Kelana 42

1126 Words

Pagi menunjukkan pukul 8, Kelana hampir saja terlambat, ia langsung masuk ke kantor dengan napas memburu karena berlarian, kesempatan terkahir yang diberikan Pak Rabi selaku managernya adalah hal yang serius, jika ia sekali saja terlambat, ia pasti akan di berikan surat pemberhentian. Untung saja tugas dari abangnya itu sudah berkurang, jadi ia tidak perlu bersusah payah untuk bangun ketika waktunya kerja. Kelana menoleh sesaat melihat Panji yang saat ini sudah duduk di kursi kerjanya, biasanya kalau dia datang, Panji akan menoleh melihatnya, namun Panji terlihat tak perduli dengan kedatangannya. Kelana menggeleng, ia berusaha untuk tak memikirkan Panji, ia tak boleh berharap banyak lagi, karena ia sendiri yang sudah memutuskan hubungan ini. “Kamu kenapa hampir telat?” tanya Iza berbisi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD