bc

Suami Pilihan Cantika

book_age18+
14.8K
FOLLOW
251.4K
READ
family
love after marriage
age gap
goodgirl
inspirational
comedy
sweet
regency
asexual
husband
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini bagian dari FARMERS FAMILY.

Menceritakan tentang putri Raka dan Tari, Cantika.

Diusianya yang baru 20 tahun, Cantika sudah lulus sebagai Sarjana ekonomi

Ia bekerja di perusahaan batu bara milik kakeknya, Raffa.

Setiap ada lelaki yang menyatakan cinta, ia selalu menjawab tidak ingin pacaran, tapi ingin langsung menikah saja, karena Abbanya melarang ia berpacaran.

Sifatnya yang supel, wajahnya yang cantik, membuat banyak pria mengajukan pinangan pada orang tuanya, untuk bisa memperistri Cantika.

Abba dan Ammanya menyerahkan keputusan pada Cantika sepenuhnya.

Jika menolak, maka harus mencari alasan yang tepat.

Jika menerima, maka harus memilih, pria yang paling tepat.

Siapakah yang akan dipilih Cantika?

Very atau Maulana teman masa kecilnya.

Bayu atau Wahyu, kakak beradik yang memperebutkanya.

Taufik atau Rahman yang merupakan Paman dan keponakan.

Rifai'i atau Miqdad yang merupakan saudara sepupu.

Ataukah pelamar yang lainnya?

Yang suka cerita roman komedi dengan konflik yang ringan, silahkan baca cerita ini.

