"Luna, Papa ingin bicara serius sama kamu." Pak Lukman meletakkan sendok dan garpu di atas piring yang masih tersisa nasi goreng dan telur mata sapi, kemudian menatap anaknya dengan serius. Luna melakukan hal yang serupa dan dia malah menyela. "Sebelum Papa bicara, aku sudah tau kok. Pokoknya Luna gak mau buru-buru nikah. Udah bulan depan aja, kalau gak tahun depan." Tetap tenang dan egois menjadi ciri khas Luna saat ingin membantah meskipun pada akhirnya terpaksa mengalah karena tak ada bahan debat. Maklum saja otak udang serempat sendok nyam-nyam kata Akang Fanfan. "Meskipun kamu menolak, pernikahan sudah diputuskan akan digelar hari kamis ini. Pagi tadi pak Rinaldi sudah minta semua berkas, katanya beliau sendiri yang akan mendaftar ke KUA." "Apa?" Luna terperanjat. Bagaimana bisa di