Bab 19

1244 Words
Eden dan Kelly masih berada di ruangan yang sama untuk memikirkan semua rentetan kejadian yang mereka alami. Kelly sendiri juga bingung dengan semua tingkah Mike yang tak pernah ditunjukkannya. Bukan maksud tak percaya, tapi seolah memang sengaja membuat Eden menjadi siluman sesungguhnya. Merasa tak enak dengan segala pemikiran itu, ia berjalan mendekati Eden yang masih termenung. Semua perkataan Mike memang ada benarnya, jika Eden kuat, pasti tak akan ada yang bisa membunuhnya. “Ayo lakukan.” Kelly mengawali pembicaraan mereka. Eden menoleh, “Maksudmu, aku berlatih untuk memperkuat fisik.” “Benar..., bukankah kau pemburu siluman yang kuat. Dengan tubuhmu yang sekarang, tentu semua yang kita lakukan akan sia-sia. Sebelum kau berubah menjadi manusia, kau pasti sudah mati duluan.” Kelly tak ingin Eden meninggalkannya. Semua perkataan gadis itu ada benarnya. Agar keinginannya terkabul, ia harus berusaha menjadi kuat-melawan para siluman yang nantinya menjadi hambatan. Dan kenapa ia bodoh? Tak memikirkan hal ini? Ini semua karena keegoisannya sebab kaget menerima kondisi yang tak di sangka-sangka. “Kenapa kau diam? Kau siap berperang melatih dirimu sendiri?” “Berapa lama kekuatanku bisa muncul?” Eden merasa tubuhnya sangat lemah sebab tak memiliki kekuatan magis sama sekali. “Jika kau berusaha, maka semua akan terasa cepat,” sela Mike di ujung pintu. Keduanya pun menoleh seketika. “Kau memang tak punya kekuatan magis, tapi paling tidak kau bisa bertarung dengan tangan kosong.” Pengalamannya sebagai pemburu siluman terkuat akan dipraktekkan oleh Eden di dunia siluman, dan Mike yang akan menjadi pembimbingnya. “Tubuh ini sangat lemah, jika berlari beberapa meter, sudah seperti kehabisan tenaga.” Eden mengangkat kedua tangannya yang berbulu itu, kemudian melompat berjalan menghampiri Mike. “Untuk itu kau harus latihan ekstra, Eden.” Pada dasarnya membangun kekuatan fisik harus dilakukan dengan perlahan, tapi juga pasti. “Besok kita mendaki gunung. Kalian beristirahatlah sekarang.” Mike pun meninggalkan mereka lagi ke perbatasan, karena di sana ia dibutuhkan. Setelah pria itu pergi, Kelly menghela nafas dengan sangat panjang. “Kita terlalu sibuk mengurusi perubahan tubuh menjadi manusia.” Lagi-lagi Kelly benar, karena keinginan menggebu kuat untuk kembali menjadi manusia, Eden lupa bahwa tubuh yang di pijaki sekarang butuh kekuatan. “Aku ingin kuat.” “Sepertinya, besok kita harus bekerja keras, Eden.” Tubuh Kelly dihempaskan ke ranjang-menatap langit kamar. Sementara Eden berjalan keluar pondok sendirian. Ia kini telah berubah menjadi rubah yang rapuh, tak memiliki kekuatan sama sekali. Dua tangan mungil itu tak bisa melakukan apapun seperti dahulu. “Apa ini karma?” tanya Eden pada dirinya sendiri. Ribuan siluman sudah di bunuh nya. Dan darah mereka terus mengalir di tangan. Tak heran jika sang pencipta memberikan hukuman padanya. Louis yang menjadi Eden memang sangat membenci siluman, kecuali Robert. Karena siluman rubah itu berbeda dengan siluman lainnya. Ia percaya bahwa Robert bukanlah salah satu siluman yang membunuh Marreta, sang ibu pengasuh. Flashback on Ketika Louis pulang dari latihan, ia melihat banyak darah tercecer di depan pintu rumahnya. Dengan buru-buru, pria kecil itu membuka pintu, dan terkejut atas apa yang dilihatnya. Robert telah bertarung dengan seseorang yang tak dikenal. Muka putih menyeramkan, di tambah dengan lidah yang terus keluar. Taringnya mencuat dengan kepala di putar-putar. Robert yang sedang fokus menoleh seketika ketika melihat Eden yang masih berdiam diri di depan pintu. “Pergi! Jangan kemari, Louis!” teriak Robert dengan keras. Louis masih diam, tak berkutik sama sekali. “Keekekekekek,” kekeh sang siluman itu dengan keras, membelah diri menjadi dua. Salah satunya menghampiri Louis dengan cepat. Robert tak sempat menggerakkan tubuhnya untuk teleportasi, tapi ia menggunakan pedangnya untuk menghadang siluman itu. “Enyah lah, b******k!” Louis tersentak ketika melihat jaraknya antara siluman tinggal beberapa meter lagi, ia mengeluarkan sesuatu dibalik bajunya dengan tubuh gemetar. “Pergi, Louis! Jangan kemari!” “Tidak! tolak