Esok paginya ketika Hena terbangun ia tak melihat Gilang berada di sekitaran rumah.
Dengan cepat Hena mencari Gilang dengan mencarinya di sekitaran rumah, Hena tak tau harus bagaimana jika saja gilang pergi tanpa pamit.
"Kamu ga mungkin meninggalkanku bukan? Kamu tak mungkin meninggalkanku" Batin hena.
"Ada apa nak?" Tanya ibu amanda yang melihat Putrinya seperti orang kesurupan.
"Bu,apa gilang sudah pergi? Kenapa dia ga pamit sama hena bu? Kenapa dia pergi tanpa pamit sama hena bu?" Tanya hena berulang kali dengan tetesan air matanya.
"Ada apa denganmu nak, Gilang sedang kepasar, dia tak kemana-mana" kata Ibu amanda.
Hena lalu mendesah nafas panjang dan kembali kerumahnya ia tak menyangka ia seperti orang yang kesurupan mencari gilang.
Sampai dirumah Hena langsung masuk dan langsung duduk di ruang tamu, ia mengatur nafasnya.
Tak lama kemudian Gilang pulang kerumah untuk membawa belanjaannya separuh.
"Ada apa dengan wajahmu? Kenapa kamu berkeringat seperti itu? Kamu habis olahraga?" Tanya gilang yang melihat Hena sedang kelelahan.
Tak pikir panjang hena langsung memeluk gilang dengan erat sedangkan gilang tak bisa membalas pelukan Hena dikarenakan kedua tangannya sedang memegang Belanjaan.
"Aku kira kamu sudah pergi dan meninggalkanku, aku berkeliling mencarimu, aku tak tau jika kamu ke pasar, aku tak bisa jika harus kehilanganmu" kata Hena sembari meneteskan air mata.
"Kamu tak perlu seperti itu, aku tak akan kemana-mana" kata gilang.
"Maksudnya?"
"Aku akan menikahimu, aku juga sudah bicara pada ibu" kata Gilang.
"Apa? Kamu mau menikahiku?"
"Iya, kemungkinan aku tak bisa membahagiakanmu dengan gaun mewah tapi satu kata janji saja yang bisa membuatku untuk membahagiakanmu" kata Gilang sembari menarik Hena kepelukannya.
"Kamu serius?" Tanya hena lagi.
"Kamu kan sebentar lagi akan wisuda, jika kamu sudah wisuda kita bisa melangsungkan pernikahan" kata Gilang.
"Aku tak pernah membutuhkan gaun mewah untuk menikah, asalkan kamu harus berjanji tak akan pernah meninggalkanku tapi jika kamu mau menikahiku hanya karena warga mendesakmu, kamu tak perlu melakukannya" kata Hena.
"Aku menikahimu bukan karena desakann warga malah aku merasa terbantukan ketika warga menyadarkanku untuk cepat menikahimu" kata Gilang sembari mengelus ngelus rambut Hena.
#
Gilang dan hena sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk pernikahan mereka.
Para warga membantu keluarga hena untuk menyiapkan segala keperluan di acara pernikahan Hena dan Gilang.
Sudah hampir malam tenda sudah siap karena acara pernikahan hena dan juga gilang akan di gelar esok hari.
"Aku tak pernah menyangka lo akan menikah dengan gilang" kata Disa yang sedang menemani Hena di kamar.
"Aku juga merasa tak percaya tapi inilah yang terjadi" kata Hena.
"Dari tunangan boongan ke pernikahan sungguhan, wahh...kalian emang bener-bener serasi" kata disa.
"Ngomong-ngomong bentar lagi kan lo wisuda, bukannya lo pernah bilang lo bakal menikah dengan gilang setelah wisuda nanti?" Tanya Disa.
"Rencana awal sih emang gitu tapi Gue kepengen foto wisuda gue itu ada suami gue yang ngedampingin" Kata Hena sembari terbangun dari duduknya dan melihat suasana keramaian di depan rumahnya.
#
Esok paginya Hena sedang di dandan oleh salon yang berada di kampung, acara pernikahan hena dan gilang memang begitu sederhana tapi semua tamu undangan mendoakan yang terbaik untuk mereka itu yang lebih penting dibanding mewahnya acara pernikahan.
"Lo udah siap?" Tanya disa.
"Iya, gue udah siap" jawab hena.
"Gilang sudah menunggu lo di depan Penghulu" kata disa membantu sahabatnya untuk berdiri.
Hena lalu menghela nafas panjang.
"Bismillahirrahmanirrahim" Ucap hena untuk memulai hidup barunya dengan Gilang.
Hena lalu duduk di samping gilang yang sedang menatapnya penuh kekaguman, ini pertama kalinya ia melihat Hena dengan Polesan diwajahnya.
"Apa anda siap?" Tanya penghulu.
"Iya pak saya siap" Jawab gilang.
"Baiklah" kata Penghulu.
#
Setelah akad nikah selesai Hena dan gilang lalu merangkaikan dengan acara resepsi untuk menyambut para tamu yang datang dan sebagian besar hanya para warga dan teman kampus Hena.
"Gue ga nyangka Hena bisa menikah dengan Gilang si tampan itu, apa Gilang udah buta ya!! Sampai ga melihat hena, kan cantikkan gue di mana-mana" kata Mona sembari melihat Hena sedang menyambut tamu.
"Apa lo ga ingat, hena itu lebih cantik dari lo tanpa polesan lagi, daripada lo cantik tapi penuh dengan polesan yang menor, cantik itu yang alami aja" kata Disa.
"Apaan sih dis, lo ngebelain Hena mulu ya!!" Kata Mona.
"Tapi ngomong-ngomong Peni mana?" Tanya disa.
"Tuh lagi makan dia kan emang rakus" kata Mona menunjuk keberadaan peni yang sedang menyantap abis makanan yang ada di hadapannya.
#
Setelah acara pernikahan selesai hena dan gilang lalu masuk ke kamar untuk berganti pakaian.
"Acaranya melelahkan juga ya!!" Kata gilang sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Iya, kamu istirahat dulu, aku harus keluar soalnya teman-temanku masih ada di luar" kata Hena sembari keluar dari kamar dan meninggalkan gilang yang sedang terbaring karena kelelahan.
"Maaf ya gue harus gantian dulu" kata Hena kepada ke 3 sahabatnya.
"Rahasia lo apaan sih hen, apa ga bisa lo bagi ke gue?" Tanya mona.
"Rahasia apaan?"
"Rahasia bagaimana caranya meluluhkan hati pemuda tampan nan indah jika di pandang" kata Mona.
"Lo ada-ada aja, gue ga punya Rahasia lagi" kata Hena.
"Apa gue harus pakai dukun?" Tanya mona lagi.
"Ya ampun...itu kan Musyrik Mona, jalanin aja" Kata Hena.
Disa dan hena hanya bisa menggelengkan kepala mereka karena sikap Mona yang tak pernah berubah.
"Tapi lihat deh ini, ini smartphone terbaru yang di beliin Nyokap untuk gue" kata Mona sembari memperlihatkan ponsel barunya kepada Disa dan hena.
"Wahh...Ponsel lo canggih dan masih disegel" kata Hena.
"Ponsel lo masukkin aja di tas entar jatuh lo nangis lagi" kata Disa.
"Iya...iya...tapi ngomong-ngomong, gilang mana?" Tanya mona.
"Ingat mona, Gilang sudah menjadi suami Hena lo ga boleh nyari kesempatan" kata Disa mengingatkan.
"Iya, iya, gue kan cuma nanya" kata Mona.
"Gilang lagi tidur soalnya kelelahan karena selama persiapan pernikahan dia banyak bekerja" Kata Hena.
"Kasihan ya!! Kalau saja istrinya gilang adalah gue, gue pasti Pijitin" kata Mona dengan gaya Centilnya.
"Kalau gitu kita bertiga balik dulu Hen, kita bakal ngabarin lo kok kalau lo ada waktu akhir pekan besok" kata Disa sembari beranjak dari duduknya.
"Kok kita baliknya cepet sih? Lagian Gilang kan belum bangun Disa" kata Mona.
"Lo mau gangguin mereka? Ga usah deh, kita balik aja lagian ini sudah malam" kata disa.
"Kalian hati-hati ya!!" Kata Hena.
Hena lalu mengantarkan ke 3 sahabatnya sampai di depan pagar rumahnya, Hena tak bisa menahan tawanya jika bersama ketiga sahabatnya yang begitu lucu.
"Teman-teman kamu sudah pulang ndo?" Tanya Ibu amanda.
"Iya bu, barusan, ada apa bu?" Tanya hena.
"Ibu sudah siapin makan malam, bangunin gilang supaya kita makan sama-sama" kata ibu amanda.
"Siap bu" jawab Hena.
Hena lalu masuk ke kamar dan menghampiri suaminya yang masih tertidur pulas.
"Aku tak menyangka bisa menikah dengan kamu lang" kata hena.
Gilang lalu menarik hena kepelukannya dan mengecup bibir hena.
"Apaan sih, nanti Ibu liat" kata Hena.
"Kamarnya kan ketutup jadi aku bisa melakukan apa aja" kata Gilang.
"Kalau atom masuk, bagaimana?"
"Iya ya atom lagi yang bakal jadi masalah di antara kita" kata Gilang.
"Ibu memanggil kita makan malam bersama, ayo bangun" kata Hena sembari melepas pelukan suaminya.
Hena hanya bisa tersenyum mendengar candaan suaminya.
Hena dan Gilang lalu ke dapur untuk makan malam bersama.
Ibu amanda sangat senang akhirnya tak akan ada masalah lagi yang akan menimpa keluarganya.
#
Setelah selesai makan malam hena dan Gilang lalu duduk berdua di depan teras rumah sembari melihat warga lewat depan rumah.
"Kamu bisa memperbaiki televisi juga?" Tanya Hena.
"Emang ada apa dengan televisimu?" Tanya gilang.
"Ga bisa nyala" Jawab hena.
"Nanti ku coba perbaiki"