Slice 22

1249 Words

Sofia mulai melakukan langkah demi langkah untuk menyadarkan Brasta. Pertama - tama, ia melepas sepatu pemuda itu. Juga kaos kakinya. Ia kemudian membuka ritsleting jaket Brasta. Meski bukan jaket yang tebal, tapi tetap saja itu berpengaruh terhadap kelegaan napas Brasta. Jika jaketnya dilepas, tentu akan membuat Brasta bernapas dengan lebih baik. Hal itu sudah cukup untuk membuat Angkasa dan Aksara panas dingin karena api cemburu. Tapi mereka masih mencoba menahan luapan rasa cemburu itu. Baru, ketika Sofia akan melonggarkan kancing celana jeans Brasta, mereka dengan kompak berteriak. "STOP!" Benar - benar kakak beradik yang kompak. Tidak hanya sama selera dalam urusan hati, tapi juga sama dalam urusan pemilihan kata. "Apaan sih kamu, ikut - ikutan aja!" Angkasa langsung protes pada

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD