Our Memory

1031 Words
Tidak lama mobil yang dikendarai Gerry berhenti di depan restoran Italia. "Akhirnya sampai juga," kata Gerry. "Iya. Kita masuk yuk, aku sudah lapar banget nih," balas Alexa antusias. Mereka berjalan ke dalam sambil bergandengan tangan. Tanpa sengaja mata Alexa bertemu dengan mata seseorang yang duduk tidak jauh dari pintu. "Sayang, kita di sebelah sini," kata Gerry. Alexa mengalihkan pandangannya. Dia berjalan mengikuti Gerry menuju tempat duduk mereka yang ditunjukan oleh salah satu pelayan. "Reynold, lu tidak makan lagi?" tanya Sofia. "Sebentar, gue mau ke toilet dulu," jawab Reynold sambil berdiri. "Oke," balas Sofia tersenyum. Pria itu berjalan ke arah toilet, tapi mendadak dia memutar balik karena ingin melihat ke arah lain. Matanya memancarkan kemarahan dan tangan dia mengepal. "Mantan istriku ternyata masih bisa tertawa. Lihat saja nanti bagaimana aku akan menghancurkan semuanya," gumam Reynold sambil menatap kedua insan yang sedang saling menyuapi satu sama lain dan tertawa bersama. Alexa dan Gerry memakan makanan yang mereka pesan sambil sesekali saling melempar candaan dan bercerita tentang hari mereka hari ini. "Sayang, tadi bos kamu bagaimana?" tanya Gerry sambil memakan pizza yang ada di hadapannya. "Orangnya sih kelihatannya tegas dan berwibawa," jawab Alexa. "Aku terlihat berwibawa tidak?" tanya Gerry. "Kamu selalu terlihat berwibawa di mataku," jawab Alexa mengedipkan matanya. "Kekasih aku centil banget sih," balas Gerry menatap lekat kedua mata kekasihnya. "Ada satu lagi, tadi bos aku itu mengingatkan aku sama mantan suamiku," kata Alexa. Seketika Gerry langsung terbatuk-batuk saat mendengar ucapan Alexa. Dia langsung meneguk minuman yang diberikan kekasihnya. "Memang wajah dia mirip?" tanya Gerry. "Enggak terlalu mirip sih," jawab Alexa sambil mengangkat kedua bahunya. "Nama perusahaan kamu nanti kerja apa?" tanya Gerry. "Nama perusahaanya Lucky," jawab Alexa. "Coba nanti aku cari tahu. Kamu tahu tidak mantan suami kamu itu sekarang di mana?" tanya Gerry. "Aku tidak tahu. Aku pasti sudah cerita pada kamu kalau aku tahu," jawab Alexa. "Siapa nama bos itu?" tanya Gerry. "Namanya sama dengan mantan suamiku," balas Alexa menarik tangan Gerry lalu menggenggamnya. "Tidak mungkin ada orang yang nama dan wajah hampir mirip, tapi beda. Aku tidak ngerti harus bagaimana mengungkapkannya," kata Gerry. "Sayang, yang penting aku sudah dapat kerjaan. Seingat aku dulu kamu pernah lihat mantan suamiku itu seculun apa dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk aku, jadi jangan curiga," balas Alexa. "Iya aku tahu, tapi masa mantan suami kamu yang merupakan orang terpandang bisa tiba-tiba menghilang begitu saja," kata Gerry dengan kening berkerut. "Terus kamu mau aku menyelidiki bos aku?" tanya Alexa. "Tidak perlu. Aku akan cari tahu, aku tidak mau nanti kamu dipecat," jawab Gerry. "Iya masa jadi pengangguran lagi," balas Alexa. Alexa sebenarnya hari ini ingin sekali menanyakan soal pernikahan mereka, tapi dia tidak mau mendesak Gerry. Dia tidak ingin mereka bertengkar seperti kemarin. "Sayang, kamu makan dulu, jangan melihat aku mulu," kata Gerry geleng-geleng kepala. "Aku kangen kita makan berdua begini, sudah lama sekali rasanya tidak seperti ini," balas Alexa. "Yaelah, kamu ini berlebihan sekali," kata Gerry. Tiba-tiba ponsel Gerry berdering membuat pria itu langsung menatap ponsel siapa yang meneleponnya. "Sayang, kenapa tidak diangkat?" tanya Alexa lembut. "Mamaku yang menelepon," jawab Gerry. Alexa meminta Gerry mengangkat telepon itu. Dia tidak mau mamanya Gerry makin jauh dari pria itu. "Aku angkatnya nanti aja," kata Gerry mematikan ponselnya. "Sampai kapan kamu akan bersikap tidak jelas begini pada hubungan kita? Aku butuh kepastian," gumam Alexa. "Aku lihat beberapa kali kamu melamun, apa yang kamu pikirkan?" tanya Gerry. "Aku Cuma berpikir apa mama kamu akan menerima aku menjadi menantunya suatu saat nanti," jawab Alexa menggigit bibirnya. "Sayang, kamu harus berusaha untuk itu. Aku yakin sekali kamu tahu kalau mamaku mamaku keras kepala banget, susah aku kasih tahu," kata Gerry. "Aku tahu, tapi sampai kapan kamu menggantung hubungan kita?" tanya Alex. Gerry tampak berpikir sambil menggenggam tangan Alexa. "Aku janji akan segera menikahi kamu. Bersabarlah," jawab Gerry. "Baiklah," balas Alexa. Alexa tidak tahu lagi harus berkata apa pada pria di hadapannya. Dia bingung dengan Gerry yang selalu saja mengulur waktu. "Kamu langsung pulang atau balik ke kantor?" tanya Alexa. "Aku ke kantor lagi, aku masih ada kerjaan yang harus aku kerjakan," jawab Gerry. "Oke. Nanti kabarin aku," kata Alexa. "Iya, Sayang," balas Gerry. Gerry memanggil pelayan untuk meminta tagihan pesanan mereka. Gerry membayar dengan kartunya. Dia lalu berjalan sama Alexa menuju meja lain. "Hei, Tuan Reynold. Kita berjumpa di sini," kata Gerry membuat Alexa yang berdiri di belakangnya terkejut. "Iya, Gerry. Kita ketemu lagi setelah pertemuan di rapat waktu itu," balas Reynold. "Iya, Tuan. Apakah Tuan berminat untuk kerja sama dengan perusahaan saya?" tanya Gerry. "Masih saya pikirkan," jawab Reynold. Reynold melihat mantan istrinya berdiri di belakang Gerry tersenyum. "Di belakang kamu siapa?" tanya Reynold. "Dia kekasih saya. Pasti yang di samping kamu itu kekasih kamu," kata Gerry. "Perempuan cantik ini adalah calon kekasih saya," balas Reynold tersenyum pada Sofia. Sofia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, tapi mata dia menatap ke arah Alexa. "Dasar perempuan tidak tahu diri, berani sekali dia muncul di hadapan gue dan Reynold," gumam Sofia. Alexa mengatakan pada Gerry bahwa dia bekerja di perusahaan Reynold membuat pria itu tersenyum. "Oh, jadi kekasihku ini kerja sama Tuan. Pantesan kalian seperti sudah mengenal," kata Gerry sambil tertawa. "Iya besok Alexa mulai bekerja di perusahaan aku. Tadi saya kira yang ikut sekretaris kamu yang bernama Hanna," balas Reynold. "Tuan, dia cuma sekretaris saya aja, tidak lebih," kata Gerry kikuk menatap ke arah Alexa yang menatap dengan penasaran. "Maaf saya tidak bermaksud berbicara begitu. Cuma bercanda aja," balas Reynold. "Iya tidak apa-apa," kata Gerry. "Kalian mau pulang?" tanya Reynold. "Iya, Tuan. Kita baru saja selesai makan, ini restoran favorit kekasih saya," jawab Gerry. "Oh begitu," balas Reynold. "Ini restoran kesukaan aku bersama Alexa," gumam Reynold. Reynold ingin sekali menghajar wajah Gerry, tapi dia saat ini harus bermain cantik. "Tuan, kami pamit pulang duluan. Saya ada urusan," kata Gerry ramah. "Iya, saya juga sudah mau balik," balas Reynold. Alexa dan Gerry menuju mobil mereka, sedangkan Reynold Bersama Sofia. "Ada apa?" tanya Reynold merasakan perutnya disikut. "Ini restoran kesukaan lu sama mantan lu?" tanya Sofia ketus. "Iya, tapi makanan di sini memang enak," jawab Reynold sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Terserah, malas gue jadinya," balas Sofia sambil melangkah cepat meninggalkan Reynold. "Sofia, tungguin gue!" teriak Reynold sambil berlari mengejar Sofia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD