“Ish, si bapak nggak bisa pelan dikit aja gitu,” keluh Melati yang sedari tadi memiringkan tubuhnya.
Akhirnya, Wira bergiliran untuk memijat-mijat tubuh istrinya yang sedari tadi tidak bisa diam.
Melati yang tiba-tiba merasakan enak itu sampai berserdawa panjang, hingga membuat Wira bergidik ngeri.
“Kamu, bisa sopan dulu nggak sama saya?”
“Ya maaf, habis enak banget angin di perut saya ilang, Pak. Eh, kok bapak bisa mijit juga?” tanya Melati dengan basa-basi.
Lebih enak mendapatkan pijatan Wira, daripada kerikannya setengah mati, Melati menahan kerasnya koin melukis di punggung belakangnya.
Melati tidak bisa menjaga image kembali di depan lelaki itu. Dia sampai menutup mulutnya agar bisa menahan serdawa, tetapi tetap saja masih berbunyi.
Wira menarik tangan Melati dari mulutnya. “Ng