Louis dengan cepat. Karena Louis tak mau pergi, sang siluman pun tertawa menggelegar, dan membelah dirinya menjadi beberapa. Hal itu membuat Robert mau tak mau berubah menjadi siluman. Louis terkejut ketika sahabat baiknya ternyata bukan manusia. Ia pun menjatuhkan senjata yang sudah dipegang begitu saja. Karena Louis masih syok, sang siluman pun hendak membunuhnya. Naasnya, Marreta menjadi penghalang dan mati tepat dihadapan pria muda itu. Flashback of Jika mengingat kejadian itu, Eden sangat terpuruk karena merasa ialah penyebab kematian Marreta. Sampai detik ini, siluman yang menghabisi wanita itu tak kunjung ditemukan. Sambil melakukan pencarian, ia pun membasmi para siluman yang telah menerobos ke dunia manusia. “Apa yang sedang kau lakukan, Eden?” Kelly berdiri tepat di samping Eden, dan dia tak menyadari sama sekali. “Eden,” panggilnya beberapa kali, masih belum mendapatkan respon. Gadis itu pun ikut duduk di sampingnya. “Apakah kau merindukan tempat tinggalkanmu?” Kelly mencubit gemas pipi Eden membuatnya tersentak kaget oleh tangan lancang itu. “Hentikan, aku bukan hewan peliharaan.” Eden bergeser ke samping kakan untuk menjauh dari Kelly. “Jika aku menjadi dirimu, aku akan sangat bahagia.” Entak kenapa Kelly mengeluarkan kata-kata bijak itu. “Karena diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki keadaan.” Eden menoleh, “Jadi, menurutmu aku harus menerima takdir ini?” “Tentu saja, pasti ada sesuatu dibalik rencananya, Eden.” Kelly menatap ke arah matahari yang mulai tenggelam itu. “Mungkin saja kalian terhubung?” Eden mencerna semua perkataan Kelly, terhubung? Ia dan Eden asli! Bagaimana mungkin? Dengan cepat rubah itu menggelengkan kepala sambil mengibaskan ekornya dengan lucu. “Oh astaga! Kau sangat menggemaskan.” Kelly menggendong Eden dengan sayang, dan menciumnya beberapa kali. “Sial! Aku benci ini!” Eden ingin lari, tapi tak bisa sebab pegangan Kelly sangat kuat. “Nikmati saja, sangat jarang aku memelukmu seperti ini. Jika kau berubah menjadi bentuk manusia, kau sangat menjengkelkan.” Kelly mengelus punggung Eden dengan lembut, dan sialnya itu sangat nyaman. Disisi lain, ada sebuah ruangan gelap dnegan cahaya lilin yang minim. Seseorang berjalan menelusuri lorong sambil memakai jubah merah-menjuntai ke tanah. Semua yang bertemu dengannya langsung hormat. Jubah itu terseret dengan pelan, sesuai irama langkah yang diambil. Sayangnya, jubah bagus dan mewah itu ternodai darah merah segar, dan membekas di sepanjang jalan yang dilewati. Kain itu pun ditanggalkan begitu saja, terlihat sosok cantik jelita dengan bibir merah seperti cery. Wajah mungil seperti boneka dengan mata bulat berwarna merah delima. Bibir itu melengkung sempurna, ketika membuka sebuah pintu besi. Seorang pria yang tak lain adalah Gilbert sedang dirantai dengan posisi berdiri. Wanita itu meminta salah satu pengawal untuk membangunkannya. Dnegan kasar, dia mengguyur wajah Gilbert menggunakan air dingin. Ia pun kaget, dan sontak membuka kedua matanya dengan cepat. Mata itu menatap buram ke arah wanita yang berdiri dnegan angkuh. Gilbert tersenyum menyambut kedatangannya, bukan senyum bahagia, seperti senyum mengejek dengan terang-terangan. “Dimana dia?” tanya wanita itu dnegan lembut. “Seribu kali kau tanya padaku, aku tak akan menjawabnya. Karena aku tak tahu dimana dia.” Perkataan penuh percaya diri itu membuat wanita tersebut tertawa menggelegar memenuhi ruangan. “Apakah kau tahu? Semakin kau menyembunyikannya, maka aku semakin yakin bahwa dia ada.” Wanita itu berbalik arah. “Siksa dia, jangan biarkan mati.” Tanpa menunggu waktu, sang pengawal langsung mencambuk Gilbert berulang kali. Bunyi cambukan itu memenuhi ruangan tersebut. Wanita itu keluar dengan gaya angkuh sambil mengepalkan tangan. “Kau masih di sini bukan?” tanya pada udara yang kosong. Seorang pria menampakkan diri dengan cepat, “katakan, apa perintah mu, Ratu.” “Cari dia sampai ketemu. Kau tak boleh kembali sebelum menemukannya.” Ratu itu terus berjalan meninggalkan ruangan, sedangkan pria yang tadi bersamanya pergi begitu saja menjalankan misi yang diperintahkan. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD