Cantika mencengkeram setir mobilnya dengan kuat. Hatinya panas, wajahnya merah padam, bibirnya terkatup rapat. Pipinya banjir oleh air mata. Flashback Rasa kesal Cantika pada Wahyu dan kawan-kawannya terasa begitu menyesakan dadanya. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang saja. Tiba-tiba pandangannya terpaku pada satu titik. Tampak oleh matanya, jauh di depan sana, seorang pria yang sangat dikenalnya tengah berhenti di tepi jalan. Dan membiarkan seorang wanita yang menggendong bayi, dan dua orang anak kecil naik ke atas motornya. Hatinya terkesiap melihat pemandangan itu. Air matanya terus mengalir. Perasaannya sungguh terluka melihat suaminya berboncengan dengan wanita lain, seorang wanita yang ia ketahui sebagai seorang janda. Perasaannya yang sedang tidak baik sejak tad