Suasana belajar mengajar kali ini terlihat tertib jika seorang dosen angkuh dan tegas yang mengajarkan materi kuliah hari ini. Siapa lagi kalau bukan Arvino yang sekarang mulai menatap serius semua mahasiswanya.
"Baik saya akan menerangkan secara singkat salah 1 manfaat belajar ilmu komunikasi agar anda bisa berkomunikasi dengan baik dan benar kepada setiap orang yang memiliki berbagai macam watak yang berbeda."
"Jika anda tidak pandai berkomunikasi, kemungkinan besar pesan yang ingin anda sampaikan kepada seseorang tersebut akan susah dipahami atau miss komunikasi dan hal ini bisa berakibat salah paham atau pertengkaran."
Aiza menatap Arvino dengan serius. Wajahnya yang tampan benar-benar membuat Aiza berusaha untuk menahan diri terhadap rasa kagum apalagi Aiza menyukai kedua iris biru laut tersebut.
Oh ayolah, untuk pertama kalinya Aiza merasakan hal ini bahkan melihatnya secara langsung mengingat hanya ras tertentu yang memilikinya.
"Jika cara berkomunikasi anda baik, anda akan disenangi banyak orang dan anda akan mudah menyesuaikan diri untuk cara berkomunikasi dengan setiap orang walau wataknya berbeda."
Arvino masih menjelaskan secara detail tentang materi Ilmu Komunikasi dan tanpa diduga, kedua matanya bertemu pandang dengan Aiza yang kini menatapnya tanpa berkedip. Mendapati hal itu, buru-buru Aiza menundukkan wajahnya yang malu oleh semburat merona merah diwajahnya.
Arvino berdeham, kenapa tiba-tiba dia merasa grogi hanya karena di tatap seperti itu? Aneh. Meskipun sebenarnya ia sudah pernah mengalami tatapan-tatapan itu dari wanita lain. Tapi kali ini, terasa berbeda.
"Dan jika anda kembangkan ilmu ini kedalam perdagangan, Insya Allah perdagangan anda akan mudah terjual dan goal omset. Jadi itulah sedikit penjabaran dari saya tentang mata kuliah pengantar Ilmu Komunikasi. Jika masih ada yang binggung, kalian bisa acungkan tangan untuk menanyakannya."
Satu orang mahasiswi kali ini mengacungkan tangannya yang kebetulan berada di samping Aiza. Lagi-lagi pandangan Arvino kembali bertemu dengan Aiza yang tertangkap basah menatapnya lagi dan Aiza segera mengalihkan pandangannya ke lain. Dan ya, jangan lupakan pipi Aiza yang kembali terlihat merona merah dimata Arvino.
Aiza merutuki kebodohannnya. "Ya Allah ini mata kuliah pertama yang harus aku pahami dan jangan sampai tidak dicerna sama sekali hanya karena dosen Arvino yang tampan.
"Pak??"
Suara mahasiswi yang sejak tadi mengacungkan tangannya kembali terdengar karena mendapati Arvino tidak menghiraukannya dalam beberapa detik.
Arvino kembali berdeham untuk memusatkan konsentrasinya dan berusaha bersikap profesional lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiwa tersebut yang di layangkan padanya.
******
Setengah jam berlalu, akhirnya mata kuliahnya berakhir. Rasa pusing yang tiba-tiba melanda di kepalanya membuat Aiza segera membereskan semua peralatan menulis dan buku-buku kuliahnya kedalam tas.
Semua itu terjadi akibat semalam ia kembali berhujan-hujanan karena mencari lowongan pekerjaan paruh waktu.
"Aiza, kamu tidak apa-apa?" tanya salah satu mahasiswa lain yang kebetulan melihatnya. "Wajahmu terlihat pucat."
Aiza meringis dan memaksakan senyumnya. "Em, aku tidak apa-apa. Permisi."
Aiza segera beranjak dari sana menuju pintu meskipun kali ini temannya itu menatapnya khawatir. Namun, belum sampai diambang pintu tiba-tiba pandangan Aiza mulai mengabur bertepatan saat Arvino yang baru saja ikut beranjak dari duduknya. Dengan cepat Arvino segera merengkuh tubuh Aiza yang pingsan sebelum terjatuh ke lantai kelas.
Suasana mendadak panik oleh Aiza yang tiba-tiba pingsan, hingga akhirnya membuat Arvino menggendong tubuh Aiza dan membawanya kerumah sakit dengan tatapan khawatirnya
Syaikh Muhammad bin Sholeh al 'Utsaimin rahimahullahu menjawab :
"Kami katakan, wajib bagi seorang muslim, ketika ia menyaksikan saudaranya sesama muslim dalam kondisi membahayakan dirinya, wajib atasnya untuk berusaha menyelamatkansaudaranya tersebut dengan berbagai cara. Bahkan andaikan ia sedang melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, dan terjadi suatu yang membahayakan saudaranya muslim, dan dia terpaksa untuk membatalkan puasanya agar bisa menolong saudaranya maka hendaknya ia membatalkan puasanya untuk menyelamatkan saudaranya."
"Oleh karena itu, jika anda menjumpai suatu kecelakaan mobil, dan anda melihat korban kecelakaan tersebut dalam keadaan yang dikhawatirkan membahayakannya, atau semakin berat luka yang ia derita , maka wajib bagi anda untuk menyelamatkannya semampu anda, dan dalam kondisi ini tidak mengapa anda mengangkut korban wanita meskipun tanpa mahramnya, karena kondisi ini merupakan kondisi darurat."
Sumber : https://muslimah.or.id/3633-menolong-korban-kecelakaan.html
*****
Aiza pingsan, Arvino panik. :(
Tetap stay di Arvino Aiza ya. sehat selalu buat kalian.
With Love
LiaRezaVahlefi
Blog : www.liarezavahlefi.com
Instagram: lia_rezaa_vahlefii