia bahkan tidak sempat menyelesaikan kuliahnya yang baru dimulai waktu itu. Beasiswanya dibatalkan saat dirinya mengandung anak kami waktu itu. Bagaimana bisa dia menjadi seorang guru di sekolah swasta bergengsi seperti tadi?” tanya Banyu. Banyu tahu dengan jelas kalau keluarganya tidak mungkin mau membantu Prisha untuk apa pun yang mungkin dilakukan Prisha setelah mereka bercerai. Kedua orang tuanya bahkan sangat menentang Banyu ketika dia bersikeras ingin menikahi Prisha yang sudah mengandung anaknya. Bukannya Banyu ingin bertanggung jawab karena kesalahannya saat itu. Sama sekali bukan. Sebaliknya Banyu dengan sengaja membuat Prisha hamil karena dia ingin menikahi Prisha dan menjadikan Prisha sebagai miliknya selamanya. “Saya tidak tahu Den,” ucap Pak Kirman berusaha menghindar dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang Banyu lontarkan untuk mencari tahu tentang kehidupan pribadi Prisha. Membawa Banyu ke sekolah itu saja sudah membuat Pak Kirman merasa sangat bersalah. Sebelumnya dia bahkan tidak bisa membantu atau melindungi Prisha saat dianiaya oleh Nyonya besar keluarga Rakesha, ibu kandung Banyu dan sekarang dia bahkan memberitahukan tempat kerja Prisha pada Banyu yang jelas-jelas adalah orang yang paling ingin dihindari oleh Prisha selama ini. Tapi Banyu tersenyum licik. Dia menyeringai menatap punggung Pak Kirman dan dari kaca spion yang ada di tengah, Pak Kirman bisa melihat bagaimana sudut bibir Banyu tertarik ke samping membentuk senyuman yang sama sekali tidak terlihat seperti sebuah senyuman di mata Pak Kirman. Banyu mendekat ke arah Pak Kirman dari belakang. “Jangan menyembunyikan apa pun tentang Prisha dariku. Kau tahu kalau aku pasti akan tahu akhirnya dan akan lebih bagus kalau aku mengetahuinya dari bibirmu daripada dari ucapan orang lain dan kemudian merasa kesal padamu serta seluruh keluargamu. Kau tahu kan apa yang bisa aku lakukan pada seluruh keluargamu yang bekerja di keluarga Rakesha? Meski Mamaku sangat suka pada pijatan istrimu, bukan berarti Mamaku akan menolak saat aku memecatmu dan juga seluruh anggota keluargamu,” ujar Banyu pelan. Pak Kirman seketika gemetar mendengar ucapan Banyu. “Maaf Den Banyu. Saya benar-benar tidak tahu banyak tentang Nyonya Prisha. Yang saya tahu hanyalah bahwa Nyonya Prisha mengambil sekolah khusus untuk menjadi guru TK dan juga ada orang yang memang membantu Nona Prisha untuk bisa mengajar di sekolah itu. Namun saya benar-benar tidak tahu banyak. Hanya itu yang saya tahu. Aden Banyu juga tahu kan? Nyonya sangat marah dengan Nyonya Prisha dan melarang semua pekerja lain untuk dekat atau bertemu secara langsung dengan Nyonya Prisha. Saya bukan detektif Den Banyu, jadi bagaimana saya bisa mendapatkan informasi lebih banyak dari Nyonya Prisha tanpa berinteraksi langsung dengan Nyonya muda Prisha. Saya benar-benar minta maaf kalau saya tidak berguna Den,” ucap Pak Kirman panjang lebar menjelaskan. Banyu menarik napas panjang. Baginya informasi yang diberikan oleh Pak Kirman sudah lebih dari cukup untuk sekarang. Sejak dulu dia tahu kalau Prisha memang suka dengan anak-anak. Dia bahkan menjadi ibu yang sangat baik untuk anak mereka meskipun kenyataannya anak itu adalah anak dari hasil pelecehan yang dilakukan oleh Banyu pada Prisha sebelum mereka menikah. Memang benar. Prisha dan Banyu dulu menikah karena Prisha terlanjur mengandung anak Banyu, tapi itu bukan karena Prisha mencintai Banyu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD