Leader 42 - Menyimpan Rahasia
Toki berjalan menuju istana sebelah timur. Di mana di sana lah para prajurit tinggal. Toki masih penasaran. Kenapa jenderal Vladimir harus menyembunyikan identitasnya? Apa Jenderal Vladimir mempunyai tujuan yang sama seperti Toki? Toki ingin membalaskan dendamnya. Darah Toki mendidih ketika mengingat kejadian waktu itu. Toki tidak mempunyai niat jahat pada jenderal Vladimir. Kemarin memang jenderal Vladimir cukup terkejut saat Toki membicarakan tentang Alexander. Mungkin jenderal Vladimir mencurigai Toki. Salahnya Toki, ia langsung asal berbicara tanpa basa basi dulu. Lagian ini juga sedang dalam proses penyeleksian. Bisa-bisa Toki tidak diterima sebagai prajurit, gara-gara lancang mengorek masa lalu jenderal Vladimir.
Toki menggelengkan kepalanya. Ia harus tetap berpikir positif. Alexander adalah pemimpin yang bijaksana. Toki yakin jenderal Vladimir juga akan bijaksana. Dia tidak akan membawa masalah pribadi dalam penyeleksian ini. Toki sangat ingin menjadi prajurit kerajaan. Demi membalas budinya pada raja Castillejo.
Mungkin ada saatnya jenderal Vladimir akan membahas semua itu dengan Toki. Jika memang tujuan jenderal Vladimir dan Toki sama. Dengan senang hati, Toki akan membantu jenderal Vladimir untuk membalaskan dendam mereka. Dendam orang-orang yang tidak bersalah. Nyawa harsu dibalas dengan nyawa. Pertumpahan darah itu harus dibayar oleh darah raja Dimitar yang rakus. Meskipun Toki belum tahu bagaimana caranya menghancurkan kerajaan Bednarek. Toki terlalu lemah untuk menyerang raja Dimitar sendirian. Dimitar adalah seorang raja. Sementara Toki hanya prajurit, itu juga baru calon prajurit. Karena memang belum resmi menjadi prajurit.
Pikiran Toki melayang ke masa lalunya. Saat itu, Toki di suruh sang ayah untuk mencari kayu bakar. Karena memang persediaan kayu bakar di rumah hampir habis. Toki dengan santai ke hutan mencari kayu bakar . Toki hanya menebang sisa pohon yang sudah mati. Ia tidak mau menebang pohon yang masih kokoh. Toki tidak mau menjadi manusia yang merusak bumi. Toki terus mencarinya hingga lumayan banyak. Setelah beres mengumpulkannya. Toki menyusun kayu-kayu itu agar mudah diikat. Meskipun masih kecil, ia harus bisa hidup mandiri. Toki ingin seperti anaknya Alexander yang sudah didik keras. Toh itu juga demi masa depan anaknya.
Toki berjalan menuju desa yang dibuat oleh Alexander dan rakyat lainnya. Entah kenapa perasaan Toki mulai tidak enak. Dari jauh ada asap yang mengepul ke langit. Toki menduganya itu berasal dari desa tempat tinggalnya. Toki buru-buru lari, kayu yang ia dapatkan tadi sampai banyak yang terjatuh. Toki tidak memperdulikan hal itu. Toki hanya ingin segera sampai ke desanya. Pasti ada hal yang tidak beres di desanya.
Tidak menyangka sama sekali saat Toki sampai di desanya. Wilayah yang menjadi tempat tinggal Toki dan keluarganya, hancur semuanya. Bahkan ayah, ibu dan adik perempuannya tewas berlumuran darah. Banyak orang-orang yang mati dengan mengenaskan. Pertumpahan darah terjadi selama Toki mecari kayu bakar. Mata Toki mulai berkaca-kaca.
Siapa yang melakukan hal ini? Toki harus bisa membalaskan dendam mereka. Orang berbuat seperti ini. Dia bukanlah manusia, tapi setaan berbentuk manusia. Hatinya sudah di liputi oleh ibliis. Semua orang mati berserakan di jalan. Mungkin orang yang membunuh mereka memaksa mereka keluar dan membunuh mereka dengan sengaja di jalanan. Ini adalah pembantaian. Namun, salah mereka apa? Padahal mereka baru saja melewati peperangan dengan kemenangan. Apa ini bentuk dari balas dendam mereka?
Toki menangis sesegukan di hadapan jenazah ayah, ibu dan adik perempuannya. Kalau saja tadi ayahnya ikut kehutanan bersama Toki. Pasti tidak akan mengalami pembantaian ini. Toki memang cukup dekat dengan ayahnya. Tentu kejadian ini membuatnya sangat terpukul. Kini Toki sebatang kara, untung saja ayahnya selalu bilang. Kalau Toki harus bisa hidup mandiri. Harus bisa seperti Vladimir. Hidup mandiri dan didikan keras sejak dini. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepanya. Kejadian buruk ini, membuat Toki terpaksa menjadi seorang pengembara. Toki akan membalaskan dendamnya. Meskipun belum tahu caranya. Toki harus tetap hidup. Setidaknya nanti ada orang yang menghancurkan kerajaan Bednarek, mewakili Toki.
Saat Toki akan pergi, ia melihat ada salah seorang yang masih hidup. Namun, ia sudah dalam keadaan sekarat. Toki mendekat, sepertinya ada yang mau ia bicarakan pada Toki. Toki mendekatkan telinganya lebih dekat pada orang itu.
"Ra.. raja Dimitar, raja kejam tidak perasaan yang membunuh kami," bisik orang itu dengan terbata-bata. Dia berusaha berbicara dengan sisa tenaga yang ia punya.
"Raja Dimitar siapa?" Tanya Toki. Semoga saja orang itu masih bisa menjawab pertanyaan Toki.
"Ra.. raja Dimitar dari kerajaan Benarek di negeri empat menara. Tun.. tutlah dendam untuk kami semua," ucap orang itu masih dengan terbata-bata dan suara yang mulai lemah. Namun, tidak lama orang itu menghembuskan napas terakhirnya. Saat itu Toki masih kecil, kurang lebih sama seperti jenderal Vladimir. Hanya mungkin selisih dua tahun lebih muda.
Mengembara dari kota ke kota. Dari desa ke desa Toki lakukan demi mencari raja Dimitar itu. Toki juga mengalami nasib yang sama seperti jenderal Vladimir. Ia hampir mati kelaparan. Untungnya di dunia ini masih ada orang yang baik. Jadi ia bisa hidup hingga sekarang. Terlebih ia sangat beruntung bertemu raja Castillejo. Yang menolongnya dari ambang kematian.
"Makanlah nak, sepertinya kamu sedang kelelahan. Kamu mau kemana?" Tanya raja Castillejo saat itu. Toki tidak menjawab pertanyaan raja Castillejo. Ia langsung memakan makanan yang disodorkan pada dirinya. Perutnya lebih lapar, lebih baik Toki makan dulu baru menjawab pertanyaan raja Castillejo.
"Aku seorang pengembara tuanku, terimakasih atas makanan dan minumannya. Aku sangat kelaparan," sahut Toki saat makanya dan minumannya sudah tandas.
"Yang sopan kamu berbicara dengan yang mulia raja!" Tegur salah satu pengawal yang bersama raja Castillejo saat itu. Toki tidak tahu yang memberikan makanan padanya ternyata seorang raja.
"Ampuni hamba yang mulia raja. Aku tidak tahu kalau anda ternyata seorang raja. Aku sangat berterima kasih karena yang mulia raja telah menolongku," sesal Toki.
"Tidak apa-apa. Oh ya, sepertinya kamu tersesat. Tujuan kamu kemana?" Tanya raja Castillejo. Toki menggelengkan kepalanya. "Ya sudah, kamu tinggal di sini saja. Tempat ini adalah negeri empat menara, kamu sekarang tinggal di sebelah Utara negeri empat menara. Kerajaanku bernama kerajaan Kuzkha. Ikutlah bersamaku, setidaknya kamu tidak akan kelaparan lagi seperti ini," ajak raja Castillejo. Sepertinya ajakan raja Castillejo boleh juga.
Kelaparan yang berkepanjangan membuat Toki hampir kehilangan nyawanya. Toki sangat berterima kasih pad raja Castillejo yang telah memberikannya makanan dan tempat tinggal. Jadi Toki tidak perlu lagi terkatung-katung di jalanan. Ia akan menjadi warga kerjaan Kuzkha. Bahkan ia bertekad, Toki harus menjadi prajurit perang kerajaan Kuzkha. Setidaknya setelah mempunyai kekuatan yang cukup kuat. Barulah ia akan membalaskan dendam atas kematian keluarganya. Kematian mereka orang-orang yang tidak bersalah.
Toki harus tetap bungkam untuk menyimpan rahasia jenderal Vladimir. Jika sudah saatnya. Ia akan membicarakannya lagi. Mengenai balas dendamnya pada raja Dimitar. Toki harus memahami posisi jenderal Vladimir sekarang. Karena dia bukan lahir di wilayah kerajaan Kuzkha. Tentu akan banyak orang yang berusaha menjatuhkannya. Termasuk mencari latar belakang Jenderal Vladimir. Padahal latar belakang jenderal Vladimir sangat bagus. Ia mempunyai ayah yang sangat hebat. Alexander adalah pemimpin yang sangat bertanggung jawab pada warganya. Bahkan warganya ingin memanggilnya raja. Namun, Alexander menolaknya. Ia lebih suka di sebut pemimpin di bandingkan seorang raja. Kesannya terlalu wow kalau di sebut raja. Karena Alexander merasa belum pantas menjadi seorang raja.