The Doomsday of Java Land

The Change

Enam bulan berlalu kondisi pulau ini masih sama bahkan semakin memburuk, atau membaik.

Masyarakat sudah bisa beraktivitas normal kembali atau yang sekarang disebut dengan New Normal meski masih dalam guyuran hujan abu setiap hari.

Hari ini aku dan ketiga temanku akan pergi ke Surabaya untuk menghabiskan hari Minggu kami bersama. Kami akan pergi ke Tunjungan Plaza untuk menonton film Spiderman: No Way Home. Film yang menceritakan Spiderman yang terjebak dalam realitas alternatif dan tidak bisa kembali ke dalam realitasnya sendiri.

Saat ini masyarakat tidak perlu khawatir kepanasan saat berada di Surabaya atau kota-kota besar lainnya di pulau Jawa karena abu yang menutupi langit pulau ini membuat cahaya matahari tidak bisa menembus ke dalam dan otomatis membuat suhu dalam pulau menurun drastis, masyarakat bahkan di anjurkan untuk berpakaian tebal saat keluar rumah karena suhu yang dingin.

Kami tiba di sana sekitar pukul satu siang setelah naik bus selama sekitar setengah jam dari Mojosari. Sangat berbahaya berkendara pada cuaca seperti ini jadi masyarakat sekarang sudah jarang berkendara dengan kendaraan pribadi dan memilih menggunakan kendaraan umum untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas, itu membuat jalanan tidak macet lagi seperti dulu.

Suasana kota cukup ramai pada hari Minggu atau hari libur karena masyarakat sekarang biasanya memilih menghabiskan liburan mereka di kota-kota besar karena suhu di sini lebih hangat sedangkan tempat wisata alam khususnya di pegunungan sudah mulai ditinggalkan.

Selesai menonton kami memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sebelum pulang. Hari sudah menjelang malam tapi suasana di sini masih ramai, lagipula siang dan malam tidak ada bedanya sekarang.

Saat kami berjalan di pinggir tembok kaca mall tiba-tiba sebuah cahaya yang menyilaukan menyorot ke arah kami. Aku pikir itu cahaya dari sebuah lampu sorot tapi ternyata itu adalah sinar matahari terbenam pertama pulau ini selama berbulan-bulan.