First Plan

1345 Words
Alexa yang baru sampai di apartemennya langsung mengecek ponselnya. Dia melihat sudah banyak pesan masuk dari asisten bosnya mengambil laptop untuk melihat file-file yang harus dia siapkan. Besok akan menjadi hari yang cukup berat untuk Alexa. "Aku harus semangat untuk besok," kata Alexa. Ponsel Alexa mendadak berdering. Dia melihat nomor yang menelepon tidak ada di kontaknya. "Siapa ini? Angkat aja deh," gumam Alexa. "Halo, ini dengan Alexa? Ini Reynold," kata Reynold. "Tuan Reynold, ada yang bisa saya bantu?" tanya Alexa. "Kamu sudah menerima semua yang harus disiapkan besok?" tanya Reynold dengan smirk miringnya. "Sudah. Ini sedang saya pelajari," jawab Alexa lembut. "Besok kamu bisa datang tepat waktu? Ini permintaan saya, jangan membuat saya kecewa di hari pertama," kata Reynold. "Siap, saya akan datang tepat waktu," balas Alexa semangat. "Ya sudah terima kasih," kata Reynold. Alexa melihat panggilan telepon itu sudah terputus menaruh ponselnya. Dia membaca kembali yang dikirimkan oleh asisten Reynold dan membuatkan presentasi. *** Reynold yang masih belum menatap laptopnya. Dia melihat Alexa tengah sibuk dengan laptopnya dari kamera yang dia pasang sembunyi-sembunyi di tempat Alexa. "Alexa, mantanku, maafkan aku karena sudah memata-matai kamu seperti ini. Aku ingin lihat bagaimana Gerry membuat kamu senang. Perlahan aku akan membuat kamu hancur," gumam Reynold. Pintu ruangan Reynold tiba-tiba diketok dari luar. Reynold melihat siapa yang datang menyuruh orang itu masuk. "Maaf. Apakah Tuan Reynold sudah mau pulang? Apakah besok sudah ada rencana untuk menyakiti mantan istri?" tanya Nick. Reynold terkekeh menyeramkan membuat Nick ikut merinding menatap wajah tuannya. "Iya aku akan pulang. Kamu juga sudah tahu soal rencana yang akan aku berikan pada Alexa. Aku ingin membuat hari pertamanya buruk, aku ingin melihatnya menangis dan tidak berdaya," kata Reynold sambil tertawa keras dan memukul mejanya. "Baik, Tuan. Saya akan membuat dia mengalami hari yang sangat buruk," balas Nick. "Betul, dia harus mendapatkan hukuman atas perbuatannya," kata Reynold sambil mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. "Tuanku benar-benar berubah. Nona Alexa akan merasakan kemurkaan dan betapa sakitnya hati tuan selama ini karena ditinggal olehnya," gumam Nick. "Iya. Aku siapkan mobil terlebih dahulu," balas Nick. "Iya, Nick. Nanti kabarin biar aku bisa ke lobi," balas Reynold. "Siap," kata Nick. Nick lalu melangkah keluar dari ruangan tuannya untuk menyiapkan mobil. *** Di apartemen, Alexa merasa bingung saat melihat banyak bermunculan data-data baru yang dikirimkan oleh Nick. "Apa-apaan ini? Kenapa jadi banyak banget? Aku tidak mungkin menyelesaikannya dalam waktu sebentar," kata Alexa. Alexa menarik napas lalu menghembuskannya. Dia menatap kembali laptop yang terdapat banyak data dari Nick. "Alexa tenang, jangan panik. Kita kerjakan baik-baik," gumam Alexa yang menyemangati dirinya. Berjam-jam telah berlalu, Gerry baru pulang ke apartemen. Gerry membuka pintu kamar hingga dia dapat melihat Alexa yang tertidur sambil duduk dan memangku laptopnya. Gerry membuka jasnya, dia ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh terlebih dahulu. Setelah selesai bersih-bersih, Gerry melihat Alexa masih di sisi yang sama membelai lembut pipi kekasihnya. "Sayang, bangun. Tidur yang benar, nanti kamu sakit," kats Gerry. "Iya," balas Alexa. Alexa membuka perlahan matanya. Dia melihat Gerry yang sudah rapi dengan pakaian tidur memeluk kekasihnya. "Tidur yang benar. Ini simpan laptopnya. Sudah kelar belum?" tanya Gerry. "Sudah. Aku tadi ketiduran tadi, capek banget," jawab Alexa. "Oke aku bantu rapikan," balas Gerry. "Makasih, Gerry," kata Alexa. "Sama-sama," kata Gerry. Gerry mengecup kening Alexa lalu membereskan laptop dan meja kecil yang di atas ranjang. Gerry setelah itu naik ke ranjang dan tertidur di samping Alexa. *** Suara alarm jam dari ponsel berdering membuat Alexa langsung bangun dan melihat jam, dia takut telat. Dia au melihat ke samping, Gerry masih tidur. "Sayang, bangun. Nanti kamu terlambat ke kantor," kata Alexa lembut. "Iya nanti. Sayang, kamu berangkat duluan saja, aku masih mengantuk. Siapkan saja aku sarapan sebelum pergi," balas Gerry. "Oke, Sayang," kata Alexa. Alexa menghelakan napas. Dia pikir akan diantar oleh Gerry, tapi ternyata tidak. "Sebaiknya aku bersiap sekarang daripada nanti telat," gumam Alexa. Alexa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap dengan cepat. Setelah Alexa selesai bersiap, dia langsung mengobrak-abrik dapur untuk menyiapkan sarapan. *** Gerry yang mengendus bau wangi makanan keluar dari kamar. "Harumnya," kata Gerry. "Sayang, kamu sudah bangun? Aku kira bangun siang. Duduk dan makan bareng aku aja," balas Alexa. "Kamu pagi amat mau berangkat," kata Gerry. "Ini sudah jam tujuh kurang, aku takut telat," balas Alexa. "Bos kamu kerajinan, pagi-pagi sudah mengajak rapat," kata Gerry sambil memakan sarapan di hadapannya. "Iya aku juga heran," balas Alexa sambil memasukkan sarapannya ke kotak bekal. "Kamu tidak sarapan dulu? Temani aku dong," kata Gerry. "Aku tidak bisa, Gerry. Maaf kali ini aku benar-benar tidak bisa, semoga besok lain kali aku bisa menemani kamu seperti biasa," balas Alexa lembut. Alexa memasukkan kotak makan dan laptopnya ke tas. "Iya, Sayang. Tidak apa-apa kalau kita tidak bisa makan bersama, aku tidak mau kamu jadi pengangguran dan merepotkan aku," kata Gerry. "Iya, Sayang. Aku pergi," balas Alexa. Alexa menggenggam tali tasnya dengan erat, dia merasa sakit hati saat mendengar ucapan kekasihnya. Dia keluar dari apartemen dan langsung mencari taksi, tapi tak kunjung datang. "Taksi pada ke mana sih?" gumam Alexa. Alexa melihat jam sudah menunjukkan jam tujuh lewat makin gelisah. Dia berlari ke jalanan. Dia melihat ada bus menaiki bus yang penuh dengan orang-orang. "Cantik, lihat sini dong," kata seorang pria dengan wajah dan tubuh dipenuhi tato. Alexa menyueki pria itu membuat pria bertato itu makin mendekatinya. "Apa-apaan ini?" gumam Alexa kesal. "Sombong banget. Kenalkan namaku Alan," kata Alan yang makin mendekat ke tubuh Alexa. "Jangan kurang ajar!" teriak Alexa. "Galak banget. Mau ke mana sih? Mau kerja aja seksi begini," kata Alan. Alexa melihat ke depan. Dia melihat bus itu sebentar lagi akan sampai di halte yang lumayan dekat perusahaan tempat dia bekerja menyuruh bus itu berhenti. "Berhenti, saya di sini saja!" teriak Alexa. Alexa turun. Pria bernama Alan ikut turun dan menarik tangan Alexa. "Perempuan kurang ajar!" teriak Alan saat merasakan tamparan kencang melayang ke pipinya. "Apa masalah saya dengan kamu? Jangan ganggu saya," kata Alexa dengan mata melotot. "Sombong sekali," kata Alan sambil bersiul. Alexa terkejut saat tiba-tiba ada tiga orang yang muncul "Kalian mau apa? Mau uang, saya akan kasih. Jangan ganggu saya," kata Alexa. Alexa berjalan mundur, tapi dia menabrak tubuh pria lainnya. "Boleh juga nih kita garap," kata Nius. "Biar gue aja duluan main-main sama nih perempuan. Kalian nanti," balas Alan. "Kalau kalian masih menghalangi saya, saya akan berteriak," kata Alexa. "Boleh kalau kamu mau berteriak nikmat," balas Alan. "Hei, lihat di sini sepi dan tidak ada orang yang akan membantu kamu. Cantik buru-buru amat sih, mau ke mana?" tanya Dave. "Jangan ganggu saya. Tolong!" teriak Alexa. Alexa hendak berteriak lagi, tapi tidak bisa saat mulutnya dibekap oleh Alan dan dia diseret ke semak-semak. Dia dibawa menuju sebuah gudang tua. "Kamu harus menuruti kami," kata Leo. Alexa meronta-meronta membuat Alan yang kesal memukul tengkuknya hingga dia pingsan. Tangan dan kaki Alexa diikat di sebuah ranjang tua dan kotor. "Gue telepon bos kita dulu. Lu jaga perempuan ini, Dave," kata Alan. "Siap, Alan. Segera telepon biar kita dapat uang cepat," balas Dave. Alan menelepon bos mereka. Mereka berbicara mengenai rencana selanjutnya. "Kita disuruh menunggu, bos kita akan datang," kata Alan. "Nanti nih cewek keburu sadar," kata Dave. "Tutup matanya," perintah Alan. "Oke," balas Dave. Anggota Alan yang lain berjaga di depan, sedangkan mereka berdua menunggu di dalam gudang. "Bos sudah datang," kata Leo. Alan dan Dave beserta anggota yang lain membungkuk hormat. "Kerja yang bagus," kata Reynold. Reynold tersenyum miring saat menatap mantan istrinya yang tidak berdaya saat ini dan belum sadar. "Iya, Tuan. Untung tidak lama Tuan datang. Kami tutup matanya dulu karena tadi takut dia bangun," kata Alan. "Oke, kalian berjaga di luar," balas Reynold. "Baik, Tuan," kata Alan. Alan dan timnya keluar dari gudang. Nick yang mengikuti Reynold bingung apa yang mau dilakukan tuannya. "Nick, kamu tidak keluar dari sini?" tanya Reynold sambil mengangkat sebelah alisnya. "Tuan, apa yang mau Tuan lakukan?" tanya Nick. "Aku sudah lama tidak bertemu dengan mantan tersayangku, aku hanya ingin membuat kenangan yang tidak akan dapat dia lupakan," jawab ucap Reynold. "Tuan, apa tidak terlalu berlebihan kalau kita memberikan trauma di hari pertama dia akan bekerja?" tanya Nick.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD