Chapter 1
Mencintaimu Dalam Diam
Romance - Spritual
By LiaRezaVahlefi
Copyright © 15 November 2018
Follow dulu akun Dreame LiaRezaVahlefi sebelum membaca supaya part gak kosong atau hilang saat kalian baca.
Happy Reading
*****
Balikpapan. Kalimantan Timur
Malam menjelang ketika hari yang mulai di tunggu-tunggu bagi Aiza semakin dekat. Aiza Shakila, seorang wanita yang berusia 18 tahun dan berwajah manis.
Aiza memiliki tinggi tubuh 160cm, hidung yang mancung, bibir yang tipis, berkulit kuning langsat, dan rambut panjang yang selalu ia jaga sebagai aurat terpenting dalam hidupnya menggunakan khimar syar'i.
Wanita bersuku jawa dan hidup perantauan bersama Kakak kandungnya itu kini sedang berdiri dan menatap beberapa tumpukan pakaian diatas tempat tidur yang akan di masukan kedalam koper.
Aiza memeriksa ponselnya sejenak ketika sebuah notif pesan singkat dari aplikasi chating berbunyi. Aiza membaca isi pesan singkatnya yang dikirimkan oleh salah satu temannya yang berasal dari kota Samarinda. Sebuah foto hunian kost Putri Muslimah yang akan ia tinggali.
Pintu terbuka bertepatan setelah Aiza membalas pesan singkat tersebut dan menoleh ke ambang pintu. Disanalah sosok wanita muda yang usianya 8 tahun lebih tua darinya bernama Naura Cahyani Shakila, Sosok kakak kandungnya yang sudah berkeluarga 3 tahun yang lalu.
Naura melangkahkan kakinya memasuki kamar yang sudah ditempati adiknya selama 6 tahun semenjak kepergian kedua orang tuanya 7 tahun yang lalu akibat kecelakaan pesawat.
"Besok jam berapa kamu berangkat Za?" tanya Naura yang lebih memilih duduk di pinggiran ranjang sambil menatap beberapa tumpukan pakaian yang siap dimasukan ke dalam koper oleh Aiza.
Aiza segera memasukkan beberapa tumpukan pakaiannya dengan rapi kedalam kopernya. "Jam 7 pagi Kak. Ada apa?"
Naura menggeleng. "Tidak ada." senyum Naura kemudian.
"Hanya bertanya saja. Tidak masalahkan? Apalagi adikku sebentar lagi akan menempuh pendidikan perguruan tinggi dan kemungkinan besar kamu akan jarang memiliki waktu untuk bertemu dengan Kakak dan Keponakanmu ini."
"Adanya sosial media akan memudahkan kita untuk saling berkomunikasi Kak. lagian disana kost-kostanku dengan rumah Bude. Kakak tidak perlu cemas sama kondisiku." Aiza mulai menutup koper tersebut kemudian menatap Naura lagi.
"Lagian mulai sekarang aku harus belajar hidup mandiri dan mencari kerja untuk membayar biaya kuliahku. Aku-"
"Kamu jangan bekerja." sela Naura yang sepertinya tidak setuju dengan pemikiran adiknya. "Kakak yang akan membiayai kuliahmu."
"Dengan hasil jerih payah suami Kakak?" tebak Aiza yang sepertinya keinginannya tidak ingin dicegah.
"Bukannya aku tidak mau, tapi kebutuhkan Kakak lebih banyak ketimbang diriku. Biar bagaimanapun kakak juga harus punya tabungan untuk masa depan keluarga Kakak."
Dan Aiza tahu setelah Naura menikah, Kakaknya itu memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami seperti pada umumnya.
"Tapi-"
"Aku mau tidur karena besok aku harus bangun pagi." potong Aiza lebih cepat dan sepertinya terlihat enggan untuk membahas lebih lanjut.
Dalam helaan napasnya, Naura berusaha untuk bersabar mengingat kemauan Aiza sejak dulu tidak bisa dibantah.
Aiza adalah sosok adik yang pendiam dan tidak terlalu banyak komentar serta tidak suka dengan hal-hal yang merepotkan baginya.
Sejak kepergian kedua orang tua mereka, Aiza lebih banyak berdiam diri dan bertekad untuk hidup mandiri. Pernah suatu hari saat Aiza duduk di bangku kelas sekolah menengah pertama, Naura mendapati Aiza menjual koran dijalanan.
Hal tersebut membuat Naura marah dan segera menyuruh Aiza berdiam dirumah. Naura bukannya malu jika Aiza berjualan koran.
Naura paham jika Aiza bertekad ingin hidup mandiri sejak dulu namun belum saatnya. Berkat doa dan usaha Aiza selama ini, gadis berwajah manis itu akhirnya diterima dan lulus tes disebuah universitas ternama di Samarinda.
Aiza segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sebatas leher kemudian menutup kedua matanya hingga hal itu membuat Naura memilih pergi keluar kamar dan menutup pintunya.
Suara dentuman pintu tertutup terdengar dan membuat Aiza kembali membuka kedua matanya.
Sejenak, Aiza kembali bangun dari posisi tidurnya dan segera membuka laci meja untuk meraih sesuatu didalamnya. Aiza menatapnya tanpa berkedip ketika sebuah kalung dengan bandul berbentuk love yang kini berada diatas telapak tangannya.
Kalung yang merupakan pemberian dari ibu tercinta satu hari sebelum kepergiannya akibat kecelakaan pesawat. Ada rasa rindu didalam hatinya yang mendalam dan terasa menyesakan didada.
Tidak ada sosok yang ia sayangi dan ia cintai selain keluarganya sendiri. Sekalipun ada sosok Naura yang begitu cerewet namun Aiza tahu kalau kakaknya itu perduli dengannya.
Hawa mengantuk mulai melanda, dengan segera Aiza memakai kalungnya yang sempat ia lepas karena terus teringat mendiang kedua orang tuanya namun Aiza memakainya kembali mengingat sebentar lagi ia akan pergi ke kota orang untuk menempuh pendidikan kuliahnya.
"Aku merindukanmu Ibu dan juga Ayah." lirihnya dengan kedua mata berkaca-kaca dan senyum mirisnya
*****
Keesokan harinya..
Keesokan harinya. Waktu menjelang subuh membuat Aiza dengan lekas melaksanakan sholat subuh didalam kamar ketika suara adzan berkumandang.
Setelah menyelesaikan sholat subuhnya, segera Aiza membersihkan diri dan berpakaian untuk memulai jadwal schedulenya hari ini. Aiza terdiam sejenak menatap keseliling kamarnya. Kamar yang berukurang sedang yang akan ia rindukan.
Tidak mau membuang waktu yang ada, Aiza segera keluar dari kamarnya dan menarik kopernya menuju ruang tamu bertepatan saat Naura dan Kakak iparnya bernama Daniel itu sedang berbincang duduk di sofa.
Tak hanya itu saja, Naura juga memangku putrinya yang bernama Hafizah berusia 1 tahun sampai akhirnya kedua mata Naura melihat kehadiran Aiza.
"Berangkat sekarang?" tanya Naura dan memilih berdiri dari duduknya di sofa sambil menggendong Hafizah.
Aiza mengangguk. "Aku akan berangkat sekarang." Ucap Aiza sambil memperhatikan jam yang ada dipergelangan tangannya ketika jam sudah menunjukan pukul 05.30 pagi.
"Aku pergi dulu mengantar Aiza. Jaga rumah baik-baik." Ucap Daniel hingga membuat Naura pun segera mencium punggung tangan suaminya.
"Aku titip Aiza ya Mas. Tolong antarkan dia hingga sampai tujuan."
Daniel mengangguk sambil mengusap lembut kepala Naura yang tertutup hijab. Tidak lupa Daniel pun mencium kening Naura sebelum pergi sambil membantu menarik koper milik Aiza menuju teras rumah.
"Aku pergi dulu Kak." Ucap Aiza lagi.
"Jaga dirimu baik-baik ya. Kamu harus berjanji sesering mungkin memberi Kakak kabar."
Dengan erat Naura memeluk tubuh Aiza sambil menggendong putrinya. Aiza tahu, Naura terlihat seperti tidak rela dengan kepergiannya menuju kota Samarinda apalagi ini pertama kalinya mereka harus berpisah antara jarak dan waktu.
Dan disisilain, Naura juga tidak bisa mencegah kemauan adiknya itu yang ingin menempuh pendidikan kuliah di kota rantauan.
Sebelum pergi, Aiza mencium punggung tangan Naura diikuti oleh dirinya yang tidak lupa mengecup pipi gempal keponakannya.
"Hati-hati dijalan. Jangan lupa kabari kakak jika sudah sampai. Kamu mengerti?"
"Iya kak. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumusallam."
Aiza segera melangkahkan kakinya meninggalkan pekarangan rumahnya dan menuju mobil yang kini sudah siap berangkat dengan Daniel yang akan mengantarkannya.
Setelah memasuki mobil, Aiza memilih duduk dikursi belakang. Aiza mengeluarkan sebuah n****+ dari dalam tas ranselnya dan memakai headset di kedua telinganya yang akan menemaninya selama perjalanan menuju kota Samarinda. Sebuah perjalanan yang akan dimulai untuk menuju masa depannya.
****
Samarinda, 15 November 2018. 20:55
Asalamualaikum. Readers
Alhamdullilah Mencintaimu Dalam Diam ini adalah karya fiksi pertama aku di dreame
Jangan lupa follow akun Dreame LiaRezaVahlefi dahulu sebelum membaca ya. Terimakasih
With Love
LiaRezaVahlefi
Blog: www.liarezavahlefi.com
Instagram : lia_rezaa_vahlefii