Pagi yang indah harus diawali dengan latihan yang sangat keras untuk Eden, dan juga Kelly. Gadis itu harus terkena imbasnya karena ikut membantu perjuangan Eden. Ia hanya bisa mengeluh dan mengeluh setiap perjalan mereka menuju ke gunung.
Eden yang masih berubah menjadi rubah harus bekerja ekstra lebih besar karena kakinya sangat kecil dan pendek. Mike sengaja tak membawa Eden ke kolam teratai karena memang ingin melihat ketahanan fisik dalam bentuk rubah.
“Berapa lama lagi kita akan sampai?” Eden berjalan menatap kaki kecilnya itu dengan kecewa.
“Jika kau berusaha lebih keras lagi, kita akan sampai.” Mike terbang di udara sambil makan buah apel. Hal itu membuat Eden sangtlah jengkel setengah mati.
“Hah...hah... bisa tidak kau jangan makan?” Kelly memegang lehernya yang sangat kering karena kehausan.
“Kenapa? Aku menyukainya.” Meski siluman tak makan makanan manusia, tapi Mike belajar hidup menjadi manusia untuk beradaptasi.
“Jangan bilang kau ingin pergi ke dunia manusia?” Eden berhenti seketika, melirik tajam ke arah Mike yang mulai turun ke tanah.
“Memangnya kenapa? Aku ingin berbaur dengan mereka.” Mike bukan siluman ganas yang melakukan banyak cara untuk memperoleh keabadian. “Aku tak butuh keabadian seperti siluman lain.”
Banyak siluman yang datang ke dunia manusia untuk mengambil jiwa mereka. Tentunya jiwa itu digunakan untuk memperoleh keabadian, dan menjadi sangat kuat. Bahkan banyak dari mereka yang berubah menjadi monster.
“Kami para siluman hanya melakukan perjanjian satu jiwa untuk bertahan hidup.” Mike membuang sisa apel yang baru saja dimakannya. “Contohnya, seperti apel yang baru aku makan. Itu dari kontraktor ku.”
“Para manusia yang putus asa, terkadang mencari jalan pintas untuk melakukan perjanjian dengan siluman. Dan keuntungan mereka adalah mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sementara keuntungan para siluman adalah memperoleh kekuatan dari menyerap esensi jiwa secara perlahan,” sambung Kelly dengan panjang lebar.
Eden tak bodoh mengenai perjanjian mereka, tapi tetap saja semua itu merugikan manusia. ia mengeram tertahan menahan marah mendengar penjelasan dari Kelly.
“Eden, ketahuilah bahwa kau sekarang salah satu dari kami. Mau tak mau kau harus melakukan perjanjian dnegan manusia.” Mike menaruh kedua tangannya sebatas d**a.
“Tidak!” tolak Eden dengan cepat. Menjadi benalu dalam hidup orang lain bukanlah yang diinginkan.
“Jika kau ingin hidup, kau harus terima diri menjadi siluman!” sentak Mike membuat Kelly terkejut dan langsung berteriak keras.
“Diam!” Kelly terengah-engah menatap kedua orang yang masih beradu pandang sengit satu sama lain. “Ini bukan waktunya bertengkar, kalian akan menjadi partner kedepannya.”
Keduanya membuang muka ke arah lain, membuat Kelly geram. “Sial!” Gadis itu menggunakan kekuatannya untuk menarik ilalang yang ada di sekitar guna menjerat mereka berdua.
“Kelly, jangan bercanda.” Mike mencoba membujuk Kelly meskipun tubuhnya sekarang terbalik. Sementara Eden terayun-ayun seperti boneka.
“Kel, aku pusing,” Eden ingin muntah karena terus diayunkan berulang kali.
“Berjanjilah untuk tidak melakukan hal konyol,” peringat gadis itu. Mereka berdua mengangguk, Kelly langsung menghempaskan tubuh mereka di tanah, dan keduanya meringis kesakitan. “Perjalanan masih jauh, simpan energi kalina.”
Mereka berdua pun memilih diam, mengikuti kemauan Kelly. Perjalan yang awalnya menyenangkan mendadak berubah menjadi menyeramkan. Setelah melewati kabut tipis, mereka berada di sebuah hutan sunyi yang sangat gelap.
“Ini ilusi, kau harus bisa mengatasinya, Eden.” Mike dan Kelly menghilang, sedangkan Eden sendirian di tangah hutan gelap itu.
Beberapa burung terbang diatasnya. Pohon-pohon besar itu bergerak karena angin. Suara-suara aneh mulai muncul, tanaman rambat bergerak tanpa perintah. Eden menelan ludahnya kepayahan karena merasa ada yang salah dnegan hutan ini. Ia mulai mundur ke belakang, dan menginjak sesuatu.
“Suasana di sini horor.” Eden menatap ke tanah untuk melihat apa yang dipijak karena lembek. Sumpah, baru kali ini ia merasa dunia jungkir balik tiga ratus enam puluh derajat, rasanya ingin berteriak dengan sangat keras, tapi tak bisa.
Yang Eden injak adalah serangga penghisap darah yang paling dibencinya, yaitu lintah. Sontak Eden lari menjauh, dan sayangnya kaki kecil itu tersandung bebatuan. “Jangan bercanda, keluarkan aku dari sini.”
“Hutan ilusi adalah ketakutan terbesarmu yang terpendam, Eden!” teriak Mike menggema di udara.
“Sial!” Eden tak tahu melatih fisik juga melatih mental. Ia mengira latihan yang dimaksud Mike hanya melatih kebugaran otot saja. “Jika aku keluar dari sini hidup-hidup, aku akan menguliti mu, Mike,” geramnya tertahan.
Eden tersentak kaget ketika melihat Marreta berjalan melintas di depannya. Ia mengikutinya tanpa berpikir panjang lagi dan terus mengikuti sosok itu hingga sampai pada inti hutan. “Marreta,” panggilnya dengan pelan.
Marreta menoleh dengan cepat, bercak darah dan juga luka-luka terlihat jelas di tubuhnya. Tidak hanya itu, luka tusukan tepat di jantung dengan darah terus keluar membuat Eden diam membisu.
“M-Marreta.” Sekali lagi, Eden memberanikan diri untuk memanggil nama wanita itu. Namun tiba-tiba tubuh Marreta terbelah menjadi beberapa bagian membuatnya berteriak dengan sangat keras.
Mendengar teriakan Eden, Kelly hendak masuk ke dalam hutan ilusi, tapi dicegah oleh Mike. “Jika kau membantunya, maka dia akan tetap menjadi lemah. Yang harus dilawan adalah ketakutan di dalam hatinya, Kel.”
“Kenapa kau tak bohong padaku, kalau ketahanan yang dimaksud bukan ketahanan fisik?” Kelly merasa Mike mempermainkannya.
“Inilah yang dia butuhkan, Kel. Kau tahu sendiri, siapa ratu keji itu? Dia punya banyak cara untuk membuat lawannya mati perlahan.” Mike tak ingin Eden menjadi sasaran empuk dari ratu.
“Jangan bilang kalau kau akan membawanya masuk ke dalam istana.” Kelly tak menyangka bahwa Mike tega berpikir demikian.
“Kau benar. Dia akan masuk ke istana sebab cara terakhir ada di sana. Dan jawaban itu hanya akan di dapat jika Eden masuk ke istana.” Mike tak main-main dengan rencananya. Semua siluman tahu kalau ada kekuatan yang tak terkalahkan ada di istana, tempat tersembunyi.
“Aku tidak setuju.” Kelly berjalan mendekati hutan ilusi, tapi lagi-lagi tangannya di cekal oleh Mike.
“Pikirkan ayah kita, Kel.” Mike tak ingin kehilangan Gilbert, begitu juga dnegan Kelly. Akan tetapi menggiring Eden ke istana adalah hal yang sangat berbahaya.
“Tapi, Mike.” Kelly masih bimbang dengan keputusannya karena semuanya mengangkut keluarga tersayang. Beberapa detik mereka diam membisu, Eden kembali berteriak dengan sangat keras.
Kelly melepas tangan Mike dengan kasar untuk segera masuk ke dalam hutan ilusi. “Jangan gegabah, Kel!” teriak pria itu lantang. Tangan gadis itu hendak masuk, tapi sayangnya kabut hutan ilusi memudar.
Dengan pandangan yang terhalang oleh kabut, cahaya putih menyilaukan mata terlihat jelas. Ada Eden yang duduk dengan wujud manusia. Beberapa luka sayatan terlihat jelas di sana. Sekali lagi, dia berteriak kesakitan. Kelly pun mendekat, mencoba menerobos kabut itu, sayangnya tubuhnya terpental jauh beberapa meter.
“Kelly!” panggil Mike dnegan nada berteriak. Kelly terbatuk darah karena tubuhnya menatap bebatuan. Pria itu pun segera menghampirinya.
“aku sudah bilang, jangan bertindak gegabah.” Mike meneteskan ramuan ke mulut Kelly.
“A-ada yang salah dengan Eden, Mike.” Kelly berusaha bangkit, tapi dicegah oleh Mike.
“Tunggu disini, biar aku yang mengatasinya.” Mike berjalan mendekati Eden yang masih berdiam diri dengan hawa dingin menyebar di seluruh tubuhnya. Lagi-lagi dia berteriak dnegan sangat keras, dan beberapa luka sayatan timbul.
“Apa yang terjadi padamu, Eden?” Mike terus mendekat dengan hati-hati, dan juga perlahan. Tak lupa ia memasang wajah waspada.
Bersambung