Sofia berdiri di depan mobil Reynold. Dia meminta Reynold yang baru saja berdiri di depannya untuk membuka pintu mobil.
"Sofia, maafin gue. Lu pasti sudah tahu bagaimana susahnya gue untuk melupakan semua kenangan masa lalu," kata Reynold.
Sofia langsung masuk ke dalam mobil, sedangkan Reynold menghelakan napas kasar lalu menyusul perempuan itu. Suasana di dalam mobil menjadi mencekam dan hanya terdengar helaan napas dari gadis yang duduk di samping Reynold.
"Gue mohon sama lu agar bisa buka hati buat gue. Kita bisa ganti ucapan gue lu menjadi aku kamu," pinta Sofia dengan wajah memelas.
"Oke, Sofia. Aku akan mencobanya. Maaf karena membuat makan siang kita tidak enak," balas Reynold.
Reynold menatap Sofia sambil mengusap lembut perutnya.
"Untung sudah selesai makan, jadi aku sudah kenyang," kata Reynold.
"Kamu bisa aja," kata Sofia.
Sofia menatap wajah Reynold lembut saat merasakan usapan di puncak kepalanya, dia sangat menyukai dan mencintai Reynold. Dia berharap Reynold bisa melupakan Alexa.
Reynold menjalankan mobilnya meninggalkan halaman parkir restoran. Tidak lama ponsel Reynold berbunyi tanda ada pesan masuk.
"Ada pesan di ponsel kamu," kata Sofia.
"Iya, biarkan saja. Paling asisten aku," balas Reynold.
"Reynold, boleh aku bertanya?" tanya Sofia.
"Boleh, Sofia. A0a yang mau kamu tanyakan?" tanya Reynold.
Reynold menengok ke arah Sofia sebentar. Dia melihat wajah perempuan itu dengan tatapan penasaran.
"Kenapa kamu harus menerima mantan istri kamu bekerja di tempat kamu? Dia saja sudah tidak mengenali kamu," kata Sofia.
"Dia jelas saja tidak mengenali aku karena aku bukan pria culun yang dia nikahi dulu. Bentuk tubuhku yang lebih berisi dan atletis, ditambah aku tidak memakai kacamata tebal, kawat gigi dan rambut poni menyamping itu. Wajahku sudah berubah juga semenjak dokter merawat wajahku agar lebih baik," jawab Reynold.
Sofia akui memang ucapan Reynold benar, wajah pria itu sudah benar-benar terlihat berbeda.
"Reynold, aku sebenarnya cemburu. Kamu akan bertemu dia tiap hari, sedangkan aku belum tentu," kata Sofia.
"Sofia, kita ini masih pendekatan dan kamu tahu apa tujuan aku pada Alexa," balas Reynold.
"Kamu tidak perlu menyebut namanya. Aku sebal sekali tiap kali mendengar nama dia, apalagi dia meninggalkan kamu saat kamu benar-benar terpuruk. Apa kamu tidak ingat siapa yang bersama kamu waktu itu saat terpuruk? Bukan Alexa," kata Sofia.
"Iya aku tahu. Jangan diungkit terus," balas Reynold.
Sofia memilih tidak melanjutkan obrolan mereka saat mendengar ucapan Reynold yang terdengar kesal.
"Maaf," kata Sofia.
"Aku antarkan kamu pulang dulu, aku mau menyelesaikan presentasi untuk besok rapat," kata Reynold.
Sofia menatap Reynold dalam. Dia sekali lagi meminta maaf pada pria itu karena sudah membuat kesal hari ini.
"Sofia, tidak apa-apa. Kamu santai saja," kata Reynold ramah.
Beberapa menit berlalu, mobil itu akhirnya sampai di depan rumah Sofia. Sofia hanya menatap ke arah rumahnya, dia masih ingin bersama Reynold.
"Sudah sampai," kata Sofia.
"Nanti kita bisa bertemu lagi, Sofia. Kamu juga bisa kirim pesan dan telepon aku," balas Reynold berusaha menenangkan Sofia yang terlihat enggan berpisah darinya.
"Iya. Boleh aku peluk kamu?" tanya Sofia menatap mata Reynold.
"Iya boleh, sini," jawab Reynold merentangkan tangannya.
Sofia berhambur ke pelukan Reynold. Dia meminta Reynold agar memberikan kabar saat sudah sampai di kantor.
"Iya aku akan mengabari kamu," kata Reynold membelai lembut punggung Sofia lalu melepaskan pelukannya.
"Aku turun, kamu tidak mau mampir?" tanya Sofia.
"Tidak, Sofia. Aku tidak enak sama keluarga kamu," jawab Reynold.
"Kenapa? Orang tuaku justru senang kalau kamu datang," kata Sofia dengan senyum lebar.
Reynold menggenggam tangan Sofia lalu menatap manik mata Sofia.
"Aku berjanji akan mampir saat membawa sesuatu untuk keluarga kamu. Aku tidak enak kalau mampir lagi, tapi tidak bawa apa pun untuk mereka," balas Reynold.
"Kamu manis banget sih," kata Sofia mengelus tangan Reynold yang menggenggamnya.
"Iya kamu juga manis, Sofia. Sampaikan salamku untuk kedua orang tua kamu," balas Reynold.
"Iya. Terima kasih, Reynold," balas Sofia.
Sofia turun dari mobil dan menutup pintu mobil. Reynold membuka kaca lalu melambaikan tangan pada Sofia.
"Aku jalan," kata Reynold.
Reynold melihat Sofia sudah masuk ke dalam rumah menutup jendela lalu membuka ponselnya. Di sana pesan dari Nick.
"Sial! Kenapa, Alexa? Apa kamu benar-benar melupakan cinta kita? Aku tidak akan pernah menganggap ini usai, aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku lagi dan memberikan pelajaran untuk kamu," kata Reynold.
Reynold bersandar di kursi kemudi. Dia memejamkan matanya setelah melihat foto kemesraan Alexa dan Gerry di dalam mobil.
"Mereka sangat menjijikan, memadu kasih di dalam mobil seperti tidak ada tempat lain," gumam Reynold.
Reynold membalas pesan Nick dengan tangan bergetar. Dia merasa sakit hati saat melihat adegan di foto tadi.
"Aku akan membuat kamu menderita," kata Reynold.
Reynold menutup ponselnya. Dia menatap nanar ke jalanan lalu mulai menjalankan mobilnya. Dia mengambil rokok elektrik dari laci dan menyalakannya setelah membuka jendela.
"Kenapa ini sangat sakit? Aku ingin kamu menderita seperti yang aku rasakan, tapi aku juga masih mencintaimu. Seandainya waktu bisa diputar, ku tidak mau diriku yang dulu dan payah di depan kamu, Alexa. Aku merasa sendiri saat ini semenjak kehilangan kamu dan orang tua ku. Bisakah aku melihat kamu yang manis hanya untuk aku seperti dulu?" gumam Reynold.
***
Sofia yang berada di rumah memeluk mamanya. Dia hari ini sangat bahagia karena Reynold sudah mau berusaha melakukan pendekatan dengannya.
"Sayang, kamu jangan terlalu senang begini. Mama tidak mau lihat kamu nanti sedih," kata Laura.
"Iya aku tahu aku tidak boleh terlalu bahagia, tapi aku kali ini yakin Reynold akan membuka hatinya perlahan padaku. Ma, doakan aku," balas Sofia.
"Mama selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga akan membantu kamu jika kamu butuh bantuan. Mama selalu ada untuk kamu," kata Laura.
"Iya, makasih banyak," balas Sofia.
"Terus tadi Reynold tidak mau mampir ke sini karena mau ke kantor?" tanya Laura.
"Iya dia mau ke kantor. Ya sudah nanti kita baru lanjut, aku mau mandi dulu," jawab Sofia.
"Oke, mandi sana biar tidak bau badan," kata Laura.
"Enak aja. Sofia selalu wangi kok," balas Sofia.
"Mama percaya kok kamu wangi terus," kata Laura.
Laura menatap putrinya yang sudah pergi ke kamar setelah berpamitan.
"Mama harap kamu tidak sakit hati. Mama tahu Reynold sulit melupakan mantan istrinya, tapi kamu harus kuat jika nanti hubungan kamu bersama Reynold tidak sesuai harapan. Mama tidak akan membiarkan orang lain menyakiti kamu," gumam Laura.