The Night of Chaos

342 Words
Sebuah pemandangan indah selama berbulan-bulan. Orang-orang berkumpul untuk menikmati keajaiban ini sebelum berakhir dalam beberapa menit. Beberapa menit yang damai bagi kami semua sampai sang Surya benar-benar terbenam dan kami kembali dengan kegiatan kami. Tapi belum juga kami bubar seluruhnya tiba-tiba ada keributan di luar mall, seorang perempuan berteriak histeris sambil memegangi kepalanya dan membuat orang-orang disekitarnya ketakutan dan mulai menjahuinya. Sesaat kemudian perempuan itu berubah menjadi seekor anjing raksasa dan mulai menyerang serta memakan orang-orang disekitarnya dimulai dari seorang security yang coba mengamankan area tersebut. Orang-orang di luar mulai panik dan berlarian tak tentu arah tapi bukan hanya perempuan tersebut yang tiba-tiba berubah, orang-orang disekitarnya juga mulai ikut-ikutan berubah dengan wujud dan bentuk yang berbeda-beda meskipun tidak mendapatkan serangan dari perempuan tadi. Keadaan di luar benar-benar menjadi kacau oleh serangan monster-monster itu, mereka tidak hanya menyerang manusia tapi juga saling menyerang satu sama lain. "Cok! Apa itu!?" Tanya mas Adi kaget. "Kiamat" jawabku. Orang-orang di belakang kami mulai ketakutan dan mundur perlahan menjauhi kaca. "Tenang semuanya! Kalau kita panik malah akan membuat keadaan semakin buruk!" Teriak seorang pria berusaha menenangkan orang-orang. "Gimana bisa tenang kalau di luar ada banyak monster kayak gitu!?" Balas pria lain. "Jangan-jangan disini juga ada monster yang menyamar!" Lanjutnya. Mendengar ucapan pria tersebut membuat orang-orang semakin panik dan mulai menjauh satu sama lain termasuk kami berempat. "Kalian manusia kan?" Tanyaku kepada ketiga temanku yang dibalas dengan anggukan oleh mereka bertiga. "Baik semuanya tenang ... Jika ada yang bergerak akan di anggap monster" kata seorang pria paruh baya. Tiba-tiba seorang pria bertangan enam menyerangku dari luar dinding kaca dan membuatku terpental cukup jauh. "Sepertinya aku akan makan besar" ucap orang itu lalu melompat ke arahku. "Kau jadi menu pembukanya" katanya. "Kau gila? Atau bodoh? Kau tidak lihat tubuhku kurus?" Tanyaku. "Aku suka tulang, itu membuat makanan menjadi sedap" jawabnya. "Wow" balasku. "Ada pesan terakhir?" Tanyanya. "Ya, matilah" jawabku. "Kau yang mati, bodoh" katanya lalu mulai mengeluarkan taring-taringnya. Sebelum orang itu menancapkan taringnya ke kepalaku tiba-tiba keluar sebuah tulang dari dalam perutku yang langsung menusuk orang itu hingga tewas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD