Rasa Takut

1062 Words
Siang itu juga, Reyhan langsung meminta perawat yang merawat pak Yusup, ayah dari wanita yang dia tabrak sebulan lalu, untuk membawa pak Yusup ke rumah sakit karena putrinya ingin bertemu. Ya benar, jika Reyhan juga menyewa satu perawat yang juga bertugas merawat ayah gadis itu. Sebelumnya Reyhan sudah menyelidiki latar belakang gadis itu dan menemukan fakta jika gadis itu juga ternyata adalah tulang punggung keluarganya dan sungguh Reyhan juga tidak bisa mengabaikan paruh baya yang akan terlantar dengan kondisi yang tidak bisa di katakan sehat, terlebih selama ini paruh baya itu juga menggantungkan hidupnya pada anak gadisnya. Satu-satunya anak gadis yang dia punya dan mustahil jika Reyhan tidak akan merasa bersalah pada ayah dari gadis itu. Bagaimanapun ini adalah murni karena kesalahannya. Kelalaiannya ketika berkendara jadi semua memang akan menjadi tanggung jawab Reyhan sepenuhnya. Siang itu Reyhan hanya duduk tidak jauh dari ranjang gadis itu karena kali ini Reyhan berada di Bali hanya untuk mempertanggung jawabkan apa yang sudah terjadi antara dia dan gadis bernama, Marissa itu. Memastikan jika gadis itu baik-baik saja, tapi sepertinya masalah ini juga akan menjadi rumit karena kebutaan yang gadis itu alami, dan itu adalah bagian terberat yang harus Reyhan pertanggung jawabkan Marissa sendiri hanya duduk dengan tatapan hampa dan tanpa kata. Tiba-tiba ada ketakutan besar yang tengah dia rasakan saat menyadari jika kini dirinya hanya gadis buta dan cacat pula, tapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, sebenarnya bukan itu yang Marissa khawatirkan untuk saat ini. Untuk saat ini Marissa jauh lebih memikirkan apa yang akan terjadi dengan ayahnya jika dirinya tidak bisa melihat juga tidak bisa berjalan, bagaimana dia bisa mengurus dan mencukupi kebutuhan ayahnya dengan kondisi fisik yang seperti ini. Dan saat itu lah Marissa hanya akan kembali di penuhi oleh rasa khawatir yang luar biasa, hingga rasa kantuk pun seketika hinggap dan Marissa kembali mendorong sedikit punggungnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang itu dan benar-benar kembali terlelap. Pintu ruangan itu terbuka dan tampak seorang paruh baya yang di bantu masuk dengan kursi roda oleh seorang perawat, dan Reyhan langsung ikut bangkit dari duduknya lalu menyalami paruh baya yang Reyhan juga sudah temui beberapa kali saat dia mengabarkan jika putrinya adalah korban yang dia tabrak malam itu. Kulit keriput dan dingin itu langsung ikut menggenggam jabat tangan Reyhan dengan sedikit menyunggingkan senyum teduhnya pada Reyhan yang kini juga mengambil alih kursi rodanya untuk mendekat ke ranjang putrinya. Reyhan masih belum menyampaikan kabar buruk selain patah tulang yang di alami oleh putrinya, jika ternyata putrinya juga mengalami kebutaan. Reyhan hanya bersimpuh di depan paruh baya itu untuk kembali meminta maaf jika ternyata selain patah tulang Marissa juga mengalami kebutaan dengan cukup lirih dan Reyhan juga berjanji untuk tetap bertanggung jawab untuk kebutaan Marissa dan mengatakan jika dia bisa mencarikan Marissa donor mata dan memastikan jika Marissa akan kembali bisa melihat tapi Reyhan butuh waktu sedikit lama untuk perkara yang satu ini dan beruntung pak Yusup juga cukup bijak dan mengerti dengan ucapan pemuda tampan di depannya. Lagi pula kecelakaan itu bukanlah hal yang sengaja dilakukan Reyhan, tapi melihat kesungguhan Reyhan dengan tanggung jawab besar nya, mustahil pak Yusup tidak ikut merasakan penyesalan yang di rasakan pemuda itu saat ini. "Aku percaya. Aku percaya jika kau bisa melakukannya tapi ,,," ucap pak Yusup menjeda kalimatnya. Sungguh dia juga sedang tidak punya harapan untuk dirinya juga putrinya yang nyatanya sedang dalam situasi yang benar-benar butuh dukungan moril. "Tapi apa pak?" Tanya Reyhan yang juga menunggu ucapan pak Yusup yang tiba-tiba terdengar enggan untuk dia lanjutkan. Bukankah sebelumya Reyhan sudah mengatakan , bahkan mengatakan itu berkali-kali jika dia akan bertanggung jawab penuh pada Marissa hingga Marissa sembuh dan bisa berjalan juga bisa melihat lagi, lalu apa yang masih menjadi beban di pikiran pak Yusup kali ini. "Dia adalah anak perempuan ku. Dan harta satu-satunya yang aku punya sebagai alasan utama aku masih bernapas hingga saat ini." Imbuh pak Yusup dengan sangat tidak bertenaga. "Tapi, jika dia dalam keadaan yang seperti ini, bagaimana dia akan melanjutkan hidupnya. Apakah akan ada laki-laki yang mau menikahi seorang gadis cacat dan buta seperti dia? Dan jujur saat aku memikirkan itu rasanya aku juga tidak lagi ingin hidup hanya untuk melihat ketidak beruntungan hidup yang putriku alami!" Jelas pak Yusup panjang lebar dan cukup untuk Reyhan pahami. Reyhan terdiam. Benar-benar terdiam untuk memikirkan setiap ucapan yang pak Yusup katakan dan sesekali menoleh ke arah Marissa yang masih terlelap dengan damainya. Walau bagaimanapun, apa yang di khawatir kan pak Yusup juga tidak sepenuhnya salah. Bagaimanapun semua orang tua ingin melihat anaknya bahagia, terlebih lagi jika itu adalah anak satu-satunya yang dia miliki dan seorang gadis pula. Ayah mana yang tidak akan merasa khawatir seperti itu jika berada di posisi pak Yusup saat ini. Tubuh rapuh dan sakit-sakitan juga harus menerima kenyataan jika putrinya juga akan cacat. Tiba-tiba bayangan Alena putrinya mulai memenuhi pikiran Reyhan, dan membayangkan jika putrinya mengalami hal yang sama dengan Marissa dan dia, Reyhan, harus di hadapkan dengan kenyataan jika putri satu-satunya harus mengalami nasib yang sama seperti apa yang di alami Marissa dan pak Yusup, tentu dia juga akan merasakan kecemasan yang sama seperti yang di rasakan oleh pak Yusup saat ini. Dan rasanya Reyhan juga tidak akan siap untuk menanggung semua itu . Reyhan menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya dengan sangat lelah, lalu sekali lagi melirik ke arah Marissa yang masih benar-benar tertidur. Kembali ingatannya melayang jauh dengan gagalnya rumah tangganya hingga dua kali dan jujur Reyhan sedikit ragu untuk memberi solusi bagi pak Yusup saat ini, namun Reyhan juga sedang tidak punya pilihan lain selain menawarkan dirinya untuk masalah yang sedang pak Yusup khawatir kan saat ini. "Aku pernah menikah dua kali, namun gagal mempertahankan rumah tanggaku dan berakhir bercerai. Aku adalah seorang duda dengan satu anak putri yang umurnya masih anak-anak. Sama seperti bapak yang juga menginginkan kebaikan juga kebahagiaan untuk putri bapak, aku juga sama, aku seorang ayah yang juga akan memikirkan kebaikan juga kebahagiaan untuk putriku. Hanya kebaikan serta kebahagiaan untuknya. Jadi jika bapak percaya padaku, aku juga bersedia menikah dengan putri bapak jika hanya itu yang bapak khawatirkan saat ini. Aku bersedia menikah dengan Marissa dan menjamin kebahagiaan untuk putri bapak. Meskipun belum ada cinta di hati kami, tapi bukankan semua memang butuh proses, dan aku janji akan menjaga juga memberi kehidupan yang layak dan baik untuk putri bapak, termasuk membantunya menyelesaikan pendidikan nya." Ucap Reyhan panjang lebar dan dengan segala kesungguhan hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD