Leader 29 - Dibalik Insiden Hilangnya Putri Beatrice

1509 Words
Leader 29 - Insiden dibalik Hilangnya Putri Beatrice Putri Beatrice sedang perjalanan pulang menuju kerajaan Kuzkha. Dan benar saja apa yang di duga oleh jenderal Vladimir. Ada bandit yang mengincar kedatangan putri Beatrice. Jumlahnya ada sepuluh orang pasti saat putri Beatrice masuk ke restoran ayam milik Vasko, mereka sudah mengawasi putri Beatrice. "Sepertinya ada tuan putri nyasar di gurun pasir. Cantik juga, pasti hartanya juga banyak," ucap salah seorang bandit. Bandit berkulit gelap bekumis tebal itu sepertinya ketua dari gerombolan bandit ini. "Tetap diam di sana dan jangan ganggu tuan putri!" Ancam salah satu pengawal yang mengawal putri Beatrice. "Hahaha kamu pikir aku akan takut dengan ancaman kamu. Tidak! Kami harus mendapatkan tuan putri. Kami akan culik dia. Karena kamu sudah datang ke wilayah kami. Jangan harap bisa kembali ke negeri asalmu dengan selamat," ucap si bandit berkumis tebal itu lagi. Putri Beatrice mulai ketakutan. Pasalnya, dia hanya mempunyai dua orang pengawal. Sedangkan bandit yang mengepungnya ada sepuluh orang. Meskipun dua pengawal yang Putri Beatrice bawa sudah terlatih dalam berperang. Namun, tetap saja. Putri Beatrice khawatir, dua lawan sepuluh orang. Sudah pasti dua pengawalnya akan kalah. Sang bandit mulai menghunuskan pedangnya. Dua pengawal putri Beatrice mengamankan kereta kuda putri Beatrice. "Tetap diam di dalam kereta kuda, tuan putri. Kami akan berusaha melindungi tuan putri," ucap pengawal. Merekapun saling menyerang. Didalam kereta kuda, putri Beatrice harap harap cemas dengan pertempuran antara pengawalnya dan gerombolan bandit. Ia menyesal, seharusnya putri Beatrice mendengarkan larangan ayahnya. Diluar istana ternyata lebih berbahaya. Nyawa kedua pengawalnya sedang dalam bahaya. Sudah pasti dirinya juga dalam bahaya. Putri Beatrice hanya bisa berharap pengawalnya bisa mengalahkan sepuluh bandit itu. Pintu kereta kuda putri Beatrice di buka dengan paksa. Ternyata yang membuka pintu kereta kudanya adalah si ketua bandit berkumis tebal. "Ayo tuan putri cantik kita main bersama," ucapnya. Putri Beatrice mendorong sang bandit sampai terjungkal. Putri Beatrice lari sekencang mungkin berharap tidak akan pernah tertangkap oleh bandit menyebalkan itu. Baru terpikir sekarang. Ternyata memiliki keahlian bela diri itu sangat penting. Ayahnya sangat memperdulikannya. Putri Beatrice malah salah paham menganggap ayahnya ingin putri Beatrice seperti lelaki. Padahal disituasi seperti ini. Betapa pentingnya bisa menggunakan pedang dan panah. Putri Beatrice berlari tanpa arah. Ia berjanji kalau sampai ia bisa selamat sampai ke istana. Putri Beatrice tidak akan pernah keluar istana lagi. Dan dia juga akan mulai belajar bela diri. Agar bisa menjaga dirinya dari orang jahat seperti bandit-bandit tadi. "Mau kemana kamu? Kamu tidak akan bisa lari dari aku," ucap si bandit. Putri Beatrice bersembunyi di balik semak-semak. Baju yang ia kenakan sudah tidak karuan. Bajunya yang mewah sudah rusak karena banyak tersangkut ranting saat ia berlari tadi. "Kena!" Bandit itu menemukan putri Beatrice yang bersembunyi di balik semak-semak. "Tidak! Pergi kamu! Berani-beraninya kamu melecehkan seorang putri kerajaan! Akan aku hukum kamu!" ancam putri Beatrice pada si bandit. "Hahaha hukuman kamu itu tidak akan berlaku di sini tuan putri. Karena kamu akan menjadi milik kami." Bandit itu langsung mendekap putri Beatrice. Menyeretnya kembali ke gerombolan kawannya. Putri Beatrice melihat kedua pengawalnya sudah tewas. Benar saja, dua pengawal itu gagal mengalahkan sepuluh badit itu. Entah bagaimana nasib putri Beatrice sekrang. Bukan informasi tentang jenderal Vladimir yang ia dapatkan. Malah petaka yang putri Beatrice dapatkan. "Lepaskan tuan putri!" Perintah seseorang yang suaranya sangat familiar bagi putri Beatrice. Putri Beatrice melihat ke arah suara. Ternyata yang datang adalah jenderal Vladimir dan pasukannya. "Wah wah wah ada pahlawan kesiangan. Kamu mau tuan putri? Hadapi kami dulu!" Tantang si bandit. Wwuuuuzzz! Anak panah jenderal Vladimir mengenai topi si ketua bandit. Untungnya hanya topinya yang kena dan tertancap di pohon. Kalau sampai mengenai kepalanya. Mungkin sudah pecah berlumuran darah. "Beraninya kau!" Bandit itu geram kemudian menghunuskan pedangnya ke arah jenderal Vladimir. Salah satu bandit memegang putri Beatrice agar tidak kabur. Sembilan yang lainnya, termasuk si ketua bandit menyerang jenderal Vladimir dan pasukannya. Dengan gagahnya Jenderal Vladimir menebas siapapun yang menyerangnya dengan pedang milik mediang ayahnya. Tanpa ragu dan tanpa ampun, meskipun begitu. Jenderal Vladimir tidak pernah menebas musuhnya meninggal seketika. Ia hanya memotong tangan atau kakinya. Beda kalau di Medan perang. Tentu jenderal Vladimir menebasnya sampai tewas. Putri Beatrice melihat kegigihan jenderal Vladimir menolongnya. Mungkin memang jenderal Vladimir telah di utus oleh raja Castillejo untuk menyelamatkan putri Beatrice. Namun, dengan menyelamatkan dirinya. Berati jenderal Vladimir juga mempertaruhkan nyawanya. Apa selama ini ia salah menilai Jenderal Vladimir? "Hentikan! Jika kalian ingin sang putri tetap hidup. Menyerahkan dan biarkan kami pergi. Jika tidak aku akan menebas leher tuan putri sampai mati," ancam sang bandit. Mendengar perkataan sang bandit. Jenderal Vladimir langsung menghentikan perkelahiannya. Dengan licik ketua badit itu menebas punggung jenderal Vladimir dengan menggunakan pedangnya. Namun, hal itu tidak melumpuhkan jenderal Vladimir. Ia berbalik menebas tangan ketua bandit sampai putus. Melihat kejadian itu semua bandit kabur dengan membawa teman-temannya yang terluka. Putri Beatrice menghampiri jenderal Vladimir yang terluka. Rasa bersalah mulai menyelimuti dirinya. Kalau saja dia tidak nekat keluar istana tanpa izin. Mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Dua pengawal kepercayaan mati dengan sia-sia. Sekarang jendaral kepercayaan ayahnya juga terluka. "Apa kamu bisa bertahan?" Tanya Putri Beatrice panik saat darah segar mengalir deras dari punggung sang jenderal. "Kembali ke istana!" Perintah Jenderal Vladimir tanpa menghiraukan pertanyaan dari putri Beatrice. Putri Beatrice di minta untuk masuk ke dalam kereta kuda. Sementara wakil jenderal Norman mengobati luka jenderal Vladimir dengan tanaman obat seadanya. "Lukanya sangat dalam. Lebih baik tuan jangan banyak bergerak. Aku akan racikan obat, seperti racikan obat yang anda berikan kepada sang naga. Bertahanlah, setelah sampai istana aku akan panggilkan tabib terbaik untuk menjahit luka sayatan ini," ucap wakil jenderal Norman. Ia juga takut Jenderal Vladimir tidak mampu bertahan. Sepetinya ia kehilangan banyak darah. Wajahnya sudah sangat pucat. Baru kali ini wakil jenderal Norman melihat Jenderal Vladimir terluka. Dengan cepat ia memerintahkan sebagian prajuritnya untuk mengambilkan beberapa tanaman obat di sekitar tempat kejadian. Sayangnya, karena letaknya di gurun pasir. Tidak banyak tanaman obat yang di dapatkan. Hanya beberapa saja. Wakil jenderal Norman tetap meracik bahan obat seadanya. Setidaknya pendarahannya bisa di hentikan dan luka jenderal Vladimir