Leader 41 - Masa Lalu Yang Kelam
Setiap orang memiliki masa lalunya masing-masing. Siapa yang mau mempunyai masa lalu yang kelam. Masa lalu yang sangat pahit dan tragis. Siapa yang tidak dendam ketika melihat ayah kita mati di bunuh oleh seorang raja yang haus akan kekuasaan. Hanya karena Alexander dulunya adalah seorang pemimpin di sebuah wilayah. Raja Dimitar sampai harus membantai warganya dan membunuh Alexander. Tidak hanya orang dewasa. Dia membantai anak-anak. Untungnya Vladimir kecil dan Toki kecil sedang tidak ada di lokasi pembantaian. Kalau mereka ada di sana. Mungkin mereka juga ikut mati bersama yang lain.
Sepertinya Toki mempunyai tujuan yang sama seperti jenderal Vladimir. Ia datang jauh-jauh dari Serbia ke negeri empat menara. Pasti mencari raja Dimitar yang sangat kejam itu. Jenderal Vladimir terus memperhatikan Toki. Ia tidak mau sampai identitasnya terbongkar. Apalagi sampai terdengar putri Beatrice atau raja Castillejo. Tujuannya memang tidak jahat, tapi tetap saja tidak boleh sampai ketahuan.
Jenderal Vladimir terduduk di ranjang kamarnya. Jenderal Vladimir masih kepikiran soal Toki. Dulu memang banyak sekali anak-anak yang baru lahir saat desa kecil itu di buat. Namun, jenderal Vladimir tidak mengenal satu per satu orangnya. Karena memang dia terlalu sibuk berlatih dengan Alexander. Jika Toki sampai tahu Alexander, ibu Xela dan Aira, berarti dia benar-benar dari Serbia.
Masa lalu yang kelam memang sangat membekas di hati. Semua kejadian yang terjadi pasti terekam oleh otaknya. Tidak akan pernah terlupakan. Perlakuan keji sang raja Dimitar dan jenderal Vitos saat itu memang tidak mempunyai perasaan. Mungkin bagi mereka nyawa seseorang itu tidak ada harganya. Mereka menebas Alexander seperti layaknya binatang.
Kerakusan terkadang membuat orang gelap mata. Membuat orang kehilangan akal sehatnya juga. Berbagai macam cara akan mereka lakukan untuk meraih apa yang mereka mau. Meskipun dengan cara yang kotor. Merebut, menganiaya, kecelakaan, bahkan sampai membunuh. Tidak ada rasa berdosa sekalipun di wajah mereka. Yang ada hanya kepuasan dan tertawa seperti setaan yang berhasil membujuk manusia.
Jenderal Vladimir juga harus hati-hati pada penyihir Aleka. Selain membunuh Alexander, pasti penyihir Aleka juga mempunyai tujuan lain yang belum di ketahui. Maka dari itu, jenderal Vladimir juga harus berhati-hati. Sekalipun itu dengan Toki. Meskipun dia bilang orang tuanya ikut dibantai saat itu. Bisa saja dia mata-mata raja Dimitar yang sedang bersandiwara. Jenderal Vladimir tidak boleh asal percaya dengan orang asing.
Jenderal Vladimir merebahkan badannya di ranjangnya. Rasa kantuk mulai menyertainya. Dia sangat lelah hari ini. Pekerjaannya sebagai jenderal memang cukup menguras tenang. Tanggung jawab yang harus ia pukul cukup besar. Namun, ia harus tetap kuat. Agar semua rencananya berjalan dengan baik. Urusan Toki, selama dia diam. Itu masih aman sepertinya untuk jenderal Vladimir. Jenderal Vladimir harus kembali fokus dengan tugas penyeleksian calon prajurit besok. Karena masih ada beberapa tes yang harus mereka lalui. Ia memejamkan matanya, berharap esok lebih baik lagi dari hari ini.
***********
Hari ini jenderal Vladimir dan wakil jenderal Norman mengajarkan para prajurit baru untuk menggunakan tombak. Sebagai seorang prajurit. Mereka harus bisa menggunakan senjata apapun. Karena nanti di Medan perang. Akan ada banyak drama yang terjadi. Jika kehilangan satu senjata. Mereka harus mencari senjata lain untuk melindungi dirinya. Seperti tombak, ujungnya yang runcing bisa membuat kita melindungi diri sendiri dan kerajaan.
Tombak adalah salah satu senjata tertua yang pernah digunakan manusia. Tombak pertama hanyalah tongkat yang ujungnya diruncingkan dan dikeraskan dengan api. Namun, seiring perkembangan zaman, manusia menemukan cara menempa besi dan perak sehingga tombak menjadi senjata populer pada masa abad pertengahan (medieval). Zaman sekarang, tombak tidak lagi banyak dipakai tetapi masih sangat berguna bagi penyintas. Entah kit membuat tombak karena butuh atau sekadar untuk menyalurkan kreativitas, prosesnya harus dilakukan dengan hati-hati. Tombak bukanlah mainan dan harus ditangani dengan cermat.
Membuat tombak sederhana dmdari dahan atau batang. Dapatkan dahan dan/atau batang. Saat mencari bahan tombak, pilih yang panjangnya setinggi tubuh kita. Idealnya, sebaiknya dahan beberapa sentimeter lebih panjang supaya jangkauannya lebih baik. Batang yang dipilih sebaiknya berdiameter 2,5-4 cm.
Kayu keras, semisal kayu ash atau ek merupakan pilihan terbaik. Untuk meruncingkan tombak, temukan benda berpermukaan keras seperti batu atau bata. Gosokkan pada permukaan kayu untuk meruncingkannya. Kalau kita membuat tombak di alam liar, cari pohon muda di sekitar yang ukurannya tepat. Kita bisa memilih kayu hidup atau yang baru mati, apa pun yang tersedia.
"Hari ini kita akan berlatih dengan tombak. Setelah kemarin kita berlatih dengan panah. Tombak juga di perlukan saat berperang. Memang saat perang nanti, aku akan membagi kalian beberapa bagian. Ada pasukan berpedang, pemanah dan tombak. Tapi seperti yang pernah aku bilang. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di mesan perang nantinya. Kita perlu menambah beberapa keahlian kita untuk melindungi kita dari berbagai macam kemungkinan. Jika yang ada dihadapan kita hanya ada tombak saat itu. Jadikan tombak ikut sebagai alat pelindung diri kita dari musuh," jelas jenderal Vladimir. Jenderal Vladimir ingin melihat keahlian lain dari para calon prajurit. Sejauh ini mereka semua sangat berkompeten. Kemungkinan jenderal Vladimir akan menerima semua calon prajurit itu.
Jenderal Vladimir yang nantinya akan membagi mereka jadi beberapa bagian. Sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. Akurasi, tepat sasaran, cara berpedan dan cara mereka melindungi dirinya sendiri dan kelompok akan di nilai oleh jenderal Vladimir. Karena hal itu akan menentukan dimana posisi mereka nantinya. Raja Castillejo sudah sepenuhnya memberikan keputusan pada jenderal Vladimir. Jadi ia kemungkinan akan memberikan kesempatan pada semua calon prajurit untuk menjadi prajurit kerajaan.
"Latihan dengan baik dan perhatian cara kalian menyerang. Nanti tepat pukul dua. Aku dan wakil jenderal Norman akan menguji dan menilai kalian. Persiapkan diri kalian, latihan dengan baik. Jika ada yang kalian kurang mengerti. Bisa tanyakan aku atau wakil jenderal Norman," lanjut jenderal Vladimir.
Sepintas jenderal Vladimir bertatapan wajah dengan Toki. Namun, ia buru-buru mengalihkan pandangannya. Sejak tadi Toki memang terus memperhatikan jenderal Vladimir. Sepertinya masih ada hal yang ia ingin bicarakan. Namun, jenderal Vladimir enggan membahasnya. Membahasnya masih di wilayah istana memiliki resiko yang cukup besar. Resiko ketahuannya juga lebih besar. Jadi mendingan tidak usah membahasnya ketika masih disekitar istana kerajaan. Biarlah mereka mengesampingkan urusan pribadi mereka. Sekarang mereka berdua harus fokus dengan yang ada dihadapan mereka. Penyeleksian calon prajurit kerajaan lebih penting sekarang dibandingkan masa lalu mereka yang kelam. Biar itu dibicarakan nanti lagi.