chap-preview
Free preview
PART. 1
PART. 1 Cantika duduk di hadapan Wahyu. Di depot bakso yang ada di kampung mereka. Jangan berpikir kalau mereka janjian makan di situ. Yang sebenarnya adalah. Cantika datang sendiri, sedang Wahyu berada di sana karena melihat Cantika. "Cantika, kenapa sih kamu tidak mau pacaran?" "Kata Abba, pacarannya setelah nikah saja, untuk menghindari dosa" "Tapi orangkan perlu pengenalan, penjajakan dulu sebelum menikah Cantika. Kalau menikah terus tidak cocok kan bisa bercerai" "Ehmm..tidak perlu pacaran untuk penjajakan, berteman biasapun bisa kok untuk mendalami sifat seseorang, lagi pula kak Wahyu ini harusnya sudah punya istri. Acil Soleha saja sudah punya anak dua" "Aku menunggumu siap untuk aku nikahi Cantika!" "Kalau begitu kenapa ngajakin pacaran, pria yang ingin menikahi seorang wanita bukan mengajak wanita itu pacaran, tapi dia akan datang melamar pada orang tua si wanita" "Aku akan datang ke rumahmu untuk melamarmu!" "Datang saja, tapi belum tentu diterima ya, karena sudah ada 15 orang yang datang melamarku pada Abba" "Apa! 15 orang? Banyak amat!" "Amat!? Ehmm yang namanya Amat sepertinya cuma satu kak Wahyu" "Bukan itu, maksudku banyak sekali" "Oooh, ya terserah kak Wahyu saja, tadi pagi kak Bayu juga bilang ingin melamarku, jadi orang tua kalian melamarku untuk kalian berdua dong ya" "Haah yang benar!?" "Ya benarlah, tadi pagi kak Bayu bilang begitu" "Aakkhh harusnya Bayu mengalah nih sama kakaknya!" "Hhh aku sudah kenyang, aku mau pulang" Cantika berdiri dari duduknya, lalu mendekati si penjual bakso. "Berapa Pak Le?" Tanya Cantika pada si penjual bakso. "Satu atau dua?" Tanya Joko si penjual bakso. "Berdua deh" "Tiga puluh ribu" Cantika membayar untuknya dan Wahyu. "Tumben nggak lupa bawa dompet, biasanya lupa" goda Joko. "Tadi memang lupa, pas isi bensin dompet nggak ada" "Pasti langsung telpon Paman Soleh buat minta dianterin dompet" "Hahaha...100% benar, nih ya Pak Le, 30 ribu, beli ya" "Jual Cantika cantik" sahut Joko sembari membungkukan sedikit tubuhnya. Wahyu masih termangu, mendengar betapa banyak saingannya dalam meraih cinta Cantika. "Kak Wahyu aku duluan, assalamuallaikum" "Walaikum salam" Wahyu menjawab dengan pikiran yang masih menerawang. Cantika meninggalkan depot bakso dengan motor maticnya. Di jalan ia bertemu Very. Very yang naik mobil menghadang laju motornya. "Very, apa-apaan sih, kalau aku jatuh bagaimana, mau kamu tanggung jawab mempermak kulitku?" Cantika melotot gusar pada Very. "Bagaimana dengan lamaranku kemarin Cantika?" "Abba belum memutuskan, karena banyak pelamar lainnya" "Apa? Berapa banyak?" "Sampai kemarin ada 15 orang, ditambah nanti kak Bayu dan kak Wahyu jadi 17 orang, kata kakek ada anak teman kakek yang ingin datang melamar juga. Makanya Abba belum memutuskan, siapa yang akan dipilih jadi suamiku" jawab Cantika apa adanya, tanpa bermaksud ataupun ada nada sombong pada suaranya. Very melongo mendengar jawaban Cantika. "Sebanyak itu?" "Iya" "Kamu tidak bohongkan?" "Ngapain aku bohong Very, bohong itu dosa!" "Bilang sama Abbamu supaya memilih aku Cantika" mohon Very. "Iih mana bisa begitu?" "Bisa dong, bilang kalau kamu cinta mati sama aku" "Cinta mati!? Aku masih ingin hidup Very, belum nikah masa sudah cinta mati, hiww...aku pergi assalamuallaikum" "Tunggu Cantika! Hhhhh walaikum salam" sahut Verry akhirnya. Cantika menjalankan kendaraannya dengan santai saja. Ia kembali ke rumahnya. "Assalamuallaikum" "Walaikum salam, dari mana sayang?" "Makan bakso Amma" "Sama siapa?" "Tadinya sih sendirian, tapi akhirnya di temani Kak Wahyu" "Ngobrolin apa sama Wahyu?" "Kak Wahyu bilang, mau melamarku juga Amma" "Heeh, tadi pagi kamu bilang Bayu yang mau melamar?" "Iya, jadi dua-duanya Amma" "Ooh begitu" "Abba belum pulang dari kebun Amma?" "Belum, kenapa?" "Kira-kira siapa yang akan dipilih Abba ya Amma?" "Amma tidak tahu Cantika, bisa saja nanti Abba menyerahkan pilihan kepadamu" "Haah, jangan Amma!" "Kenapa?" "Kalau aku salah pilih bagaimana?" "Sholat istikharah sebelum menjatuhkan pilihanmu sayang" "Amma" "Hmm" "Jatuh cinta itu seperti apa Amma?" "Maksudmu?" "Maksudku, apa yang kita rasakan di dalam hati kita, apa yang ada di dalam pikiran kita, saat kita jatuh cinta Amma?" "Itu sulit dijabarkan sayang, yang pasti saat kita merasakan jatuh cinta, kita ingin selalu berada di dekatnya, tidak ingin sedikitpun jauh darinya. Karena kita merasa nyaman bersamanya" jawab Tari. "Hmmm apa aku pernah merasakan hal seperti itu ya? Ehmm rasanya belum pernah ada cowok di luar sana yang membuat aku merasa seperti itu Amma" "Nanti saat kamu sudah menjatuhkan pilihanmu, mungkin saat itulah baru perasaan itu muncul" "Aku ingin Abba yang memilihkan suami untukku Amma" "Abba bilang, yang akan menjalani hidup berumah tangga adalah kamu sendiri. Jadi kamu yang paling berhak untuk menentukan pilihanmu. Pikirkanlah dari sekarang sayang, siapa yang kamu inginkan menjadi imammu" "Hhhhh..ya sudahlah, nanti aku pikirkan, aku kamar dulu ya Amma" "Iya" -- Cantika mengambil ponselnya. "Assalamuallaikum" "Walaikum salam, Paman Soleh di mana?" "Di sawah, ada apa? Bensin motormu sudah diisi, dompetmu sudah Paman ambilkan, ada apa lagi sayang?" "Aku mau curhat Paman" "Tapi Paman masih di sawah, curhatnya nanti malam saja ya" "Hhhh iya deh, assalamuallaikum" "Walaikum salam" Cantika diam sejenak, kemudian ia mencari nomer seseorang. "Assalamuallaikum Nul, kamu di mana?" "Walaikum salam Cantika cantik, aku di rumah, ada apa?" "Lagi sibuk tidak?" "Tidak, ada apa sih!?" "Aku ke sana ya" "Boleh, tapi bawa buah buat ngerujak ya" "Boleh deh, ntar aku petik dulu, bikin sambel rujaknya yang enak ya" "Siip, assalamuallaikum" "Walaikum salam" Cantika segera turun ke lantai bawah, lalu ke luar ke samping rumah. Ia memanjat pohon jambu air, dan mangga untuk dibawa ke rumah Nur. "Cantika, buat apa metik buah" "Mau ngerujak sama Nur, Amma" "Ngerujak, bukannya tadi kamu barusan makan bakso ya" "Iih Amma, makan bakso sama ngerujak kan beda" "Hhhh hati-hati jatuh" "Beres Amma" Tari tidak lagi secemas dulu saat melihat Cantika dan Arka memanjat pohon. Hal itu sekarang sudah biasa. Tiba-tiba ia kangen putranya. Raka memang mengijinkan Arka kuliah di Jakarta (sama dengan Cantika, usia 16 tahun Arka sudah jadi mahasiswa). Tapi untuk Cantika, ia tidak mengijinkan berada jauh dari mereka. ***BERSAMBUNG***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Nur Cahaya Cinta

read
362.8K
bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Istri Muda

read
394.1K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.6K
bc

Chandani's Last Love

read
1.4M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook