Part 5

1254 Words
Author Pov. Esok paginya ketika hena terbangun ia melihat segelas s**u dan Nasi goreng di atas meja dengan secarik kertas. "Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu jangan lupa untuk menyantapnya, aku lagi mengantarkan atom ke sekolah" Secarik kertas itu berisi tulisan tangan gilang. Hena sangat senang dan langsung menyantap sarapan buatan Gilang yang sudah menjadi kekasihnya. Tak lama kemudian Gilang sudah kembali kerumah hendak menjemput hena agar mengantarnya ke kampus. "Hena....kamu di mana?" Tanya Gilang. Hena lalu keluar dari kamar dengan dandanan yang sudah rapi, hari ini dia akan ke kampus untuk pengajuan proposalnya. "Apa kamu sudah sarapan?" Tanya gilang. Hena hanya menjawab dengan anggukan. "Kalau gitu ayo kita pergi, aku akan mengantarmu ke Kampus" kata gilang. Hena masih merasa canggung karena tak percaya ia sudah jadian dengan gilang dan gilang memperlakukannya dengan baik dan sikap gilang begitu manis. Di dalam perjalanan hena merasakan kenyamanan yang begitu dalam karena di lindungi oleh lelaki yang begitu sempurna seperti Gilang. # Sampai di kampus hena langsung turun dari motor dan melihat candra sedang menatapnya. "Sepertinya Junior kita pacaran dengan tukang ojek" teriak candra untuk menyindir Gilang. Gilang sangat marah ketika mendengar hal itu tapi ia di tenangkan oleh hena agar tak cepat emosi dalam masalah ini. "Kamu bisa pergi sekarang, jangan buat masalah disini" kata Hena menghentikan Gilang. "Aku akan menjemputmu sore nanti, jangan pernah tak mengangkat telfonmu" kata gilang sembari mengemudikan motornya. Hena lalu melewati Candra dengan perasaan yang begitu marah karena kejadian kemarin yang menimpanya di hotel. "Kamu mau kemana sayang? Sini biar ku peluk dulu" kata Candra sembari menghampiri hena yang sedang berjalan menuju Ruang kelasnya. "Apaan sih jangan gangguin gue" kata hena. "Bukannya kamu memang terobsesi denganku?" Tanya Candra. "Itu dulu tapi karena sikap lo yang begitu memalukan gue sudah tak menyukaimu, gue hanya jijik melihat lo" kata Hena. Tamparan keras candra membuat hena terluka, candra begitu kasar dan hena tak bisa melawan candra dan teman-temannya. Hena lalu menghindar dan langsung masuk kedalam kelas karena mata kuliah sebentar lagi akan di mulai ia tak ingin mempermalukan dirinya di depan semua anak kampus. "Lo kenapa hen?" Tanya Disa yang melihat sahabatnya masuk kedalam kelas dengan memegang pipinya. "Gue ga kenapa-napa" jawab Hena tak ingin membuat Disa khawatir. "Ga kenapa-napa gimana? Pipi lo memerah tuh, siapa yang berani menampar lo?" Tanya Disa lagi. "Anu--" "Anu apa Hena? Kamu seperti orang ketakutan gitu" tanya Disa lagi. "Candra menampar gue" jawab hena ragu. "Apa? Candra menampar lo? Kok bisa?" "Ceritanya panjang gue ga mungkin cerita disini, yang terpenting sekarang gue harus menghindari Candra" kata Hena. "Ya udah selepas Mata kuliah kita harus bicara" kata disa. # Setelah mata kuliah selesai Hena dan disa langsung menuju taman yang ada di samping gedung kampus. Hena tak bisa melupakan kejadian kemarin dan juga tamparan candra pagi ini kepadanya. "Sekarang ceritain ke gue, sebenarnya ada apa?" Tanya Disa. Hena lalu menceritakan semuanya kepada disa tentang apa yang terjadi kemarin siang dan bagaimana caranya gilang menolongnya. Dengan tangisannya hena hanya bisa menceritakan semuanya kepada disa walaupun ia begitu malu dengan kejadian kemarin. "Apa? Candra emang b******n" kata Disa begitu marah. "Untung saja gilang menemukan lo di wisma itu, bagaimana kalau ga? Apa yang akan terjadi gue udah ga bisa ngomong" kata disa. "Gue juga bingung dan ga tau harus bagaimana lagi dan pagi ini Candra menampar gue ketika dia sedang menggoda gue" kata Hena. "Lo juga sih ngapain juga terlibat dengann orang seperti itu, gue kan udah ngingatin lo berkali kali Hena" kata disa. "Iya gue emang salah, gue salah, gilang juga udah nyadarin gue, dia juga udah membentak gue, karena gue ngerasa salah, gue harus apa? Gue ga tau candra orangnya seperti itu" kata Disa. Disa lalu memeluk Hena yang air matanya masih menetes. # Sudah hampir jam 4 sore Hena sedang menunggu gilang di depan kampus tapi gilang tak juga kunjung datang. "Hai sayang" sapa Candra dengan wajah yang begitu tak di sukai Hena. "Jangan pernah memanggil gue sayang" kata hena mencoba menghindari Candra. "Apa tamparanku tadi begitu keras? Aku minta maaf soalnya kamu sangat menjengkelkan sih" kata Candra. "Jangan pernah gangguin gue Candra, gue ga ada hubungan dengan lo" kata Hena. Candra hendak mendekatkan wajahnya di wajah hena tapi Gilang mencegahnya dengan menarik kera baju Candra dengan begitu keras dan menjauhkan candra dari Hena. Hena begitu lega dan merasa aman ketika Gilang disampingnya. "Gua akan buat perhitungan dengan lo, Liat aja" kata candra sembari melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil mewahnya. "Kamu ga apa-apa kan? Apa dia berbuat sesuatu?" Tanya Gilang dengan menatap wajah Hena dengan penuh kekhawatiran. "Aku ga apa-apa, ayo kita pulang" ajak Hena. "Maafkan aku karena datang terlambat" "Ga apa-apa Lang" # Satu jam kemudian hena dan gilang sampai dirumah tapi suasana depan rumah begitu ramai dengan suara bising para warga. Hena keheranan karena baru pertama kalinya warga berkumpul di depan rumahnya. "Ada apa ini ibu-ibu?" Tanya gilang. "Ini dia ibu-ibu yang katanya tunangan Hena tapi sudah hampir 5 bulan mereka belum juga menikah" kata Ibu Amora salah satu warga di kampung hena yang juga adalah ibu RT. "Kalau kamu tak menikahi hena secepatnya, kamu harus meninggalkan kampung ini, jangan buat m***m di kampung kita, iya kan ibu-ibu?" Sambung ibu Dayan yang juga salah satu warga disini. "Kami tak pernah melakukan apa-apa ibu-ibu, kami juga pisah kamar, kami tak mungkin melakukan itu" sambung Hena mencoba membela Gilang yang di kerumuni warga. "Pokoknya pemuda ini harus meninggalkan kampung ini secepatnya" kata ibu amora. "Silahkan bubar ibu-ibu" kata Ibu amanda yang baru saja pulang kerumah dengan bawaan yang begitu banyak. Hena dan gilang hanya bisa diam saja mereka saling menunduk, karena tak tau harus berbuat apa lagi, Hena tak mungkin bisa mengusir gilang setelah apa yang dilakukan gilang untuk keluarganya. "Ibu sudah pernah mengatakan suatu saat kehadiran Gilang akan membawa persoalan, ibu bingung harus memberi alasan apa lagi kepada para warga" kata Ibu amanda. "Jika saya harus pergi saya akan pergi bu" kata Gilang. "Apa kamu sadar apa yang kamu katakan? Kamu kan tak mengingat rumahmu di mana, nama kamu saja kamu tak tau, bagaimana bisa kamu hidup sendirian di luar sana?" Tanya hena. "Jika warga terus mendesak aku tak mungkin menyusahkan kalian" kata Gilang. "Jadi kamu tak benar-benar mencintaiku?" Tanya Hena. "Aku mencintaimu, tapi jika dengan cara ini aku bisa bersamamu aku tak akan mungkin menyusahkanmu" kata gilang mencoba membuat hena mengerti apa yang di katakannya. "Terserah" kata Hena sembari masuk kedalam kamarnya dengan emosinya. Gilang jadi bingung apa yang harus di lakukannya jika ia meninggalkan kampung ini ia tak akan mungkin bisa punya keluarga dan teman seperti yang sudah di dapatkannya di kampung ini. Tapi jika ia bertahan untuk tetap tinggal ia tak mungkin menyusahkan keluarga yang sudah memberikannya kehidupan. # Sudah hampir jam 10 malam hena lalu kedapur untuk meminum sesuatu karena ia merasa sangat haus. Hena melihat Gilang masih duduk di ruang tamu dengan mata yang masih melek. Gilang menyadari jika Hena sedang menatapnya saat ini, gilang hanya melemparkan senyum manisnya kepada hena. "Kenapa kamu belum tidur?" Tanya hena. "Aku sudah memutuskan sesuatu, aku akan mengatakannya besok" kata Gilang. "Apa yang kamu putuskan? Kamu tetap mau pergi dari rumah ini? Jika kamu berniat pergi kamu bisa pergi tanpa harus pamit" kata Hena sembari melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar. "Dia udah membuatku senang dan bahagia karena perlindungan yang diberikannya malah dia memutuskan untuk pergi, apa gunanya hubungan ini? Jika saja kutau akan terjadi hal seperti ini aku tak mungkin menerima hatinya" Batin hena. Hena merasa sangat gelisah dan tak bisa tidur memikirkan hubungannya bersama Gilang akan jadi seperti apa jika Gilang meninggalkannya dan memilih untuk pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD