"FANFAN!" Luna berteriak melihat Rafan melompat keluar dari jendela. "Selesaikan masalah lu sendiri." Rafan melambaikan tangan, lari ke rumahnya. Dia sudah tak ingin membantu Luna lagi. Apalagi sudah mau jam 8 pagi, dia harus ke kantor sekretariat. Hari ini ada kunjungan ke sungai untuk melihat lokasi dibangun PAM. Luna mencebik kesal. Dia harus berurusan dengan mamanya seorang diri. Apa yang harus dikatakan pada ibunya? Harusnya dia bilang Rafan itu bukan pacarnya? Atau harus mengakui kejadian sebenarnya kalau kedatangan Rafan hanya untuk cari ribut dengannya. Tapi apakah ibunya percaya? "Lun, ngapain melamun?" Fira tak pernah peka, harusnya ketika terdengar suara kegaduhan di kamar langsung menutup video call dari Bu Hera, bukan malah membawa ke kamar, jadinya malah tau kebobrokan Lun