dapat di obati. Setelah memberikan obat hasil racikannya. Wakil jenderal Norman membalut rapih luka jenderal Vladimir dengan kain putih. Semoga saja racikan obat itu bisa membuat Jenderal Vladimir bertahan sampai di istana. Merekapun mulai pulang menuju istana. Kuda Axio di tunggangi oleh wakil jenderal Norman. Sementara Jenderal Vladimir di baringkan di kereta kuda tuan putri. Tentunya atas izin putri Beatrice. Mana mungkin ia tidak mengizinkannya. Jenderal Vladimir terluka karena menolong putri Beatrice. Sepanjang perjalanan. Putri Beatrice memperhatikan sang jenderal yang terluka. Jenderal Vladimir terlihat sangat kuat. Tidak ada tangis rintihan sekalipun dari mulutnya. Matanya hanya terpejam. Dengan pelipisnya yang di penuhi oleh keringat dingin. Pasti sangat sakit, itu yang ada di dalam pikiran Putri Beatrice. Putri Beatrice menyeka keringat milik jenderal Vladimir dengan tangannya. Ia juga sangat cemas melihat kondisi Jenderal Vladimir sekarang. "Jangan coba mencari tahu lagi tentang aku. Karena tuan putri tidak akan menemukan apapun," desisnya dengan menahan sakit yang ia dera sekarang. Ternyata jenderal Vladimir sudah tahu tentang kecurigaan Putri Beatrice pada dirinya. Merasa di tangkap basah. Putri Beatrice bersikap keras kepala. "Kamu kerja sama kan sama para bandit tadi? Jangan-jangan Vasko yang menyuruhnya untuk menyerangku?" Tuduh Putri Beatrice. "Hentikan tuan putri! Luka ini bukan pura-pura mana mungkin jika kami bersekongkol. Aku menebas ketua bandit sampai tangannya putus. Jika tuan putri mencari tahu tentang aku. Memang tidak akan ada yang tahu tentang aku. Ya, aku masuk ke dalam kerajaan karena menuntut balas dendam. Tapi percaya bukan raja target utamaku!" Tegasnya. Akhirnya ia membocorkan misinya yang selama ini ia tutup rapat. "Aku hanya ingin tahu kamu punya orang tua atau tidak," putri Beatrice tetap bersi kukuh ingin tahu asal usul Jenderal Vladimir. "Orang tuaku telah mati saat aku sedang kecil. Tuan putri pergi ke Serbia pun tidak akan tahu tentang aku. Karena saat itu semua orang mati di musnahkan raja rakus. Jadi hentikan mencari tahu tentang aku. Karena tuan putri tidak akan menemukan apa-apa tentang aku," jelas Jenderal Vladimir. Baru kali ini jenderal Vladimir menceritakan tentang masa lalunya. Entah sedang pengaruh rasa sakitnya ia bisa jujur. Entah memang Jenderal Vladimir ingin jujur demi mengentikan kecurigaan Putri Beatrice. "Percayalah, aku tidak akan menyakiti yang mulia raja. Bahkan jikalau memang tuan putri tidak mau aku menjadi suamimu. Aku akan bantah permintaan yang mulia raja," setelah ucapan itu jenderal Vladimir memejamkan matanya rasanya sakit di punggungnya sudah tidak tertahankan lagi. Mungkin dengan diam bisa sedikit mengurangi rasa sakitnya. Putri Beatrice hanya terdiam dengan apa yang di ucapkan jenderal Vladimir. Menuntut balas dendam katanya? Pada siapa? Dan kenapa harus masuk di kerajaan Kuzkha? Pertanyaan itu terus berkelebat di dalam benak putri Beatrice. Semua yang di ucapkan Jenderal Vladimir ada benarnya. Mana mungkin juga mereka bersekongkol. Dua pengawalnya mati, para bandit terluka dan jenderal Vladimir terluka. Itu artinya memang ini kejadian yang nyata tanpa rekayasa dari Jenderal Vladimir atau Vasko yang seperti putri Beatrice tuduhkan. Putri Beatrice harus menerima hukuman yang akan di putuskan oleh ayahnya. Atas tidakan gegabah yang dia ambil. Apapun hukumannya ia harus jalani. Bahkan mungkin jika raja Castillejo memutuskan untuk meminta Putri Beatrice menikah dengan Jenderal Vladimir. Ia harus mematuhinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD