Tidak. Yang ada di hadapanku saat ini bukan Pak Anggit sebab Pak Anggit yang aku tahu tidak akan mungkin bertingkah seducting begini. Meski diselimuti cahaya tak seberapa, aku bisa merasakan hujaman tatapan matanya dan smrik tipis di sebelah sudut bibirnya. “Nun … jukin apa?” Alih-alih menjawab, Pak tubuh Pak Anggit malah makin condong sehingga kepalanya terdorong ke samping kepalaku. Aku mengerejap panik. Aku memang bukan cewek perawan kemarin sore, tapi bukan berarti aku mau-mau aja digrepe-grepe. “Eh eh, Bapak mau ngapain?!” Di saat yang sama tali yang melintang di tubuhku mengendur. “Nunjukin cara lepas safety belt,” jawab Pak Anggit kalem sambil menarik diri dan duduk dengan benar di kursinya. Sesaat aku Cuma bisa melongo. “Nunjukin cara lepas safety belt?” “Kamu kelihatan kes